44

2K 244 16
                                    

Rosé masih berlagak bahwa dia sedang tidur, Nicholas mengusap wajahnya. Ia melihat Rosé yang masih terlelap, Nicholas mengecup wajah dan bibir Rosé berkali-kali, yang dimana Rosé benar-benar menyadari hal itu.

Nicholas juga cukup lama mengusap lembut wajah Rosé sambil memandanginya. Dan kalian harus tau bahwasanya Rosé sudah payah menahan dirinya agar tak berteriak atau melakukan hal bodoh, karena jantungnya tak bisa berhenti berdetak sekarang.

Saat Nicholas beralih mengambil ponselnya, barulah Rosé bisa bernafas lega, sekaligus langsung teringat sesuatu yang membuatnya shock berat tadi. Dengan was-was Rosé mengintip Nicholas yang sedang membuka ponselnya.

Nicholas terlihat hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalasnya, kemudian ia beralih lagi pada Rosé, yang dimana Rosé sudah langsung berlagak tidur nyenyak lagi.

Nicholas hendak beranjak dari tempat tidur, kelihatannya dia ingin pergi ke kamar mandi. Rosé mengintip-intip sebentar, setelah itu barulah Rosé bisa bernafas lega. Rosé memegang jantungnya yang masih berdetak tak karuan.

Rosé juga mengatur emosinya yang menggebu-gebu, ia harus memikirkan sesuatu hal yang bisa ia katakan pada Nicholas, mengenai apa yang dimaksud dengan pesan dari orang yang bernama Cristovel itu, apa maksud pernikahan, dan wanita yang bernama Carrie itu.

Rosé tak ingin lagi bersembunyi dari sebuah masalah yang membingungkan seperti ini, apalagi masalahnya kali ini sudah menyangkut paut dengan sebuah pernikahan, ini benar-benar sudah lebih dari sebuah pengkhianatan.

Rosé sudah merencanakan semuanya di otaknya. Dia hanya butuh waktu sebentar dahulu agar bisa membicarakannya tanpa ada air mata yang keluar dari matanya nanti saat mulai berargumen dengan Nicholas.

Tak lama kemudian, suara pintu kamar mandi menyadarkan Rosé. Rosé sekarang tak lagi berpura-pura tidur. Nicholas melemparkan senyum manis pada Rosé, yang dimana sebenarnya Rosé merasa emosinya menggebu-gebu dan merasa sakit saat melihat itu, apalagi dia sekarang membalas senyuman itu seolah tak terjadi apa-apa.

Nicholas naik ke atas tempat tidur, Rosé bangun dari tidurnya, ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Nicholas pun langsung memeluk tubuh Rosé sebentar.

"Selamat pagi sayang"ucap Nicholas sambil tersenyum, Rosé membalas senyuman itu seadanya.

"Selamat pagi Nicholas"ucap Rosé. Nicholas menatap wajah Rosé sebentar lalu berkata

"Kau baik-baik saja?"tanya Nicholas, Rosé mengumpat dalam diam. Sial, dia benar-benar lupa bahwasanya Nicholas selalu tau dan bisa membaca pikirannya. Sebaik apapun Rosé menyembunyikan perasaan kacaunya pasti selalu bisa tercium oleh Nicholas.

"Tentu saja! Mengapa kau bertanya seperti itu?"ucap Rosé dengan sekuat tenaga mengumpulkan ekspresi cerianya agar bisa membuat Nicholas percaya padanya. Nicholas menatap Rosé sebentar dengan tatapan curiga, tapi akhirnya Nicholas tersenyum.

"Tidak, aku hanya merasa kau tak baik-baik saja tadi"ucap Nicholas, Rosé menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak Nicholas, aku baik-baik saja"ucap Rosé.

"Syukurlah kalau begitu. Bagaimana jika hari ini kita berjalan-jalan?"ucap Nicholas, ucapan Nicholas barusan membuat Rosé merasa senang dan sedih sekaligus. Juga, rasa senang itu tak bertahan lama. Malah, rasa sakitlah yang sekarang menggerutu di hatinya.

Rosé memaksakan senyumnya.
"Eum, itu ide bagus. Tapi, aku se bcdang tak bersemangat dengan itu sekarang. Aku tak tau, tapi rasanya aku ingin istirahat saja disini. Kita bisa melakukannya besok"ucap Rosé, maksud yang dari perkataan Rosé itu adalah,

'Kita harus menyelesaikan masalah ini terlebih dulu, lalu kita lihat. Apakah besok kita masih bisa melakukan itu (berjalan-jalan), atau tidak'

Raut wajah Nicholas seketika langsung berubah menjadi khawatir.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang