31

1.9K 262 14
                                    

Nicholas semakin marah saat mengetahui bahwa Rosé dan Christian benar-benar tidur bersama di ruangan itu sampai pagi. Rasa cemburunya tak bisa ia tahan lagi, sampai dia tak bisa untuk mendatangi Rosé. Sehingga ia memilih untuk mengirimkan anak buahnya memberikan surat, dan mengambil semua barang-barang nya yang ada di Apartement Rosé.

Nicholas tak peduli dengan sifat pengecut dan kekanak-kanakannya. Intinya dia benar-benar terbakar api cemburu yang membara, sampai ia sendiri tak habis pikir. Nicholas merasakan sakit hati karena perempuan untuk yang pertamakali nya. Mungkin ini adalah balasan dari sekian perempuan yang ia buat sakit hati.

Tapi benar, Nicholas menyadari, bahwa diantara hubungan yang saling mencintai tak selamanya akan merasakan bahagia seperti saat dimana ia diterima oleh Rosé menjadi kekasihnya. Pasti ada sesuatu hal yang membuat rasa sakit timbul.

Dan sekarang, jika Rosé benar-benar kembali dengan Christian, Nicholas tak tau lagi harus apa. Ini benar-benar menyakitkan, ia belum siap kehilangan Rosé, membayangkannya saja ia sudah seperti orang gila.

Ia ingin pergi menemui Rosé dan memeluknya erat, ia ingin membawa Rosé bersamanya, agar selalu ada di sisinya tanpa ada orang lain. Tapi, rasa sakit karena cemburu ini membuat dirinya tak ingin melakukan itu, ia masih belum siap bertemu dengan Rosé walaupun ia ingin.

Rasa sakit itu membuatnya tak berdaya dan memilih untuk mengurung dirinya sendiri di mansion megahnya, dengan banyak botol wine dan rokok berserakan.

Nicholas tak pernah tau rasa sakit di dalam hubungan itu bisa membuatnya separah ini. Sampai Nicholas tak tau arah, tak mau melakukan apapun selain meminum wine nya lagi dan lagi. Sudah tak tau berapa batang rokok yang ia hisap, sudah tak tau seberantakan apa puntung-puntung rokok itu di lantai kamarnya.

Yang sebelumnya tak pernah sekotor ini, dan dia juga sangat amat membenci jika kamarnya kotor dan berantakan. Sekarang botol-botol wine nya juga sudah ikut berserakan.

Seharusnya hari ini dia sudah bisa menemui Rosé, dia sudah kembali dengan senyum lebarnya ke Korea. Menghampiri Rosé yang selalu mengatakan bahwa ia sangat merindukan Nicholas.

Disisi lain...

"Rosie? Kau sudah sadar?"tanya Alice, yakni kakak perempuan Rosé. Rosé merasakan pusing di kepalanya saat ia mencoba untuk membuka matanya.

Ia dapat melihat wajah khawatir kakaknya itu. Rosé mengerutkan keningnya, detik kemudian, dia ingat bahwa sebelumnya dia pingsan dan itulah yang menyebabkan Alice khawatir melihatnya.

Rosé mencoba untuk tersenyum agar tak membuat kakaknya khawatir.

"Aku tak apa-apa, Alice"ucap Rosé, bukannya karena tak menghormati Alice. Rosé memanggil menggunakan nama karena sebelumnya mereka sudah biasa memanggil nama tanpa panggilan 'Unnie' dalam bahasa Korea, karena ya, seperti yang kalian ketahui, mereka sebelumnya tinggal di Australia.

"Jangan berbohong! Kenapa kau pingsan di ruang tamu?"tanya Alice matanya berkaca-kaca. Rosé benar-benar tak ingin membuat Alice khawatir.

Alice memang lumayan sering datang setiap akhir pekan untuk menemui Rosé, juga menge-cek Apartement Rosé. Setidaknya melihat tempat adik kecilnya itu, jika ada perlengkapan dapur yang kurang, maka ia akan belikan.

Rosé menggenggam tangan Alice, memastikan bahwa ia baik-baik saja.

"Alice, aku benar-benar tak apa-apa. Aku hanya merasa kelelahan"ucap Rosé. Alice menghela nafasnya, ia membuang muka karena air matanya hampir jatuh.

"Baiklah, jika kau kelelahan, kau harus istirahat penuh. Aku akan menghubungi agensimu untuk memberimu istirahat selama seminggu"ucap Alice, tidak, lebih tepatnya perintah. Rosé membolakan matanya, ia tak bisa diam di atas kasur selama seminggu.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang