" Sayang. Baju mas mana? " tanya mas Adithya.
" Diatas tempat tidur. Tadi aku sudah siapin semuanya. " jawab ku sambil mengeringkan rambut ku. " Ketemu nggak mas? "
" Ketemu. Makasih sayang. " ucap nya.
Setelah selesai mengeringkan rambut, aku merapihkan kembali hair dryer ke tempatnya. Kemudian aku keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur untuk mengambil baju gamis yang kusimpan di samping pakaian suami ku tadi. Aku sempat melihat suami ku yang sedang memakai celana bahan dan pikiran ku kembali mengingat saat miliknya menggesek milik ku.
Aku jadi merasa malu kalau mengingat apa yang telah kami lakukan di bathtub tadi. Aku bisa merasakan bagian miliknya yang besar, berurat dan panjang. Ini pertama kalinya untuk ku melihat dan menyentuh barang milik laki-laki. Belum lagi tangan dan mulutnya mempermainkan milik ku dari atas sampai bawah dan terakhir aku di bawanya sampai puncak kenikmatan.
" Kamu kenapa? " tanya mas Adithya.
" Nggak apa-apa. " jawab ku malu-malu. Sumpah malu banget saat ketahuan suami sedang melihat barang miliknya.
" Mas tahu kamu dari tadi lihat ini. " katanya sambil memegang bagian miliknya.
Aku menjerit kecil saat suami ku memegannya " Astaga mas. Kamu apa-apa sih. Aku nggak lihat milik kamu. "
Lalu mas Adithya menghampiri ku dan memeluk ku dari belakang. Lalu tangan kiri ku di bawa oleh tangan kanan nya ke arah miliknya. Dia bisikkan sesuatu di telinga ku. " Ini milik kamu. Jadi jangan merasa malu untuk menyentuhnya. "
Muka ku langsung memerah seperti buah apel. Aku bisa merasakan milik suamiku yang tegang setiap aku pegang. Mas Adithya mendesah lalu dia melumat bibir ku dengan cukup ganas. Aku berusaha untuk mengimbanginya. Hingga akhirnya kami menyudahinya karena bunyi ketukan pintu dan suara bunda yang memanggil kami berdua.
" Nanti kita lanjutkan lagi. Sabar ya. " kata nya lalu mencium keningku. " Kamu pakai baju dulu. Biar aku yang keluar menyapa bunda. "
" Ya sudah. Mas keluar dulu. Aku mau pakai baju. "
Bukannya keluar tapi mas Adithya malah membuka bathrobe milik ku. Terlihat sudah seluruh tubuhku dan suami ku dengan iseng nya memegang gunung kembar ku sambil di kecup oleh bibirnya secara bergantian. Dia juga mencubit bagian puncak nya hingga aku mendesah antara sakit dan nikmat. Setelah melakukan itu dengan wajah tanpa dosa dia pergi meninggalkan ku dan tersenyum bahagia.
" Jangan terlalu lama. Jam dua belas siang kita sudah harus chek-out dari sini. " ujar mas Adithya sebelum menutup pintu kamar.
" Iya. " jawab ku sambil menenangkan diri ini yang sudah tersulut gairah.
*****
" Pengantin baru bangunnya siang. Mau pamit pulang harus nunggu dulu. " sindir Kinan pada ku. Bunda langsung memukul pelan pundak adik ku itu. " Sampai sarapan pagi saja telat dan bunda yang pesan kan."
Mas Adithya hanya tersenyum saja. Sementara aku berusaha menahan marah karena di depan ku saat ini ada orang tua suami ku. " Maaf ya semuanya jadi menunggu. "
"Di maklumi saja ya kakak mu. Namanya juga pengantin baru. " Mamah mertua membela ku.
" Maaf kalau ucapan Kinan nggak sopan. " ucap Bunda pada besan nya.
" Nggak apa-apa mbak. Kita paham kok. Ya sudah kalau begitu kita bisa pulang sekarang. " ujar Papah mertuaku dengan santai.
" Ya sudah. Ayo mbak kita turun. Nanti sekalian bareng kita saja pulangnya. Kinan kan tadi mau ada janji katanya. " Mamah mertuaku mengajak bunda untuk ikut pulang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
RomanceBagaimana bila cinta pertama kamu hadir dan menyapa kembali? Itu lah yang sedang kualami saat ini. Pertemuan dengannya membuat ku kembali mengingat masa-masa di mana aku harus merasakan sakit karena cinta. Lebih dari lima Belas tahun aku mencintainy...