AssalamualaikumJangan lupa tinggalkan jejak ya
Ada typo? Komentar makasih
Acara pernikahan Gus Faiz dan Tiara berjalan dengan sangat lancar, hembusan nafas lega dari semuanya ketika melihat pernikahan dengan lancar.
Waktu menujukkan jam sebelas malam, malam pertama bagi Tiara dan Gus Faiz apa yang akan terjadi? Tentu tidak seperti malam pertama pada umumnya.
Gus Faiz mulai duduk di atas tempat tidur kamar Tiara menatap kamar dengan gugupnya ia duduk keringat dingin mulai keluar sedangkan Tiara mengganti pakaian di kamar mandi.
Gus Faiz mulai duduk di soffa dan memainkan telponnya sembari berbaring di soffa tersebut.
Ia mulai menganti wallpaper foto pernikahannya itu. "Hemm sangat bagus," puji Gus Faiz sembari tersenyum bahagia.
Tiara keluar dari kamar mandi matanya tertuju kepada tempat tidur yang mencari suaminya itu. "Di mana dia?" Tanya Tiara.
Gus Faiz yang mengabaikan sekelilingnya hanya bisa menatap layar telponnya sembari tersenyum membuat Tiara mulai menatap suaminya itu.
Tiara mulai membereskan pakaiannya itu mulai melipatnya ia juga mulai menggantung gaun pernikahannya serta jaz di pakai Gus Faiz lalu ia mulai membaringkan tubuhnya itu memikirkan Ayahnya itu Tiara mulai membenamkan matanya pikirannya tertuju kepada Ayahnya itu.
Gus Faiz mulai menguap memejamkan matanya lalu membuka matanya itu menaruh ponselnya ia mulai melirik Tiara yang sedang tertidur.
Gus Faiz mulai menghampiri Tiara dengan enggan karena ia mengambil bantal.
Gus Faiz mulai mengambil bantal itu dengan perlahan, Tiara mulai membuka matanya membuat Gus Faiz terkejut.
"Oh ya, maaf Tiara. Aku belum mematikan lampu sebentar ya," ucap Gus Faiz mulai mematikan lampu dan berjalan menuju soffa.
"Gus Faiz, mau ke mana?" Tanya Tiara.
"Mau tidur, ini sudah malam," jawab Gus Faiz.
"Gus Faiz tidak mau tidur di sini?" Tanya Tiara.
"Tidak Tiara, jika Aku khilaf bagaimana?" Batin Gus Faiz.
"Bukankah kita ini di jodohkan? Butuh penyesuaian diri dulu, kamu sendiri bagaimana apakah sudah mau terbuka denganku?" Tanya Gus Faiz.
"Terbuka?" Tanya Tiara.
Gus Faiz mulai menyalakan lampu dan menatap istrinya itu. "Dalam artian bukan terbuka dalam berpakaian, seperti membuka jilbab atau bagaimana terbuka yang ku maksudkan adalah masa lalu, yang tidak kamu pernah ceritakan kepada siapapun jika kamu nyaman kamu akan membaginya dengan suamimu," jelas Gus Faiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
Storie d'amoreINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...