77. Dokter Sombong

32.2K 2.2K 78
                                    

Setelah mendapat tugas, akhirnya Intan pun pegi ke IGD untuk memulai kerjanya.

Beruntung sebelumnya ia pernah bertugas di sana. Sehingga Intan tidak terlalu bingung ketika praktek di sana lagi.

"Pagi dokter Intan," sapa salah seorang perawat yang sudah mengenal Intan.

"Pagi, Sus," sahut Intan. Ia senang karena disambut dengan baik saat tiba di sana.

"Duh, seneng banget deh kalau dokter Intan praktek di sini," ucap suster.

"Suster bisa aja. Gimana pagi ini, banyak pasien gak?" tanya Intan.

"Lumayan, Dok. Tapi semua udah ditanganin, kok. Tinggal observasi aja. Ini laporannya," sahut suster.

"Oh, kamu yang kerja di sini?" tanya salah seorang dokter yang berjaga di IGD.

"Iya, Dok," sahut Intan sambil tersenyum.

"Duh, repot deh kalau gantian sama dokter magang. Nanti kalau ada apa-apa aku juga yang kena," gumam dokter itu. Ia terlihat kurang menyukai Intan.

"Maaf, Dok. Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak merepotkan dokter," jawab Intan.

"Harus itu! Tolong lebih teliti, ya! Saya gak mau nanti ada laporan salah diagnosa atau apa. Pokoknya jangan sampai merepotkan tugas dokter yang lain!" ucap dokter wanita yang merasa senior itu. Padahal ia sendiri baru lima tahun bekerja di sana.

"Baik, Dok," jawab Intan. Ia tidak sakit hati atau sedih saat diperlakukan seperti itu. Intan justru senang karena di hari pertamanya bekerja ia sudah mendapatkan dua nama.

"Ya udah kalau begitu saya pulang dulu," ucap dokter yang bekerja shift malam itu.

"Sus, tolong diperhatikan, ya! Jangan sampai ada yang salah!"

"Baik, Dok."

Dokter itu pun pergi meninggalkan ruang IGD.

"Yang sabar ya, Dok. Dia emang begitu. Maklumlah, namanya juga jomblo, hehe," ucap suster.

"Hus! Jangan gossip," ucap Intan sambil tersenyum.

"Hehehe, abisnya aneh banget, orang baru datang bukan disambut malah begitu reaksinya," ucap suster. Ia sebal karena dokter tadi merasa senior.

"Ya udah, yang penting kita kerja aja yang bener," ucap Intan.

Sementara itu, Zein sedang sibuk di poli. Sejak tadi ia memeriksa pasien sambil menghirup minyak gosok karena rasa mualnya muncul kembali.

"Apa Prof sedang sakit?" tanya suster yang mendampingi Zein. Awalnya suster sempat bingung saat Zein tiba-tiba datang. Sebab ia ingat betul Zein memintanya untuk mengosongkan jadwal selama seminggu.

"Tidak apa-apa. Pasiennya masih banyak, gak?" Zein balik bertanya.

"Lumayan, Prof. Masih sekitar 12 orang lagi," jawab suster.

"Oke, setelah itu tolong jangan terima pasien lagi! Saya mau istirahat," ucap Zein.

"Baik, Prof."

Akhirnya ia pun menutup pendaftaran pasien yang hendak konsultasi dengan Zein.

Selesai praktek, Zein langsung mengirim pesan pada Intan agar istirahat di ruangan pribadinya.

Zein: Sayang, Mas tunggu di ruangan, ya. Kita makan bareng.

Pesan terkirim.

Setelah mengirim pesan, Zein memasukkan ponselnya ke saku. Kemudian ia kembali lanjut menuju ruangannya.

Zein tidak tahu Intan sedang sibuk karena di IGD sedang banyak pasien. Sehingga Intan tidak sempat melihat pesan dari Zein.

Setibanya di ruangan, Zein melepaskan jasnya, kemudian ia mengecek ponselnya lagi.

Dinikahi Profesor Galak (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang