AssalamualaikumAkhirnya bisa update jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca ada typo? Atau mau memberikan saran/review silahkan ya.
Makasih
Ratih terlelap tidur tidak ada yang membangunkannya untuk melakukan solat, dhuhur. Jam berlalu begitu cepat kini Ratih mulai membuka matanya dengan perlahan sembari melirik ke arah jam itu.
Wajahnya mulai terkejut melihat jam sudah menunjukkan jam dua siang. "Ya Allah, aku belum solat," ucapnya.
Setelah solat selesai, ia mulai membereskan kamarnya itu ia menaruh bingkai itu tepat di hadapannya di atas meja belajar dan mulai memakan sesuatu di meja belajar membuka rantang pemberian Ibu Tiana itu.
Seseorang mulai mengetuk pintu, lalu membukanya melihat Ratih yang memakan dengan perlahan. "Nak, baru makan?" Tanya Ibu Tiana.
Ratih mulai menoleh. Kini Ibu Tiana menatap foto bingkai dengan heran ia menatap, Ratih tidak tahu Ibu Tiana melihat apa ya merasa heran. "Aku baru bangun Ibu, terlelap tidur jadi baru makan. Kenapa ibu di luar saja? Masuklah jika ingin berbicara sesuatu," ucap Ratih sembari mengunyah.
Seorang lelaki mulai datang menatap kamar Ratih yang sempit, kini matanya mulai tertuju kepada bingkai foto itu. "Apakah Ratih, menyukai di antara mereka? Pupus sudah harapanku untuk mendapatkan hatinya," batin Azhar.
"Kenapa kalian bingung seperti itu? Melihat apa? Ini makanan pemberian Ibu Tiana," ucap Ratih menoleh ke arah tantangnya itu ia mulai membulatkan matanya begitu sempurna ketika melihat foto bingkai tersebut Pipinya mulai memerah serta ia menelan ludahnya dengan kasar.
Ratih mulai membalikkan foto tersebut. "Itu siapa sayang?" Tanya Ibu Tiana.
Azhar mulai memegang tangan ibunya itu sembari mengelengkan kepalanya itu.
"Ummi," ucap Azhar.
Ratih terdiam bagaimana ia menjelaskan di depan Azhar. "kenapa Azhar? Dan Ratih kenapa diam? Jika tidak mau memberitahunya tidak apa-apa Nak," ucapnya.
"Tidak bukan seperti itu Ibu. Dia pengurus pondok ku, guru muda di sana. Kebetulan aku menang lomba dan aku berfoto dengan mereka berdua," sambung Ratih.
Azhar mulai melangkahkan kaki untuk menjauh agar Ratih merasa nyaman. "Oh ibu kira apa." Ibu Tiana menatap anaknya menjauh ia mulai masuk ke dalam kamar Ratih.
"Apa Ibu boleh lihat?"
Ratih mulai mengambil bingkai foto itu sedangkan Ratih melanjutkan makannya itu. "Guru muda tampan semuanya ya," puji Ibu Tiana.
Ibu Tiana memandangi foto itu sampai selesai makan Ratih. "Namanya siapa sayang? Ibu penasaran."
"Oh ini, sebelah kanan jubah putih dengan Jaz hitam ini adalah Kak Raihan sedangkan Jaz hitam dengan kemeja putih ini dia Gus Ikhsan," ucap Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...