64.SHDC »« ada apa ini?

150 25 0
                                    

Assalamualaikum bantu supportnya berupa vote dan komentarnya, jika memberi saran/kritikan silahkan di kolom komentar.

"Ahh apa kabar ya Ratih, aku sudah lama tidak menelponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh apa kabar ya Ratih, aku sudah lama tidak menelponnya. Entahlah pernikahan ini akan terlaksana dengan baik atau tidak, karena-"

   Raihan terdiam tidak melanjutkan ucapannya itu, menutup matanya lalu membuka matanya menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Ada hal yang tidak bisa aku ceritakan kepadanya bahkan berbicara dengan Kiya yang sejujurnya saja sulit. Yang ku hadapi adalah ucapan dari seseorang yang sudah ku anggap ayah ke duaku. Yang paling ku hormati setelah ayahku sendiri," ucap Raihan.

  Langkahan kaki Rizkiya terdengar membuat ucapan Raihan terhenti, Raihan menundukkan kepalanya sembari menghela nafas dengan kasar.

"Ini Raihan, Raihan bagaimana kabar Ratih?"

"Dia baik-baik saja, kemarin aku meneleponnya. Aku numpang duduk dulu ya di sini untuk melihat pembukuan ini."

  Rizkiya menatap Raihan yang sibuk dengan dokumennya itu. "Kenapa dia gugup sekali?" batin Rizkiya.

"Aku ke luar dulu ya kau di dalam saja." Rizkiya mengambil telpon itu.

"Sampai di mana tadi kita bicaranya?" tanya Rizkiya sembari berjalan keluar.

"Kenapa Kak Raihan mengatakan itu? Dan dia juga berbohong?" batin Ratih, Ratih mendengar ucapan Raihan karena Rizkiya tidak mematikan telponnya saat itu. 

"Kakak, kalau boleh tahu sakit apa Ayahnya?"

"Penyakit jantung, dia terlalu lelah karena kegiatannya, aku anak tunggal.  Ustadz di sini juga belum banyak bisa membantu Abah, selama ini Raihan yang membantu ku mengurus pondok ini sampai aku mempunyai pendamping yang bisa mengurus pondok ini Raihan akan membantuku, setelah aku mendapatkan orang yang tepat maka dia tidak membantuku lagi, maaf Ratih. Aku sedikit lancang dan menganggu jika kalian sudah menikah nanti Raihan akan bolak balik ke sini juga, tapi aku juga sedang usahakan mencari pasangan atau bahkan mencari tangan kanan ku yang bisa ku percayai, Abah hanya mempercayai Raihan sejak dia bisa memimpin dan mengurus pondok--"

"Ya kak, tidak apa-apa. Kak sudah dulu ya aku ada kegiatan nanti kita sambung kapan-kapan lagi, assalamualaikum."

  Tanpa menunggu jawaban salam dari Rizkiya, Ratih sudah lebih dulu menutup telponnya itu.

Lagi-lagi air matanya lolos begitu saja. "Ya Allah aku begitu cengeng sekali." Sembari menyeka air matanya yang jatuh akan tetapi air matanya kembali mengalir.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadanya tapi aku merasa ada yang di sembunyikannya, apa ini ada sangkut pautnya dengan ucapan Kak Rizkiya ya? Jika  aku gabungkan ucapan. Mereka sepertinya ada sangkut pautnya."

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang