Ilustrasi Kamar Hanna
Sampai apartemen aku langsung masuk ke kamar dan membersihkan diri. Setelah itu aku langsung rebahan di atas tempat tidur. Aku memejamkan kedua mata ku sambil menenangkan diri. Apa yang terjadi di klinik tadi semoga saja Mira nggak melapor ke mas Adithya. Kalau sampai mas Adithya tahu pasti dia marah dan aku yakin akan ada perdebatan di antara kami dan aku harus berusaha menenangkan suami ku yang dalam kondisi emosi.
Baru saja aku mau istirahat, Mira mengetuk pintu dan aku menyuruhnya untuk masuk kedalam. Dia memberi tahu kalau nanti malam ada jamuan makan malam bersama rekan bisnis suami ku di Grand Ballroom Hotel Fairmont Jakarta Pusat dan aku harus mempersiapkan diri. Semua sudah diatur oleh asisten ku mulai dari pakaian, hijab, make up, tas, sepatu dan lain-lain.
" Jam berapa acaranya nanti malam? " tanya ku yang masih rebahan di atas tempat tidur.
" Jam delapan mbak. Kita dari rumah jam lima sore karena takut kejebak macet. Kalau mbak kecepatan datang, bapak sudah menyiapkan kamar hotel untuk istirahat. " jawab nya.
" Kenapa mendadak begini? Tadi pagi suami saya nggak bilang ada acara makan malam bersama rekan bisnis nya. " aku kembali bertanya.
" Papah mertua mbak nggak bisa hadir. Jadi yang mewakili beliau adalah suami mbak Hanna"
Aku melihat jam di dinding kamar ku dan sudah menunjukkan pukul satu siang. Harus nya siang ini aku bertemu dengan Nadira di mal Pondok Indah. Tapi sepertinya aku pindah tempat ke mall Senayan City. Aku langsung mengambil Iphone ku dari dalam tas dan menghubungi sahabat ku. Sudah tiga kali aku telepon tapi nggak di angkat jadi aku chat Nadira kalau pertemuannya berubah di SaladStop! Mall Senayan City jam tiga sore. Nggak tahu kenapa lagi pengen makan kimchi. Gara-gara Kinan pasang status di what's up gambar dia lagi makan kimchi galbi aku jadi ngiler banget pengen coba.
" Mir, kita berangkat sekarang ya. Saya mau ketemu Nadira dulu di Mall Senayan City. Sekalian mau makan di SaladStop! nanti tolong kamu pesenin ya menu kimchi galbi nya ya. "
" Baik mbak. Kalau begitu saya keluar. "
Mira keluar dari kamar dan aku segera mengganti pakaian ku dengan baju kemeja lengan panjang putih dan rok panjang hitam bermotif putih casual. Nggak lupa pakai hijab dengan warna senada dengan pakaian dan rok ku. Setelah mengganti tas kerja ku dengan tas untuk jalan-jalan, aku keluar dari kamar dan Mira sudah menunggu ku.
Ilustrasi Baju Hanna
Aku dan Mira turun dengan lift menuju halaman lobby karena mobil sudah siap. Aku masuk ke dalam lebih dahulu baru setelah itu Mira yang masuk. Perjalanan dari aparetemen menuju mall Senayan City membutuhkan waktu satu jam. Sampai di mall aku dan Mira masuk ke dalam dan langsung menuju the body and shop.
Selesai dari situ kita lanjut ke Sephora dan Sogo. Nggak terasa sudah hampir dua jam aku belanja dengan di temani oleh Mira. Seharusnya sih sama Nadira. Aku juga membelikan beberapa barang untuk Mira. Walaupun di awal dia menolak tapi akhirnya dia mau menerima. Mumpung pakai kartu kredit mas Adithya.
Bunyi dering dari Iphone ku terdengar dan aku langsung melihat nama yang tertera di layar. Ternyata Nadira sudah sampai di SaladStop!. Aku langsung menuju ke tempat itu. Aku melihat sahabat ku sedang serius memainkan handphone nya. Dengan santai aku berjalan menuju Nadira.
Ilustrasi SaladStop! Mall Senayan City
" Maaf ya, Nad. Jadi pindah mall nih kita ketemuannya. " kata ku.
" Nggak apa-apa. Kamu jadi belanja skincare? " tanya Nadira sambil mengubah posisi duduk nya dan kini kita saling berhadapan.
" Sudah. Itu belanjaanya di Mira. " jawab ku. Mira duduk di tempat yang terpisah dengan aku dan Nadira.
Aku dan Nadira memulai percakapan serius mulai menanyakan kondisi kesehatan mental nya tante Mila sampai dengan apa yang aku alami tadi saat praktik hari ini. Aku menceritakan kalau ternyata Rafi sudah memiliki tunangan. Yang jadi masalah Rafi nggak bisa membuka hati nya untuk tunangan nya karena nggak ada rasa. Dia di jodohkan dengan anak dari sahabat orangtua nya. Di situ aku nangis sama Naidra karena sampai saat ini Rafi masih berusaha untuk membuat hubungan ku dan mas Adithya berpisah.
" Nad, aku harus bagaiamana? Aku bingung kalau seperti ini. Kenapa takdir terus mempertemukan aku dan dia? " kata ku dengan suara pelan.
" Aku sangat mengerti dengan apa yang kamu rasakan saat ini. Walaupun takdir terus mempertemukan kalian tapi tetap saja pada akhirnya kalian nggak bisa untuk bersama. Ini ujian untuk rumah tangga kamu dan mas Adithya. Fokus ke masa depan. Lupakan masa lalu kamu dengan Rafi. "
" Aku sudah menanamkan itu dalam mind set aku. Tapi aku kesulitan sama Rafi. Apalagi tunangan nya itu pasien yang sedang aku tangani. Tambah dilema aku, Nad. "
" Aku rasa kamu harus segera melepasakan pasien kamu itu ke yang lain. Masalahnya nanti kamu nggak bisa objektif sama permasalahannya. Apalagi pasien kamu itu tunangan Rafi dan itu berarti ada hubungan nya dengan kamu kan? "
" Iya. Maka dari itu aku minta tolong kamu untuk menggantikan aku khusus pasien ini saja. Apa kamu bersedia mengambil alih pasien ini? "
" Iya. Aku bersedia. Kamu tenang ya. Aku tahu kamu masih ada perasaan dengan Rafi, Han. "
" Tapi sekarang aku juga sudah mencintai mas Adithya. Tapi di sisi lain masih ada rasa cinta itu untuk Rafi. "
" Aku mengerti. Tapi kita harus melihat kenyataanya kalian nggak bisa untuk bersatu. Kamu sudah menikah dan dia sudah punya tunangan. Jika kalian memaksa untuk bersatu maka akan banyak orang yang kecewa dan terluka terutama mas Adithya dan tunangan nya. "
Nadira merubah kembali posisi duduknya dan kali ini dia duduk di samping ku. Lalu dia memeluk ku dan menenangkan ku.
" Menangislah kalau itu bisa membuat mu menjadi lebih tenang. " bisik Nadira di kuping kanan ku.
" Aku salah apa sampai harus seperti ini? Kenapa Rafi baru sadar ketika aku sudah bersama mas Adithya? Kenapa nggak tiga tahun yang lalu dia hadir dalam hidup ku atau lima tahun yang lalu? Kenapa harus sekarang Nad? Kenapa dia telat datangnya? Aku cintai dia Nad. Rafi cinta pertama aku. "
" Aku tahu Han kalau kamu sangat mencintainya. Tapi sekarang sudah berbeda. Kamu sudah menikah. Apa kamu tega melukai hati suami kamu? "
" Mas Adithya terlalu baik untuk di sakiti, Nad. Aku nggak sanggup sampai kehilangan dia dalam hidup ku. Dia penyelamat hati ku di saat aku sudah nggak punya semangat untuk menjalin kasih karena yang ada dalam pikiran ku hanyalah Rafi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
RomanceBagaimana bila cinta pertama kamu hadir dan menyapa kembali? Itu lah yang sedang kualami saat ini. Pertemuan dengannya membuat ku kembali mengingat masa-masa di mana aku harus merasakan sakit karena cinta. Lebih dari lima Belas tahun aku mencintainy...