55.SHDC«» Rizkiya

147 22 0
                                    

      Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik



Fania beristirahat di kamar Ratih, sedangkan Ratih mengobrol dengan Rizkiya. Gus Ikhsan duduk di depan halaman Masjid memainkan ponselnya itu.

    Sedangkan Azhar pergi ke rumahnya, Rizkiya mengobrol di samping Gus Ikhsan dengan jarak lima langkahan kaki.

     Gus Ikhsan memakai headset tidak mendengar apa yang mereka ucapkan. "Semoga ini keputusan yang benar, aku sudah melihat kebahagiaan di mata Ratih bersama Mas Raihan. Jika ini sudah takdirnya aku bisa apa? Tidak mungkin aku melawan takdir, bimbinglah aku ya Allah aku ingin mengejar S1 dan S2 juga agar Abah bangga kepadaku, aku tahu yang ku inginkan apa tapi aku juga tahu apa yang ku lakukan ini berbeda dengan keinginanku. Melihat Abah bahagia itu sudah lebih dari cukup," batin Gus Ikhsan.

     Ummi datang menghampiri Gus Ikhsan, Gus Ikhsan yang sedang melamun tidak menyadari kehadiran Ibunya Azhar.

     Sontak membuat Rizkiya dan Ratih menoleh menatap, Rizkiya mengambil ranting kecil lalu mulai menaruhnya di pundak Gus Ikhsan.

  Membuat Gus Ikhsan melepas headset itu menatap Ummi dengan bingung dan menatap Rizkiya dengan terkejut.

"Ada apa? Apakah kamu memintaku untuk menaruh ranting itu di tempat sampah ukhty?" Tanya Gus Ikhsan dengan polos.

"Ha? Kurang kerjaan sekali aku meminta bantuan mu seperti itu?"

  "Ummi, ada apa? Butuh bantuan?" Polos Gus Ikhsan.

"Nak, ini ada minuman untukmu Ummi baru dari mini market desa sebelah," ucap Ummi.

  Gus Ikhsan tersenyum dan mengambilnya, Ummi juga menawarkan hal yang sama untuk Ratih dan Rizkiya.

"Ukhty, sini aku buangkan rantingnya, ada yang mau ku bantu lagi?"

"Ahh Ikhsan, aku pusing menghadapi sikap polosmu itu, sudah bertahun-tahun kamu masih polos saja?" Lirih Rizkiya.

"Hah?" Menatap Rizkiya dengan wajah yang bingung.

"Sapulah halaman ini," pinta Rizkiya.

  Gus Ikhsan menatap sekeliling yang sudah bersih membuat Gus Ikhsan terdiam. "Apa yang harus ku sapu? Menyapu tanah?" Lirih Gus Ikhsan.

   Gus Ikhsan ingin melangkah tapi terhenti karena ranting yang di pegang Rizkiya tepat di perut Gus Ikhsan. "Ada apa Kak?"

"Kamu mau menyapu apa? Ini bersih!"

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang