assalamualaikum semuanya
Ada typo? Atau mau memberikan saran/review silahkan ya terima kasih
Semakin hari Fania semakin memberontak layaknya orang kehilangan akal sehat sesungguhnya, kini wanita itu duduk di jendela dengan tangannya terikat di tiang sembari tersenyum menatap teriknya sinar matahari.
Wajahnya mulai menampakan sebuah keceriaan ketika melihat awan dan cahaya matahari. Pakaiannya tidak rapi hanya mengunakan piyama berwarna hijau mint dengan kerudung abu-abu.
Kini suara ketawa mulai di keluarkan oleh Fania.
Hahaha
"Lihat matahari menyinari bumi begitu terang, tapi kenapa dia tidak menyinari kehidupanku seterang ini? Ikhsan, di mana kamu?" tanya Fania.
Bibi membuka pintu dengan membawa nampan berisi bubur yang di baluri dengan obat.
"Non, sedang apa?" tanya Bibi.
"Apa kau tidak melihat? Aku sedang melihat dia," ucap Fania.
Bibi mulai tersenyum karena sudah bisa mendengarkan suara nada tinggi dari Fania. "Non, katanya mau bubur ini. Bibi bawakan bubur tanpa kuah ada toping ayam suwir, kacang, dan kecap."
"Apa kau tuli? Aku meminta nasi goreng bukan bubur," ucap Fania.
Bibi terdiam mendengar ucapan Fania. "Bukannya Non, minta bubur?" tanya Bibi.
"Ya ... Apa kau gila? Sudah ku katakan aku ingin nasi goreng bukan bubur kenapa tidak nyambung sekali berbicaranya? Jangan mengeyel!" kesal Fania.
"Maaf non, saya buatkan nasi goreng spesial."
Fania membalikkan tubuhnya menatap Bibi dengan heran. "Kenapa kamu ini bodoh sekali? Aku hanya bercanda jangan ambil pusing, suapi aku ya, sayang ku Ikhsan," ucap Fania dengan manis.
Bibi mulai mendekati Fania dan menyuapinya. "Bibi, katakan apakaah ada seorang yang mencintaiku ingin selalu dekat denganku tapi. Dia tidak pernah ada untukku? Mau menyuapiku saja dia tidak mau," ucap Fania.
Bibi mulai menyuapi Fania dengan satu suapan. "Ada Non, Non orang baik. Pasti ada saja yang menyukai Non, buat Non ini berarti jangan biarkan Non drop seperti ini pasti akan ada non tunggu waktu yang tepat," jelas Bibi.
Fania mulai memakan bubur dengan terus berbicara seakan-akan dia dalam keadaan normal.
Bibi semakin heran ada apa dengan mental Fania, seakan-akan normal seperti semula. Lalu berubah drastis.
"Non, apakah Non. Ingat kita pernah jalan-jalan ke mall?" tanya Bibi.
"Tentu, kenapa aku melupakannya? Ada apa Bibi, apakah Bibi mau pergi lagi bersamaku ke sana?" tanya Fania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomantikINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...