9

4.4K 454 19
                                        

"Bagaimana bisa kau melukis seindah ini? Aku tidak hanya memuji lukisan mu yang melukis wajahku saja,tapi lukisan-lukisan lain juga"

"Sudahlah Rosé,jangan buat aku besar kepala karena pujianmu,kau tau? Hatiku sampai ingin meledak"

Rosé tertawa mendengar ucapan Nicholas barusan,dan Nicholas tidak membuang kesempatan untuk tidak menatap tawa menawan Rosé

"Kau berlebihan, Nicholas"ucap Rosé masih melihat-lihat lukisan lainnya,saat Rosé fokus melihat lukisan , Nicholas tiba-tiba saja memeluknya dari belakang, Rosé terkesiap. Nicholas mendekatkan wajahnya ke wajah Rosé.

"Apakah...kau sudah memaafkanku? Aku benar-benar minta maaf"ucap Nicholas dengan tulus, Rosé lagi-lagi merasakan itu,dimana jantung nya berdegup kencang saat Nicholas melakukan kontak fisik dengannya, apalagi dengan dekapan yang intim ini.

"Y-ya,asalkan kau tidak mengulanginya lagi"

"Maafkan juga aku yang tidak profesional menghentikan mu menjadi modelku demi kepentingan ku sendiri,aku benar-benar... Ingin menghabiskan waktu liburanmu bersamaku"

"Aku jadi ragu lagi,apa kau benar-benar tidak mengenaliku saat itu? Saat pertama kita berjumpa?"tanya Rosé yang berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun Nicholas sedang memeluknya erat dan wajah mereka hampir bersentuhan.

Nicholas bingung dengan ucapan Rosé.

"Tidak,memangnya kenapa?"

"Kau serius? Kau bukan salah satu penggemar ku yang sangat terobsesi dengan ku,kan?" Nicholas tersenyum miring mendengar ucapan Rosé.

"Aku sama sekali tidak mengenalmu, Rosé"kata Nicholas tenang.

"Lalu kenapa kau melakukan ini padaku?"tanya Rosé dia memberanikan diri untuk berbalik dan menatap Nicholas yang kini juga menatap menatapnya dengan intens.

"Aku juga tidak tau,salahkan saja perasaan sialanku ini"kata Nicholas jujur, Rosé menatap Nicholas semakin lekat untuk melihat adakah sebuah kebohongan di mata pria itu atau tidak. Tapi, kelihatannya pria itu sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Seketika, Rosé mengingat ucapan Herri beberapa waktu lalu saat mereka masih di Korea,bahwa Nicholas belum pernah menyukai wanita sebelumnya,apalagi sampai menaruh rasa sedalam ini kepada Rosé,yang sudah melakukan hal gila hanya untuk mendapatkan perhatiannya.

Apakah ucapan Herri benar waktu itu? Saat itu Rosé hanya mengira Herri dibayar Nicholas untuk mengotori pikirannya. Tapi nyatanya,ucapan Herri benar. Ditambah dengan kejujuran Nicholas dikamar tadi,membuat Rosé dapat menyimpulkan bahwa

Nicholas hanya butuh perhatian dan kasih sayang. Sedari tadi Rosé mencoba meyakinkan hal itu saat Nicholas mencoba mengeluarkan unek-uneknya di kamar tadi.

"Hei,kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang salah di wajahku?"kata Nicholas saat Rosé terus menatapnya,tapi tatapan itu lama kelamaan menjadi tatapan melamun,seperti memikirkan banyak hal di kepalanya.

Rosé akhirnya tersadar dan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"T-tidak,tidak ada yang salah di wajah mu"

"Apa yang mengganggumu?"

"Uhm..itu... Dimana ponselku? Aku harus mengabari keluarga ku dan teman-teman ku"

"Aku sudah mengabari mereka bahwa aku membawamu berlibur,kubilang kepada teman mu yang berponi itu,dan tentang keluarga mu,maaf aku lancang,tapi aku sudah mengirim pesan kepada Ibumu dari ponselmu"

Rosé menghela nafasnya,ingin marah pun mungkin tidak ada gunanya sekarang, Nicholas sudah biasa melakukan sesuatu hal sesukanya,oleh karena itu Rosé langsung kembali berbalik untuk melihat-lihat lukisan lainnya.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang