36

2.2K 228 4
                                        

Herri sudah datang, bersama dokter Rosé. Rosé mempersilahkan mereka untuk masuk. Lalu pergi untuk memanggil Nicholas yang tengah berada di kamar, baru saja selesai mandi.

Nicholas sudah memakai celananya dan menunggu Rosé untuk memakaikan bajunya. Rosé dengan cepat memakaikan baju pada Nicholas.

"Mereka sudah datang, aku harus pergi."ucap Rosé.

"Oh ya, kau tak mengajak anak buahmu yang lain?"

"Aku bukan anak kecil yang kesepian"ucap Nicholas dengan raut wajahnya yang kesal, tapi lucu dimata Rosé.

"Ya ya, aku tau kau hanya membutuhkan Herri."Ucap Rosé. Rosé mengambil barang-barang nya yang akan dimasukkan ke dalam tas kecilnya.

Kemudian tak lupa ia mengambil ponselnya.

"Aku sudah sangat terlambat. Ayo kita temui mereka"ucap Rosé, Nicholas menahan tangan Rosé. Rosé menatap Nicholas yang masih cemberut.

Rosé tersenyum, ia tau Nicholas pasti masih belum ikhlas jika ia pergi. Rosé mendekat pada Nicholas, lalu langsung memeluk Nicholas. Rosé berjinjit, dan mengecup bibir Nicholas.

Nicholas langsung menahan tubuh Rosé, dan menarik nya lebih dekat lagi. Dan ciuman itu berlanjut. Kehabisan nafas, Rosé langsung mendorong pelan tubuh Nicholas.

"Astaga Nicholas! Aku sudah telat."ucap Rosé, lalu langsung menarik tangan Nicholas.

"Maaf lama menunggu dokter. Seperti yang ku katakan tadi, dia melakukan hal gila, saat tangannya belum benar-benar pulih. Aku takut jika tiba-tiba terjadi sesuatu pada tangannya. Lukanya benar-benar belum pulih"ucap Rosé dalam bahasa Korea, dokter Kim tersenyum.

"Aku mengerti, Rosé. Aku akan melakukan yang terbaik."

"Ya, tolong kerja samanya. Dan, aku tak akan disini, aku ada jadwal yang mengharuskan aku untuk pergi"ucap Rosé, dokter Kim menganggukkan kepalanya.

"Herri, tolong jaga Nicholas. Aku akan pergi karena ada jadwal. Larang dia jika melakukan hal yang membuat tangannya terganggu, jika dia tak mau, bilang padaku. Kau tak perlu takut padanya"ucap Rosé, Nicholas membolakan matanya, Herri hampir tertawa mendengar ucapan Rosé, yang membuat Nicholas seolah-olah seperti anak kecil.

"Sayang, aku bukan anak kecil"ucap Nicholas pelan pada Rosé. Rosé tertawa pelan.

"Sudah-sudah, aku pergi dulu. Aku benar-benar sudah telat."ucap Rosé, lalu ia permisi pada dokter dan Herri.

*****

Rosé sedikit tak fokus dengan pekerjaannya karena selalu memikirkan Nicholas. Kelakuan Nicholas tadi pagi sukses membuat pikirannya kacau karena Rosé sudah sekuat tenaga menjaga Nicholas layaknya bayi, tapi Nicholas malah semena-mena dengan tangannya yang masih belum sembuh total.

Karena, demi apapun, luka tangan Nicholas belum benar-benar kering, dan itu adalah luka tusukan! Bayangkan saja seberapa hancur nya Rose saat melihat Nicholas di tusuk di depan matanya, Rosé berpikir dia hanya menyaksikan seperti itu di film-film saja, tapi di dunia nyata juga ia menyaksikannya.

Rosé berusaha untuk kembali fokus, agar cepat-cepat bisa pulang dan bertemu Nicholas, kekasihnya yang sudah dirindukan sejak tadi, yang selalu mengganggu pikirannya.

Sedangkan disisi lain, Nicholas sudah selesai di rawat, perkataan Rosé tadi benar-benar nyata, tangannya semakin sakit, mungkin karena tadi Nicholas memaksakan tumpuan tangannya saat berolahraga, dan terjadilah pendarahan, walaupun Nicholas tadi tak menggunakan tangannya yang sakit.

Nicholas memang sering lupa jika ia sedang terluka, dia hanya akan melakukan kebiasaannya. Rasa sakit di tubuhnya benar-benar tak berpengaruh, ia hanya merasakan hal seperti biasa. Dan hal-hal seperti ini sudah biasa terjadi, tapi lagi-lagi, ada yang berbeda, biasanya tak ada yang memarahinya jika dia lupa atau tak terlalu memikirkan luka yang ada di tubuhnya.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang