11. SHDC »« Riana

261 58 2
                                    

Mencintai bukan berarti memiliki, jika takdir memisahkan diriku dengan orang yang ku cintai, itu sudah kehendak Allah tugasku hanya tersenyum bahagia, walau pun hati sakit. Tapi Allah maha tahu yang terbaik untuk diriku yang ku pikir baik belum tentu baik bagi Allah, soo jangan menyalahkan takdir.

-Ikhsan Rayidil Bintang-

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Ada typo? Koreksi ya makasih

Ratih mulai terbiasa, akan membersihkan Masjid sebelum memasuki waktu solat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ratih mulai terbiasa, akan membersihkan Masjid sebelum memasuki waktu solat.

Mendekatkan diri dan menjaga masjid kini ia lakukan dengan sepenuh hati, tidak ada aktifitas apa pun di Masjid seperti pada umumnya.

Tidak ada pengajian, bahkan mengajar membaca Al Qur'an kepada anak-anak.

Berhari-hari sudah berlalu begitu cepat, kini Masjid menjadi sangat terurus.

Wanita yang memakai kerudung coklat dan gamis berwarna hitam itu duduk di depan Masjid melihat sekitar Masjid yang ramai akan anak-anak yang bermain.

"Apakah, mereka tidak mengaji? Apa aku menjadi guru ngaji anak-anak saja ya di Masjid ini agar lebih bermanfaat lagi?" Tanya Ratih pada dirinya sendiri.

Ia mulai berjalan menghampiri rumah Pak Akhsin untuk meminta izin membuka pembelajaran kitab suci Al Qur'an mengajarkan kepada anak-anak.

Pak Akhsin menyetujui keinginan Ratih, membuat Ratih semakin bersemangat, Pak Akhsin mulai membeli papan tulis serta meja untuk Ratih mengajar.

Kini tempat mengajar di belakang Masjid yang luas dan bersih itu tepat di samping rumah Pak Akhsin.

Anak-anak mulai mendaftarkan diri mereka tanpa di pungut biaya sama sekali.

Di sisi lain di kediaman rumah Pak Azizi terdapat seorang lelaki memakai kemeja berwarna putih, duduk di soffa menatap kitabnya itu dengan tatapan tajam.

Setelah selesai ia membacanya ia mulai menutupnya dan terdiam begitu lama.

Kini ia mulai meraih ponsel di mejanya mulai mencari nama Ayahnya itu.

"Assalamualaikum Abah, ini aku Azizi Abah apakah ada Ikhsan?" Tanya Pak Azizi.

"Waalaikumussalam Nak, kamu ini kenapa? Apakah kalian berbeda pendapat lagi?" Tanya Ayah Azizi.

"Maksud Abah?" Tanya Azizi.

"Selama ini kamu selalu menginginkan apa yang akan terjadi sesuai kehendak dirimu, kurangi Nak akan obsesimu itu jangan terlalu berambisi juga," ucap Ayah Azizi.

"Abah, aku menginginkan yang terbaik untuk Ikhsan dia harus menikah kan bisa menikah sembari kuliah," ucap Azizi.

"Bisa-bisa saja kalau, Ikhsan mau. Kalau dia tidak mau ya jangan di paksa lah," jelas Ayah Azizi.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang