AssalamualaikumJangan lupa tinggalkan jejak sebelum membacanya berupa vote ya
Ada typo? Koreksi ya makasih
Habib Raihan yang masih tetap berfikir tidak berkutik sama sekali di sekelilingnya.Velen mulai menaruh bekal tersebut di meja makan ia mulai berjalan menghampiri ke dua orang tuanya untuk bertanya makanan tersebut.
Satu ketukan cukup untuk Velen, ia selalu bersikap seperti itu, satu ketukan agar sopan.
Ummah mulai keluar menatap Velen dengan aneh. "Kenapa sayang?" Tanya Ummah.
"Kak Tiara mengirim makanan, apa Ummah dan Abah mau makan sekarang atau nanti?" Tanya Velen.
"Apa masakannya berbau pedas?" Tanya Ummah.
"Sepertinya ada pedas ada yang tidak Ummah karena aku belum membukanya, baru mencium baunya saja," jawabnya.
"Cicip itu sayang, katakan jika pedas pisahkan biar Ummah dan Raihan yang memakan pedas sedangkan kamu dan Abah makan yang tidak pedas hemm pisahkan ya," jelasnya.
Velen mulai tersenyum dan pamit untuk pergi ke dapur, bau makanan begitu harum semerbak membuat Habib Raihan mulai membuka matanya.
"Apa masakan Kak Tiara sudah sampai? Kenapa aku tidak tahu kedatangan Mas Faiz?" Tanya Habib Raihan pergi menuju dapur untuk melihatnya.
Velen berdiri di depan meja makan dengan wajah yang bahagia, dapur yang bersih itu terlihat sangat jelas ketika melihat dapur.
Tidak ada piring kotor bahkan tempat bumbu yang berantakan, rapi. Meja makan berbentuk persegi panjang dengan sebuah kursi berisi delapan itu membuat isi meja tersebut terpenuhi dengan beberapa hidangan.
Piring yang berisi gorengan, serta minuman dan gelas yang tersusun rapi.
Velen mulai mengeluarkannya dengan perlahan ada dua rantang berisi berbagai makanan.
"Alhamdulillah sekali, aku hanya memasak bubur, bahkan gorengan ada yang memberikan lauk pauk seperti ini," ucapnya.
Sebuah makan mulai ia buka satu persatu dengan bahagia. "Hemm ini rendang, gulai, sambal cumi pasti pedas." Velen mulai memisahkan makanan yang pedas tersebut di sebelah kanan.
Ia mulai membuka rantang satunya dengan heran. "Wahh ini capcai sangat enak, sup bakso sangat lezat, tumis sayuran ini sangat cocok untuk Abah," ucapnya.
Habib Raihan mulai tersenyum melihat makanan sudah tersaji. "Alhamdulillah banyak sekali makannya," ucapnya.
"Pasti Ka Tiara memasak ini khusus untuk Abah, tidak mungkin masak seperti ini banyak dalam waktu singkat apa lagi di bagi-bagikan pasti lelah," ucap Velen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...