40.SHDC«» Ajak

166 25 0
                                    

Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik 🙏

Agak membosankan ya? Bersabar ya nanti Ratih akan bahagia kok 🙂

Agak membosankan ya? Bersabar ya nanti Ratih akan bahagia kok 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Haaa ... Setidaknya dua berbicara dan membuat hatinya lega, terima kasih Ratih sudah mengangkat suaramu," batin Gus Ikhsan.

"Hoo ... Kamu memikirkan orang lain tapi tidak denganmu," ucap Gus Ikhsan semakin memancing agar Ratih mau mengeluarkan keluh kesahnya.

"Aku hanya berpikir bagaimana aku bisa bertemu dengan orang tuaku," ucap Ratih.

Gus Ikhsan jongkok menatap Ratih. "Ayo, kita cari sama-sama orang tuamu," ajak Gus Ikhsan.

  Ratih mengelengkan kepalanya itu. "Tidak," jawab Ratih.

"Baiklah, akan buat sebuah kesepakatan. Kita cari bersama-sama sampai ketemu dan pertanyaan yang kamu selama ini terjawab baru kita akan berpisah dan tidak akan pernah bertemu lagi, sampai kamu menemukan orang tuamu dan kau menikah," tawar Gus Ikhsan.

"Aku tidak mau," jawab Ratih.

"Jangan mementingkan kebahagian orang lain Ratih, ayolah."

"Tidak, aku tidak mau. Jangan memaksakan kehendakmu!"

"Aku tidak mungkin membantunya diam-diam seperti dulu," batin Gus Ikhsan.

  Raihan sendari tadi berdiri mematung melihat pertengkaran mereka.

"Bagaimana memancingnya agar berbicara kembali, membuatnya berbicara dan mengeluarkan keluh kesahnya begitu sulit, aku harus terus marah kepadanya?" Batin Gus Ikhsan.

"Apakah Fania menemuimu?" Tanya Gus Ikhsan.

"Jangan menjelekkan dia di depanku!" Ketus Ratih.

"Bukalah matamu Ratih, jangan sampai terperdaya dengan kata sahabat," ucap Gus Ikhsan.

"Bukan soal persahabatan, ini soal cinta. Aku gagal menjadi sahabat yang baik karena cinta," batin Ratih.

  Gus Ikhsan duduk di samping Ratih dengan jarak satu langkah mereka saling membuang wajah dan diam.

"Setiap orang mempunyai luka, tapi jangan menganggap dirimu selalu sendirian," ucap Gus Ikhsan.

"Apakah lelah tidak boleh?" Tanya Ratih yang sudah bisa tenang.

"Tentu, kamu boleh menangis karena sudah sangat lelah. Tapi jangan terlalu larut dengan kesedihan, kasihan dirimu sendiri jika kamu memendam sesuatu sendirian," ucap Gus Ikhsan.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang