56

1.3K 234 71
                                    

Nicholas sudah semakin takut dan khawatir, dia akan benar-benar harus pergi mengunjungi Selina sekarang, dia berbalik menatap Rosé yang masih tertidur. Nicholas mengecup kening Rosé lembut, lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi, ia harus membersihkan dirinya terlebih dulu.

Untungnya, saat dia sudah selesai mandi, Rosé masih belum bangun. Walaupun khawatir nanti Rosé terbangun dan ia tak ada di sampingnya, Nicholas lebih mengkhawatirkan jika Rosé tak akan bisa bersamanya lagi, jadi lebih baik Nicholas harus menyelesaikan masalah ini terlebih dulu.

Sebenarnya Nicholas tak tau harus mencari Selina kemana, tapi intinya, yang pertama kali ia kunjungi adalah toko itu, toko dimana Selina bekerja.

Baru saja masuk ke dalam toko itu, Nicholas sudah bisa melihat Selina sedang mengisi barang-barang yang kosong, Nicholas bernafas lega karena dia bisa lebih mudah menemukan Selina.

Lalu Nicholas mendekati perempuan itu.

"Selina"suara berat Nicholas memasuki gendang telinga Selina, yang dimana Selina langsung berbalik memastikan siapa yang baru saja memanggil namanya.

Selina tak menyangka Nicholas akan mengunjunginya. Selina tersenyum lebar.

"Heii... Ku pikir kau tak akan menemuiku"ucap Selina masih dengan senyumnya.

Untuk ke sekian kalinya, Nicholas kembali bingung dengan sifat yang ditunjukkan Selina.

Maksud Nicholas, mengapa Selina terlihat sangat baik-baik saja melihat dirinya? Ini sama sekali tak sepadan dengan apa yang sudah Nicholas perbuat di masa lalu dengannya.

"Kau ada waktu? Ada yang ingin ku bicarakan"ucap Nicholas tenang, tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

Wajah datar dan suara tegas seperti biasa ia berbicara pada orang-orang kecuali orang tertentu.

"Sekarang? Aku tak bisa jika sekarang, tapi jam dua belas siang aku bisa"ucap Selina. Nicholas menghela nafasnya gusar, Nicholas sengaja datang pagi seperti ini agar Rosé tak mencurigainya, tapi Selina malah tak bisa.

"Aku-"Nicholas berhenti berbicara, suara ponselnya sudah lebih dulu berbunyi.

Nicholas merogoh saku celananya, nama yang terpampang disana membuatnya seketika mematung untuk beberapa saat.

Rosé menelefonnya, Rosé pasti mencari dirinya. Dia harus bisa menenangkan pikirannya agar bisa menjawab pertanyaan Rosé jika bertanya dimana dirinya sekarang.

"Baiklah, dimana kita bisa bicara?"tanya Nicholas cepat. Melihat Nicholas yang kelihatannya buru-buru, Selina langsung mengerti.

"Di kafe yang tak jauh dari toko ini, hanya ada satu, kau pasti tak akan bingung mencarinya nanti"ucap Selina. Nicholas hanya menganggukkan kepalanya, lalu pergi dari sana.

Nicholas berjalan keluar sembari mengangkat panggilan dari Rosé yang masih memanggilnya.

"Nicholas...!!"ucap Rosé dengan suara rengekannya, Nicholas tersenyum mendengarnya, ada terbesit rasa bersalah juga.

"Ya sayang, maafkan aku. Aku tak berada di sampingmu saat kau terbangun. Tadi tiba-tiba ada urusan sebentar, panggilan dari kantor. Aku takut akan membangunkanmu, jadi aku keluar saja sekalian membeli sarapan pagi"ucap Nicholas yang sekarang tengah berada di toko roti.

Untung sekali ada toko ini disini, jadi Nicholas bisa mencari alasan lainnya.

"Aku sedang di toko roti, aku akan membuatkan teh juga untuk mu nanti. Tunggu di kamar, jangan kemana-mana"ucap Nicholas.

"Eum... Jangan lama!"ucap Rosé masih dengan nada rengekannya Nicholas lagi-lagi tersenyum.

"Ya tuan putri, aku akan cepat"ucap Nicholas

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang