27

2.6K 268 7
                                    

Nicholas menyuruh anak buahnya untuk berhenti. Belum begitu jauh dari Apartement Rosé. Bayangan-bayangan Rosé yang menangis selalu menghantuinya. Ia tak bisa, ia benar-benar tak bisa bersikap seperti ini pada Rosé.

Ia tak bisa meninggalkan Rosé yang sednag menangis sendirian disana. Bagaimana jika Rosé melakukan hal-hal yang tak diinginkan seperti melukai dirinya sendiri? Nicholas meninju tempat duduknya berkali-kali sembari mengumpat.

"Putar balik"ucap Nicholas akhirnya. Anak buahnya langsung memutar balik mobil untuk kembali ke Apartement Rosé.

Hanya memakan waktu sebentar untuk kembali ke Apartement, karena masih belum terlalu jauh Nicholas sudah tak tahan. Dengan cepat Nicholas turun dari mobil dan masuk ke dalam Apartement Rosé setelah memencet beberapa pin.

Ia melihat Rosé memeluk kakinya di dekat pintu menangis tersedu-sedu. Rosé mendongakkan kepalanya saat melihat seseorang masuk, Rosé terkejut karena Nicholas kembali.

Mata mereka sempat beradu sebentar, setelahnya Nicholas langsung mengangkat tubuh Rosé. Membawanya ke sofa, Rosé duduk di pangkuan Nicholas, dan tangis Rosé semakin pecah.

"Sssttt... Maafkan aku. Aku sudah berlebihan, maafkan aku"ucap Nicholas, sambil menenangkan Rosé. Rosé sekarang semakin menangis bukan karena hal yang tadi lagi, tapi karena Nicholas! Nicholas yang masih kembali dan menyesali perbuatannya.

Dengan lembut ia kembali mengucapkan kata maaf, dan menenangkannya. Rosé terharu, jadi ia kembali menangis. Padahal Nicholas berhak marah padanya yang memang sudah melakukan kesalahan.

"N-nicholas... Hikss hikss"

"Sssttt ... Tenangkan dulu dirimu, lalu kau bisa bicara, hm? Sudah-sudah, jangan menangis lagi, dan maafkan aku karena sudah membentak mu. Aku hanya terbawa emosi, maafkan aku, hm?"

"Nicholas!! Hikss hikss... B-berhenti m-meminta maaf, hiksss"

"Ssstttt... Tenangkan dulu dirimu, sayang. Jangan menangis lagi.."ucap Nicholas, ke dua tangannya mengusap wajah ber-air Rosé. Rosé menatap Nicholas dengan mata yang ber-air serta hidung nya yang memerah karena menangis.

"Sial, bahkan sedang menangis kau tetap sangat menarik. Bagaimana bisa laki-laki bodoh seperti ku membuatmu menangis? Aku merasa sangat menyesal sekarang."ucap Nicholas, Rosé malah semakin menangis membuat Nicholas panik.

"Heii, sayang... Berhenti menangis"ucap Nicholas.

"Dan berhenti menjadi sangat baik!!! Kau berhak untuk marah padaku! kau hanya perlu tetap disini, jangan tinggalkan aku sendiri. Hanya itu! Jangan ucapkan kata-kata manis lagi yang membuatku semakin merasa bersalah! Aku merasa menjadi wanita terburuk di dunia! Hikss hikss"ucap Rosé sambil memukul-mukul dada bidang Nicholas.

Nicholas tersenyum dan memeluk Rosé erat, sampai Rosé tak bisa lagi memukulnya.

"Aku tak bisa setega itu padamu. Bagaimana pun juga aku tetap bersalah dan harus meminta maaf padamu. Aku benar-benar terbawa suasana tadi"

"Aku mengatakan tato bukan karna mengingat Christian!!! Tapi aku memang suka pria yang memiliki tato ditubuhnya, bahkan jika di perbolehkan, suatu saat nanti aku ingin membuat tato di tanganku"ucap Rosé walaupun masih sedikit terisak.

"Dan hal itu tak akan ku perbolehkan. Pertama, kau akan merasakan sakit dan aku tak suka itu, kedua, kulit mulus mu yang sangat kusukai akan ternodai. Jadi, jangan pernah melakukan itu"ucap Nicholas, Rosé memajukan bibirnya kemudian ia meninju badan Nicholas sekali.

"Sudah kuduga"ucapnya, Nicholas terkekeh pelan dan mengecup bibir Rosé. Tak hanya mengecup, Nicholas mulai melumat bibir yang membuatnya kecanduan itu. Nicholas melumat nya dari awal lembut, sampai semakin bergairah dan panas.

𝔽𝔸𝕃𝕃𝕀ℕ𝔾 [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang