59.SHDC«» flash back

144 20 2
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa follow, like dan komentarnya ya, jika ingin memberikan saran/krisar silahkan tinggalkan jejaknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Flash back on

Di ruangan dokter bernuansa putih tulang dengan berbagai rak berkas-berkas. Menampakkan kedua pasangan dan satu dokter perempuan.

"Dari hasil pemeriksaan, mengatakan kangker hatinya semakin memburuk sudah menyebar harus meminum obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit, apa lagi di bagian lambungnya. Lambungnya bermasalah juga karena keseringan makan-makanan yang porsi sedikit contohnya," ujar dokter.

"Sampai kapan dia harus mengonsumsi obat besar dan banyak dokter?" tanya Ummi.

"Saya tidak bisa memastikannya Ibu, selain obat dia juga harus check rutin. Terapi juga di perlukan, bahkan tubuhnya semakin kurus karena ia stress otomatis lambungnya kena juga karena tidak mood makan," ucapnya.

"Apakah bisa sembuh?" tanya Abah.

"Hanya Allah yang tahu terjadi seperti apa nanti, tapi sepengetahuan saya jika masih di sepelekan seperti ini. Akan ada dampak buruknya," jawab dokter.

"Baiklah dokter terima kasih." Ummi dan Abah pamit pergi sembari membawa resep obat dan berkas kesehatan.

Ummi terdiam duduk di depan kamar Ratih inap. "Kenapa dia tidak bilang mempunyai penyakit serius? Mas, bagaimana ini apakah kita harus berbicara ini kepada calon suaminya?"

"Berbicara seperti ini tidak enak jika di telpon Sayang, sebelum hari pernikahan kita akan bicara," ucap Abah.

"Apakah kekurangan Ratih akan di terima?"

"Jangan khawatir sayang, mereka orang baik. Pasti mengerti dan mempunyai kesabaran juga insya Allah mau bersama Ratih untuk semangat hidup," ucap Abah.

"Mas, apa hidup Ratih tinggal sedikit?"

"Hus sayang, tidak boleh seperti itu. Itu hanya prediksi saja Allah yang menentukan nasib seseorang hemm, sekarang kita hanya berdoa yang terbaik ya dan jangan membuat Ratih sedih juga."

Ummi menganggukkan kepala dan mereka memasuki ruangan Ratih menatap Ratih yang masih terbaring lemah.

Flash back off.

"Kenapa ummi melamun?"

"Ummi baru saja khawatir beberapa jam yang lalu sayang, sekarang Allah begitu baik sesampainya ummi ke sini kamu sudah sadarkan diri, tadi Ummi ke kantin," jelasnya sembari duduk di dekat ranjang Ratih.

"Apa, Kak Raihan tahu aku ke ruang sakit?" tanya ragu Ratih.

"Tidak jangan khawatir, mereka tidak tahu tapi berjanjilah untuk meminum obatmu dengan teratur, kamu mau?"

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang