💕TUJUHPULUH💕

301 15 0
                                    

Selama masa recovery, aku benar-benar hanya di apartemen saja. Mas Adithya nggak mengizinkan aku untuk keluar. Kalau butuh sesuatu, tinggal minta tolong sama asisten ku untuk mengambil atau membelinya. Bahkan suami ku bilang untuk sementara waktu kalau mau belanja lewat aplikasi online saja. Jadilah hari-hari ku hanya nonton Netflix, baca buku, baca novel di Wattpad, nulis novel yang judulnya Ku Pilih Takdirku Bersamamu dan setiap malam aku upload di akun Wattpad milik ku.

Ini sudah hari ke sembilan dan dua hari yang lalu aku sudah kontrol ke dokter bersama mas Adithya. Alhamdulillah hasilnya bagus semua. Luka jahitannya pun sudah kering. Aku milirik jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan suami ku belum pulang. Aku cek Iphone ku tapi nggak ada chat pesan dari mas Adithya.

Saat aku sedang rebahan di sofa, tiba-tiba ibu Meta datang sambil membawa gelas berisikan jus.

" Sudah tidur ya? " tanya Ibu Meta

" Belum, ibu. Saya masih nunggu mas Adithya. " jawab ku.

" Ini ibu buatkan jus alpukat. Di minum dulu. " Ibu Meta menyerahkan gelasnya pada ku.

" Makasih sudah di buatkan jus. Hampir setiap malam ibu pasti bikin jus buat saya. "

" Sama-sama. Biar sehat. Kalau begitu ibu pamit ke dapur lagi ya. "

" Bisa temani Hanna dulu nggak, bu? "

" Ya sudah ibu temani. "

" Makasih ya, bu. "

Aku mulai meminum jus alpukat buatan Ibu Meta. Nggak sampai lima menit, jus nya sudah habis ku minum. Aku kembali berbaring lagi di sofa sambil menonton Netflix bersama ibu Meta. Setengah jam kemudian, pintu depan terbuka dan aku bisa mendengar suara mas Adithya yang memanggilku. Aku bangun dari sofa dan menghampiri suami ku yang baru saja pulang.

" Maaf ya sayang. Mas telat. Tadi jalanan macet banget. Ini hari jumat malam soalnya. Kamu sudah makan malam? " kata suami ku lalu bertanya.

" Iya, Nggak apa-apa. Sudah mas. Terus tadi ibu Meta bikinin aku jus alpukat. Tapi sudah ku habiskan. " jawab ku.

" Pinter. Ya sudah mas mau mandi dulu ya. Nanti temenin mas makan. Soalnya nggak sempat makan dari siang. "

" Ya ampun mas. Nanti kamu bisa sakit. Ya sudah cepat mandinya. Hari ini ibu Meta bikin sop iga sama perkedel jagung. Aku tunggu di meja makan ya. "

Mas Adithya langsung menuju kamar utama untuk ganti baju dan membersihkan diri. Sementara aku langsung ke dapur dan ternyata Ibu Meta sedang memanaskan sop iga nya dan menggoreng perkedel jagung. Aku mau bantu menggorang tapi beliau meminta ku untuk istirahat saja di sofa. Lima belas menit kemudian makanan dan minuman sudah terhidang di meja makan.

" Sayang, temani mas makan sekarang. " panggil suami ku yang sudah berada di ruang makan.

Aku langsung menghampirinya dan mengambilkan nasi serta lauk pauknya ke atas piring. Kemudian aku duduk di samping mas Adithya. Aku melihatnya makan sangat lahap sekali. Dari siang belum makan pasti lapar sekali. Kalau telat makan begini biasanya ada jadwal operasi. Kalau kerjaan biasa atau praktik saja pasti Restu sudah menyiapkan makanan.

" Kamu nggak mau makan lagi yang? "

" Nggak. Sudah kenyang minum jus alpukat. "

Akhirnya sesi menemani suami makan malam pun selesai. Aku sudah mulai mengantuk. Ibu Meta juga sepertinya sudah istirahat. Aku merapihkan meja makan dan piring kotor milik mas Adithya pun segera aku cuci. Selesai mencuci, aku kembali ke sofa panjang sambil melanjutkan film yang ku tonton tadi. Sementara mas Adithya masuk ke dalam kamar dan entah apa yang dia lakukan. Tapi nggak lama kemudian dia menyuruh ku untuk mematikan televisi nya dan masuk kamar.

Aku yang sebenarnya masih ingin tiduran di sofa sambil nonton film, dengan terpaksa mematikan televisi nya dan pergi menuju kamar tidur. Saat aku buka pintu, aku melihat dua koper berjejer dan dalam keadaan terbuka. Aku langsung masuk ke dalam dan duduk di atas tempat tidur sambil mengamati apa yang di lakukan oleh suami ku ini.

" Ngapain mas keluarin koper kita? " tanya ku penasaran. Dari tadi aku perhatikan dia sibuk merapihkan pakaian ku dan pakaiannya. Lalu dia susun dan di masukkan ke dalam koper masing-masing.

" Kita mau honeymoon. " jawab nya dengan santai.

" Honeymoon kemana? " aku bertanya lagi.

" Bali. Setelah menikah kan kita belum honeymoon. Memangnya kamu nggak mau merasakan honeymoon seperti kebanyakan orang. "

" Di rumah sajalah. Aku malas kemana-mana. "

" Restu sudah siapkan tiket dan akomodasinya dari jauh-jauh hari mengikuti jadwal mas yang sudah di kosongkan. Jadi kita tetap berangkat. "

" Terserah kamu lah mas. "

" Kamu istirahat saja. Pakaian kamu biar aku yang atur. Kita berangkat dari rumah jam satu malam. "

" Biar aku saja mas yang pilih pakaian mana yang aku mau pakai nanti di sana. "

" Nggak usah. Lebih baik kamu istirahat. Nanti kalau memang nggak cocok atau ada yang kurang tinggal beli saja di sana. "

" Ya sudah. Kalau begitu aku istirahat. "

Semua dia dan asistennya yang mengatur jadi aku terima beres saja. Mau protes tapi nggak mungkin. Mau bantuin tapi dia bilang nggak usah. Mau pilih pakaian tapi dia bilang kalau ada yang kurang nanti di sana tinggal beli. Jadi ya sudahlah. Aku pasrah dan terima saja apa kata suami. Dia yang merencanakan. Dia yang punya uangnya. Jadi aku nggak mau ribet dan ambil pusing.

*****

Bunyi alarm terdengar dari handphone milk mas Adithya. Aku langsung membangunkannya. Kemudian dia langsung mematikan alarmnya. Aku nggak tahu semalam dia tidur jam berapa tapi sekarang dia sudah bangun dan menyuruh ku untuk cuci muka dan sikat gigi saja, Mas Adithya juga menyuruh ku untuk ganti pakaian yang sudah dia siapkan olehnya di atas tempat tidur.

" Jangan lama-lama di kamar mandi. Lima belas menit lagi kita sudah harus berangkat. " kata mas Adithya mengingatkan.

" Iya, mas. " ujar ku dengan santai.

" Mas nggak bawa Restu. Jadi kita ke Bali bener-bener hanya berdua saja. "

" Tumben. Biasanya kemana-mana sama dia. "

" Ya masa mau honeymoon ngajak dia juga. Nggak lah. Nanti dia ngintip lagi kalau kita sedang ena-ena. "

" Oh jadi niat ke Bali itu buat ena-ena ya. Bukan buat jalan-jalan. "

' Jalan-jalan belakangan. Yang paling utama ya ena-ena lah. Mas sudah siapkan villa di sana untuk satu minggu. Jadi bersiaplah kamu akan mas gempur. "

" Nggak lihat aku baru sembuh dan luka nya baru kering. Kadang masih suka nyeri. Masa mau di tindih badan ku. "

" Ya besok mas ajarin posisi baru untuk kamu yang pasca cedera di perut. "

" Sepertinya mas memang benar-benar sudah mempersiapkan segalanya. "

" Itu kamu tahu. Ya sudah mas order taxi dulu ya. Sama keluarin kopernya. "

Dan semua nya berjalan dengan cepat. Kini aku dan mas Adithya sudah di dalam taxi menuju bandara Soekarno Hatta. Suami ku bilang kalau kita nanti naik pesawat Garuda jadi nggak perlu ribet dan ngantri. Kita langsung menunggu di lounge Garuda nya. Selain itu di longe Garuda juga sudah dapat makanan. Jadi nggak perlu jajan keluar lagi. Honeymoon ke Bali ini, mas Adithya sudah memesankan tiket pulang pergi business class. Jadi aku nggak terlalu capek selama di pesawat. 

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang