11

3.9K 450 21
                                    

Sekarang mereka sudah ada di lapangan memanah, Rosé sudah lama  sekali ingin mencoba memanah,tapi karna jadwalnya yang padat,dia tidak pernah sempat melakukannya.

"Kau pernah mencoba ini sebelumnya?"

"Eum,aku pernah mencobanya saat variety show group kami,tapi itu sudah sangat lama"

"Baiklah,kau mau melihat aku mencobanya terlebih dulu?"

"Tentu! Agar aku tidak meragukanmu,Tuan Nicholas"ucap Rosé mencoba menggoda Nicholas, Nicholas hanya bisa tersenyum dengan ucapan Rosé.

"Perhatikan baik-baik kalau begitu Nona,agar kau tidak meragukanku"

"Hm,tentu"

Nicholas mulai mengambil ancang-ancang untuk memanah,dia menarik panah itu.Rosé bersumpah Nicholas memanah beribu-ribu kali semakin tampan dan panas,tubuh kekarnya semakin terpampang jelas. Mata tajamnya,saat fokus begini Nicholas sangat sangat tampan. Dari pada memegang pistol, Nicholas lebih panas saat memanah.

Rosé sampai tidak memerhatikan anak panah yang sudah melayang menuju sasarannya. Rosé masih terpaku pada wajah serius Nicholas yang benar-benar sangat tampan. Sampai dimana Nicholas menoleh menatap Rosé.

"Kau lihat itu? Tepat pada sasaran" Ucapan Nicholas akhirnya membuat Rosé tersadar,dia langsung mengalihkan pandangannya ke sasaran Nicholas yang tepat tanpa meleset.

"Kau masih meragukanku,sayang?"

"Hm,ku akui kau memang pandai melakukan ini,aku tidak meragukanmu lagi"Ucap Rosé, Nicholas tersenyum tipis.

"Giliranmu" ucap Nicholas, Rosé menganggukkan kepalanya,kemudian mengambil ancang-ancang untuk memanah, Rosé mencoba untuk seserius mungkin agar setidaknya bisa mengenai sasaran walaupun tidak terlalu tepat.

Memanah lebih mudah dibanding menembak menggunakan pistol itu. Entahlah karena Rosé mungkin sudah pernah memanah sebelumnya.

Setelah menurutnya pas, Rosé melepaskan anak panah itu dan sasaran nya berada di nomor 4,tidak terlalu buruk

"Kau hebat,sayang"ucap Nicholas yang melihat sasaran Rosé.

"Jangan berlebihan,kau mengejekku,kan?"

"Untuk apa aku mengejekmu? Kau benar-benar hebat,aku tidak mencoba membual sama sekali" ucap Nicholas sungguh-sungguh,kemudian Rosé tersenyum.

"Terimakasih"ucapnya, Nicholas membalasnya dengan anggukan.

"Kau ingin melakukan apa lagi,sayang?bermain golf?"
Rosé menggelengkan kepalanya

"Itu membosankan,aku ingin melukis saja"ucap Rosé, Nicholas menganggukkan kepalanya.

"Kau bisa melukis?"

"Sedikit"ucap Rosé, Nicholas kemudian menarik tangan Rosé untuk pergi ke ruangan melukisnya.

                         *******

"Ingin melukis apa?" Tanya Nicholas,mereka sudah ada di ruangan melukis,bahkan sudah di depan kanvas kosong,bersiap untuk melukis, alat-alatnya sudah ada didekat kanvas.

"Apapun yang ada dibenakku"

"Baiklah,kau melukislah dulu. Ada pekerjaan yang harus ku kerjakan sebentar"

"Kau akan pergi?"tanya Rosé menoleh kepada Nicholas, Nicholas melemparkan senyum tipisnya.

"Hanya sebentar"

"Kemana?"

"Kantor,ada urusan yang harus ku selesaikan"

"Baiklah"ucap Rosé walaupun ada perasaan tidak suka saat mengetahui Nicholas akan pergi.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang