33

2.4K 255 16
                                    

Nicholas menghempaskan pisau itu sampai terpental ke lantai. Lalu para pelayan datang menahan si gila Charlotte.

"Ada apa dengan kalian?! Aku sudah jelas-jelas mengatakan bahwa kalian harus sangat menjaga ketat keamanan dan privasi"ucap Nicholas menggebu-gebu, sedangkan Rosé masih belum bisa menerima hal yang baru saja terjadi, apalagi melihat tangan Nicholas bercucuran darah. Dengan cepat Rosé langsung mengambil kain yang ada di atas meja langsung menahan darah Nicholas.

Nicholas mengatakan pada Rosé agar tak perlu khawatir, mengatakan dia akan baik-baik saja.
Tanpa Rosé sadari, air matanya sudah jatuh berkali-kali karena melihat tangan Nicholas berlumur darah.

Setelah itu, Nicholas memanggil Herri dan anak buahnya yang lain untuk menangkap jalang Charlotte.

"Jangan lepaskan lagi jalang itu. Bawa ke bawah tanah, tapi tak di mansion ku. Siksa dia sampai pagi, setelah itu laporkan padaku lagi besok"ucap Nicholas berbisik pada Herri. Herri mengangguk, dan langsung memerintahkan anak buah Nicholas membawa Charlotte yang sudah berteriak-teriak seperti orang gila.

Dia juga mengumpati Rosé dengan bahasa Italia yang tentu saja tak dimengerti oleh Rosé, tapi Nicholas mengerti dan sangat ingin menampar mukul Charlotte.

Nicholas membawa Rosé dari restoran itu untuk segera pulang sebelum ia mengamuk disana, Nicholas hanya akan menghancurkan restoran itu setelah ini. Ia tak perlu menghabiskan tenaganya untuk marah-marah.

Rosé masih menangis, ia memeluk tangan Nicholas yang sudah ia tutup itu dengan kain agar darahnya tak mengalir lagi.

"Sayang, berhenti menangis. Aku benar-benar tak apa-apa"ucap Nicholas, Rosé menggelengkan kepalanya dengan isakannya.

"T-tidak Nicholas, hikss.. tangan mu berdarah, dann"Rosé sampai tak bisa melanjutkan ucapannya karena isakannya. Rosé benar-benar masih sangat shock, Nicholas menyelamatkannya dari perempuan gila yang hampir saja menusuknya. Nicholas datang disaat yang tepat dan melindunginya. Bahkan ia tak peduli jika dia terluka.

Mereka sudah sampai di mansion, Nicholas menyuruh anak buahnya untuk memperban tangannya, karena Rosé tak tahan melihatnya dan terus menangis di dekapannya.

"Nicholas, jangan melihat tanganmu hiks. Kau akan semakin kesakitan"ucap Rosé sambil terisak. Ia melarang Nicholas untuk tak melihat tangannya sendiri agar tak kesakitan, padahal Rosé lah yang terlihat kesakitan dan takut melihat tangan Nicholas.

Rosé mengintip sebentar tangan Nicholas, lalu langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Nicholas dan menangis.

Anak buah Nicholas yang sedang memperban tangan Nicholas sampai tersenyum gemas melihatnya, tapi langsung diam saat Nicholas menatapnya.

"Kekasihku memang sangat lucu"ucap Nicholas menyombongkan dirinya, anak buah Nicholas berfikir bahwa Nicholas akan memarahinya, tapi Nicholas malah menyombong padanya. Yang akhirnya hanya di balas dengan anggukan setuju.

Setelah selesai memperban tangan Nicholas, anak buahnya permisi untuk keluar.

Nicholas beralih pada Rosé yang sudah mulai berhenti dari isakannya. Tapi masih membenamkan kepalanya di dada bidang Nicholas.

"Sayang, sudah selesai. Jangan menangis lagi"ucap Nicholas, Rosé mengangkat kepalanya, ia melirik tangan Nicholas yang memang sudah di perban.

"N-nicholas... Ayo kita pulang ke Korea"ucap Rosé disisa-sisa isakannya. Nicholas tersenyum mendengarnya.

"Ya sayang, kita akan pulang ke Korea"ucap Nicholas mengecup kepala Rosé.

"A-apa masih sakit? Kau punya obat untuk meredakan rasa sakitnya?"tanya Rosé khawatir.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang