49

1.8K 237 1
                                    

Nicholas berjalan kesana-kemari dengan gelisah. Ia benar-benar sangat pusing bagaimana cara untuk menyelesaikan masalahnya kali ini. Karena masalah ini sungguh membuatnya tak tenang.

Ini bukan tentang masalah hubungan mereka yang akan di publikasikan, Rosé mengatakan bahwasanya ia belum siap di waktu dekat, dia akan mencoba untuk mengumumkan nya saat mereka sudah selesai merilis full album mereka, juga setelah selesai promosi.

Herri yang sedari tadi hanya diam disampingnya membuat nya akhirnya mencoba untuk bertanya pada Herri.

"Herri, apa yang kau lakukan jika kekasih mu marah padamu?"tanya Nicholas

"Aku akan merayunya agar berhenti marah, kurasa kau juga pernah melakukannya pada kekasihmu Sir"ucap Herri

"Tapi kali ini berbeda Herri, aku juga marah dan mendiaminya."

"Maaf sebelumnya Sir, jika begitu, aku harus tau apa awal dari permasalahannya agar bisa memberikan solusi"ucap Herri.

"Begini Herri, aku cemburu melihatnya dengan teman laki-lakinya yang menurut ku sudah terlalu berlebihan. Aku marah padanya, tapi dia juga malah marah balik padaku. Aku hanya ingin di mengerti, aku lelah dan cemburu. Tapi dia juga malah marah padaku, dan ikut mendiamiku"ucap Nicholas

"Jika begitu, mungkin teman laki-lakinya itu memang hanya di anggap sebagai sebatas teman saja Sir. Dan kau malah sedikit berlebihan, mungkin? Kekasihku juga pernah marah padaku karena rasa cemburuku yang berlebihan. Sebenarnya mereka tak berniat untuk membela teman laki-lakinya, hanya saja. Mereka merasa bahwa kita kurang mempercayai mereka, itulah yang membuat perempuan kesal dan marah"ucap Herri, membuat Nicholas mencoba untuk memahami lagi perkataan Herri.

"Jadi maksudmu, Rosé kesal padaku karena merasa aku tak mempercayai nya?"tanya Nicholas, Herri menganggukkan kepalanya

"Tepat sekali, Sir. Sekarang coba bayangkan jika Rosé tak percaya padamu. Kau juga pasti akan merasakan hal yang sama bukan?"ucap Herri, Nicholas menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu, kurasa aku harus menjumpainya sekarang juga. Dua hari berdiaman dengan dia membuatku hampir gila. Terimakasih Herri, kau membantu, sekarang tolong urus penerbangan ke Korea"ucap Nicholas, Herri menganggukkan kepalanya patuh.

"Baik Sir"ucap Herri.

Nicholas benar-benar tak peduli dengan apapun sekarang termasuk pekerjaannya, karena Rosé adalah prioritas nya. Apalagi dia sudah cukup stress berdiaman dengan Rosé selama dua hari. Tak ada gunanya juga dia tetap memaksakan pekerjaannya tapi pikiran nya hanya tertuju pada Rosé.

Nicholas cukup bingung dengan dirinya sendiri, soal dance koreografi yang Rosé katakan, Nicholas benar-benar tenang dengan itu. Nicholas juga sudah menyaksikannya secara langsung, dan dia baik-baik saja dengan itu.

Entah mengapa jika Rosé bertemu dengan teman-temannya yang bersangkutan dengan pertemuan pekerjaan seperti saat fashion week, dia akan merasakan api cemburu yang membara. Apalagi pertemuan Rosé dan temannya itu adalah makan malam setelah acara itu, yang dimana hal itu cukup membuat Nicholas was-was karena mereka akan berbicara santai sembari menikmati wine, dan acara pesta.

Itulah mungkin yang membuat Nicholas meresakan hal berbeda.

Nicholas juga sangat kesal karena belakangan ini Rosé selalu diundang di acara fashion-fashion seperti itu, yang dimana banyak orang-orang berpengaruh di acar itu. Nicholas hanya takut, Rosé berpaling darinya apalagi orang yang dijumpai Rosé adalah orang-orang yang menurut Nicholas se frekuensi dengan Rosé.

Mereka akan lebih cepat akrab. Nicholas takut Rosé merasa nyaman. Nicholas akui dirinya memang salah karena tak percaya pada Rosé, tapi di lubuk hatinya paling dalam ia hanya khawatir, karena kebanyakan orang yang berkencan dimulai dari hal-hal seperti nyaman dan cocok saat saling berbicara.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang