Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, berupa vote dan komentarnya.
Menemukan typo? Bilang ya makasih 🙂🙏🏻
Partnya udah ku panjangin lebih dari 1500 kata
Hari demi hari Ratih melakukan semua kegiatan di sekolah madrasah, dua Minggu lagi pernikahan akan di laksanakan. Gus Ikhsan menjemput Ratih mengunakan taksi.
Ratih memandangi kamar yang sudah kosong itu, dengan sorotan mata yang berkaca-kaca. "Ya Allah terima kasih, sudah mengizinkan ku untuk tinggal di sini, izinkan aku untuk bertemu dengan ke dua orang tuaku ya Allah. Aku ingin mereka hadir di pernikahan ku," ucap Ratih.
Ratih keluar kamar tersebut menatap Gus Ikhsan dan Azhar yang memindahkan barang-barang milik Ratih di mobil Gus Faiz. "Assalamualaikum Ratih, apa kabar?"
Ratih tersenyum menjawab salam Gus Faiz. "Tiara akan sangat senang jika bertemu denganmu lagi, cepat kembalilah dengan selamat hemm."
Ratih menganggukkan kepalanya itu, Ratih menghampiri ibu Azhar memeluknya begitu erat. "Hemm sayangnya Ummi, mau menikah. Ummi akan datang sayang, jika kamu ada waktu ke sinilah, terima kasih sudah mendirikan sekolah kecil ini," ucap Ummi.
Ratih tersenyum melepas pelukan Ummi. "Makasih Ummi, sudah mau ku repotkan, oh ya Alena. Jika ia ke sini katakan aku merindukannya dan temui aku di rumah baruku nanti," ucap Ratih.
"Hahah anak ini, tidak merepotkan sama sekali sayang. Berhati-hatilah ke Jakartanya ya," ucap Ummi.
Ya, Gus Faiz membawa barang-barang Ratih sedangkan Gus Ikhsan dan Ratih akan pergi ke Jakarta untuk menemui orang tua Ratih.
Setelah berpamitan dengan anak-anak, Ratih membawa bungket bunga dan hadiah-hadiah yang di berikan anak didiknya.
Hembusan nafas panjang sebelum menaiki taksi menatap sekeliling halaman masjid mengenang pertemuan pertama kali dengan Ummi, pertemuan dengan anak-anak.
Tak terasa air matanya turun begitu saja, hembusan nafasnya tidak beraturan kini ia menghapus air mata itu dan mulai duduk di belakang.
Di dalam taksi hanya ada sebuah keheningan, Ratih melambaikan tangan kepada yang lain dengan air mata yang mengalir.
Ratih menatap setiap jalan dengan tatapan kosong. Gus Ikhsan hanya bisa melirik ke arah Ratih. "Terima kasih ya Allah sudah mempertemukan diriku dengan orang baik," bagian Ratih.
"Semoga berjalan dengan lancar di Jakarta aku harus menemukan orang tuanya agar hutang janjiku aku melunasinya," batin Gus Ikhsan.
"Ratih, apakah Kak Raihan sudah mengatakannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...