💕EMPATPULUHEMPAT💕

273 27 0
                                    

" Mas, kamu dengar nggak sih cerita aku. " kata ku kesal pada mas Adithya.

" Mas dengar sayang. " ucap nya.

" Terus kenapa malah diem saja? " tanya ku.

" Kamu kan lagi cerita. Mas harus jadi pendengar yang baik untuk istri mas. " Jawab mas Adithya.

" Nggak begitu juga kali mas. Memangnya kamu lagi praktik Psikologi. "

Mas Adithya tertawa saat mendengar aku bicara seperti itu. " Tenang saja, mas nggak akan ambil pekerjaan kamu karena bukan bidang mas. Tapi tetap saja mas harus menjadi suami yang bijak dan bisa menjadi pendengar yang baik untuk istrinya. "

" Ya. Ya. Terus pertanyaan aku belum di jawab mengenai tante Mila. "

" Tante Mila sudah lebih baik. Ada Nadira kan yang menangani psikologis nya paska kejadian kemarin. Mas juga sudah menyiapkan pengacara. Untuk sementara tante Mila akan tinggal di apartemen kamu. "

" Terus kita tinggal dimana? "

" Di rumah sakit dulu saja. Kamu nggak keberatan kan? "

" Nggak di rumah bunda saja? "

" Di sini dulu saja untuk sementara waktu. Nanti kalau sudah membaik kondisinya, tante Mila bisa tinggal di rumah Bunda. Biar ada temannya. "

" Memang Bunda sudah mas kasih tahu kondisi tante Mila? "

" Bunda sudah tahu karena om Frans ke rumah Bunda sambil marah-marah. Beruntung adik kamu lagi ada di rumah. "

" Tapi Bunda aman kan? " aku mengkhawatirkan kondisi Bunda.

" Sekarang masih aman. Kalau memang situasinya memburuk mas akan pindahkan Bunda ke tempat apartemen kamu juga. " mas Adithya menjelaskan.

" Iya mas. Itu lebih baik. "

" Kamu jangan banyak pikiran dulu. Nggak baik untuk kesehatan kamu saat ini. "

" Iya. Mas, sampai kapan aku ada di ruangan ini? bisa nggak kalau pindah ruangan nya ke kamar kita saja? "

" Tunggu hasil MRI nya ya sayang. Kita lihat hasilnya bagaimana. "

Aku masih nggak habis pikir dengan om Frans. Bisa-bisa nya dia selingkuh dan melalukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Belum lagi kalau dengar dari cerita tante Mila kalau suami nya itu memiliki kelainan seksual. Dari gejala nya aku menduga ke arah sadisme. Aku memang belum sempat melihat luka di punggung tante. Tapi kalau itu benar terjadi aku akan menyarankan tante Mila untuk segera berpisah dengan suaminya.

Kekerasan dalam rumah tangga itu sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa korban nya. Selain itu itu luka yang di tinggalkan pada korban itu membekas. Kalau luka fisik bisa lebih cepat di sembuhkan. Tapi luka psikis atau batin ini yang akan menjadi trauma seumur hidup. Apabila nggak segera di tangani bisa menyebabkan depresi dan mengganggu aktivitas keseharian korban nya.

Banyak korban kekerasan rumah tangga nggak berani untuk buka suara dengan alasan takut karena di ancam atau yang paling sering di temui adalah mengatas namakan anak dan demi anak korban memutuskan untuk kembali ke pasangan yang telah melakukan KDRT. Padahal dengan tetap bertahan pun kodisi psikis anak nya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang menjadi kurang baik.

Berbicara mengenai kekerasan dalam rumah tangga memang nggak ada habisnya. Efek yang banyak terjadi ketika anak di besarkan dalam kondisi orang tua nya sering bertengkar apalagi salah satu nya melakukan tindakan kekerasan rumah tangga seperti memukul, menampar, memaki dengan kata-kata yang tidak baik maka anak akan melihat, memperhatikan, merekam dan mencontoh. Apabila anak itu sudah dewasa bisa saja dia melakukan kekerasan pada pasangan nya atau anak itu sebaliknya dia nggak mau punya pasangan karena trauma melihat ibu atau bapak nya mendapatkan perlakukan kasar atau bahkan melukai.

Balik lagi ke tante Mira. Aku bersyukur karena mas Adithya mau membantu keluarga ku. Padahal aku tahu dia orang sibuk. Tapi demi istrinya dia rela membagi waktunya untuk menyelesaikan masalah tante ku dengan di bantu oleh asisten dan pengacara yang dia tunjuk. Aku tahu kenapa mas Adithya memutuskan untuk tinggal sementara di rumah sakit. Itu semua karena demi keamanan istrinya.

" Mas. " panggil ku.

" Kenapa lagi sayang? " tanya mas Adithya. " Kamu laper? "

" Nggak. " jawab ku.

" Ya terus kenapa? "

" Aku masih boleh kan praktik psikologi? "

Mas Adithya sempat diam sesaat sebelum menjawab nya. " Mau jawaban jujur atau nggak? "

" Ya jujur lah mas. "

" Sebenarnya nggak boleh. Tapi mas tahu kalau kamu itu di bilang nggak boleh pasti ngambek terus marah. Ujung-ujungnya ribut. Jadi ya sudah. "

" Ya sudah apa mas? kalau bicara itu yang jelas. "

" Boleh. Tapi sesuai dengan kesepakatan kita kemarin. Hanya boleh menangani tiga pasien dalam satu minggu.  "

Alhamdulillah masih boleh praktik. Berarti kejadian kemarin nggak membuat suami ku berubah pikiran. Nggak apa-apa seminggu cuma bisa bantu tiga pasien. " Makasih ya mas. " ucap ku.

" Sama-sama sayang. " kata suami ku lalu dia mengecup kening ku.

Bunyi ketukan pintu terdengar dari luar dan suami ku mempersilakan masuk. Munculah para asisten menghampiri kami. Restu dan Mira melaporkan pekerjaan masing-masing pada suami ku. Sementara aku hanya jadi pendengar saja. Tapi tiba-tiba aku mau buang air kecil. Aku turun dari tempat tidur dan suami ku sempat memegang tangan kanan ku.

" Kamu mau kemana? " tanya suami ku.

" Kebelet mau buang air kecil. " jawab ku. Lalu aku melepaskan tangan suami ku dan mengambil botol infus ku yang akan ku bawa ke kamar mandi.

" Biar mas bantu. " kata nya lalu mengambil alih memegang botol infus ku.

Sementara Restu dan Mira di minta menunggu dulu sebentar karena mas Adithya akan menemaniku ke kamar mandi. Nggak lama karena hanya buang air kecil. Setelah itu aku kembali naik ke tempat tidur elektrik rumah sakit dan mas Adithya mengembalikan kembali botolnya pada tiang infus.

" Bentar ya sayang. Ada yang mau mas bicarakan dengan Restu dan Mira. " kata mas Adithya.

Setelah itu dia menghampiri Restu dan Mira. Mas Adithya memberikan arahan dan instruksi mengenai pekerjaan. Selama mereka berbicara, aku melihat siaran TV yang sedang membahas artis pria melakukan tindakan KDRT terhadap istri nya dan di laporkan ke polisi. Melihat itu aku jadi kembali ingat tante Mila.

Aku mau ketemu tante Mila, tapi mas Adithya nggak memperbolehkan karena kondisi ku yang kurang sehat. Aku mengganti channel lain tapi lagi-lagi berita artis itu lagi. Ya ampun heboh banget hampir semua stasiun TV menyiarkan berita itu. Mungkin pada kaget kali ya orang baik seperti artis itu bisa tega melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Sama hal nya dengan ku yang kaget juga saat tahu om Frans melakukan KDRT terhadap tante ku. Malah nggak hanya ke tante ku. Aku pun di perlakukan dengan kasar kemarin dan berujung cidera otak ringan. Jujur aku nggak tahu apakah mas Adithya membuat perhitungan dengan om Frans atau nggak. Tapi aku juga nggak mau banyak bertanya dulu. Yang terpenting tante Mila sudah di tempatkan di tempat aman oleh suami ku.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang