Assalamualaikum semuanya
Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca
Jangan heran jika ada typo,
silahkan tinggalkan jejak berupa krisar/kekesalan di komentar atau di dm akan di terima kok hehe.
Sambil menarik nafas panjang dalam udara yang sejuk, dia tenggelam dalam lamunan di tengah-tengah ketenangan malam, dengan hanya suara gemerisik daun dan bisikan angin yang menghiasi kesunyian.
"Huh dinginnya, besok aku sudah menikah saja. Rasanya waktu berlalu begitu cepat."Tok ... tok ... tok
"Ratih!!"
suara itu begitu nyaring membuat Ratih berlari kecil menuju pintu. "Astaga sayang, belum tidur? Besok kau menikah sayang!""Maaf Mama, ini baru jam sembilan."
"Jangan membantah sekarang tidur, Mama tidak mau tahu sekarang tidur atau kau mau Mama menemani mu?"
Ratih terkekeh mendengar ucapan Jasmine. "Tidak usah Mama, Mama temuilah Lidiya, dari tadi siang aku belum bertemu dengannya."
Jasmine mengangguk, berjalan menuju kamar putri kesayangannya itu. "Sayang." panggilnya
Lidiya membuka pintunya dengan wajah kesal. "Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa sayang, kau baru pulang?"
"Lidiya hanya mau mengganti pakaian, ada apa Mama?"
"Kau mau pergi lagi?"
Lidiya mengangguk. "Jangan melarang ku untuk ini Mama, setelah ini aku akan menuruti apa yang Mama ucapkan, mengerti? Tolong jangan menganggu ku sekarang Mama pergilah," usirnya.
"Jangan melakukan hal bodoh, apa lagi gegabah Lidiya. Tujuan kita ingat," cegahnya.
"Sampai kapan menunggu Mama? Apa Mama menunggu perempuan sialan itu mengendalikan Mama dulu baru, Mama bertindak tegas hah?!"
Jasmine terdiam kebingungan mendengar ucapan anak bungsunya. "Lihat kelakuan dia semakin hari dia memerintah bahkan tegas bicaranya, sudah susah di kendalikan sedikit bukan? Jika terus menerus Mama dan aku akan terkena imbasnya bahkan tujuan awal kita tidak akan terjadi!"
Lagi-lagi terdiam mengingat Ratih sudah bisa melawan perintahnya. "Mama mau harta semuanya di tangan dia, lalu di sumbangkan di pondok pesantren atau panti jompo hah? Ayah sudah bekerja dengan keras dan dia seenaknya memberikan secara gratis kasih ke orang begitu saja? Wanita gila!" umpatnya.
Lidiya pergi memakai pakaian serba hitam mengendap-endap pergi agar tidak terlihat oleh Ratih, bahkan Jasmine masih larut dalam lamunannya.
"Mama," panggil Ratih.
Lamunan Jasmine pudar menoleh ke sumber suara. "Ada apa sayang?" Jantungnya berdegup kencang melirik ke sana kemari tidak ada orang lagi selain mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...