" Sayang, kamu lagi apa? " tanya mas Adithya
" Bentar mas. Lagi bikin konten untuk youtube aku. " jawab ku.
" Sarapan pagi dulu ya. Bikin konten nya nanti lagi. " kata mas Adithya sambil memeluk ku dari belakang.
" Tanggung mas. Soalnya nanti sore harus upload. Belum lagi aku edit untuk konten di instagram dan tik tok. " ujar ku menjelaskan.
" Kasihan baby nya laper nanti. Yuk makan dulu. " bujuk suami ku.
Akhirnya aku mengalah dan mas Adithya membawa ku keluar dari ruang kerja menuju ruang meja makan. Sampai di sana, ibu Meta sudah menyiapkan sarapan pagi kesukaan ku yaitu buah pisang dan oatmeal. Nggak lupa susu untuk ibu hamil pun sudah di siapkan. Sementara itu menu sarapan pagi suami ku yaitu kopi hitam tanpa gula dan bakwan goreng.
Aku sangat menikmati sarapan pagi hari ini. Hal pertama yang aku lakukan yaitu minum air putih lalu makan buah pisang dan oatmeal nya. Setelah itu barulah aku minum susu nya. Selesai sarapan pagi aku langsung ke ruang keluarga untuk menonton acara berita. Nggak tahu kenapa semenjak hamil aku jadi sering sekali nonton berita. Padahal sebelumnya aku paling malas nonton berita di televisi.
" Yang, kemarin mas dapat undangan dari Rafi. " kata mas Adithya.
" Undangan apa? " tanya ku penasaran.
" Undangan pernikahan Rafi dan Ranti. " jawab mas Adithya dan itu membuat ku terkejut.
" Kapan acaranya? " kali ini aku yang bertanya pada mas Adithya.
" Minggu besok. " jawab nya singkat.
" Kalau aku terserah kamu saja, mas. "
" Lebih baik nggak usah datang ya. Menjaga perasaan Ranti juga. Mas nggak mau kamu nanti terluka lagi gara-gara dia. "
" Ya sudah kalau memang mas maunya begitu. Aku nurut saja. "
" Kamu nggak mau ketemu Rafi lagi? "
" Nanti ada yang cemburu lagi. Sudahlah mas. Nggak usah cari ribut deh. Mendingan mas renang sana. "
" Sudah tadi jam enam pagi mas berenang. Kamu nggak mau berenang? Bagus loh buat ibu hamil. "
" Kalau lagi mood aku berenang kok mas. "
" Ya sudah. Terus kelas ibu hamilnya kapan kamu daftar? Di rumah sakit tempat mas ada kok. Jadi sekalian mas berangkat kerja kamu senam ibu hamil. "
" Ya. Ya. Atur saja sama mas. Aku terima jadi saja. "
Mas Adithya tersenyum pada ku. Dia paling senang kalau istrinya nurut dan nggak banyak tanya. Semenjak hamil aku malas berdebat sama dia. Kalau sudah keluar posesif dan protektif nya aku langsung minta tolong Nadira dan suami nya agar memberikan pengertian lagi pada mas Adithya. Ibu hamil kan nggak boleh stress apalagi sampai depresi.
Di kehamilan ku yang sudah masuk tujuh bulan, mas Adithya lebih banyak bekerja di rumah. Jadwal operasi pun sebagian dia limpahkan ke teman nya. Jadi dia lebih banyak ngurus manajemen rumah sakit. Katanya takut kecolongan seperti waktu aku ngidam sate maranggi dan nyetir sendiri ke Purwakarta. Jadi dia nggak mau ambil resiko. Praktik dan isi seminar lewat zoom meeting masih berjalan.
" Yang, kamu sudah hubungin Mira untuk kerja lagi sama kamu? " tanya mas Adithya.
" Belum mas. Ibu nya baru satu bulan meninggal. Pasti masih masa berkabung. " jawab ku.
" Justru ini karena sudah satu bulan. Biar dia nggak berlarut sedih. Hidup kan harus terus berjalan. "
" Ya sudah kalau begitu mas saja yang hubungin Mira. Mas tanya dia masih mau kerja lagi nggak sama aku. "
" Ya sudah kalau begitu. Nanti mas telepon Mira. Kamu butuh asisten lagi sekarang. Kesibukan kamu bikin konten, edit, dan upload di media sosial. Belum lagi kamu ada jadi narasumber atau bintang tamu baik lewat zoom meeting, media sosial seperti instagaram ataupun sesekali offline ke perusahaan. Di tambah lagi kamu nulis novel dan upload di Wattpad hampir setiap malam. Mas nggak mau kamu kecapean. "
" Punya suami bawel banget. Pusing kepala aku jadinya. Lagian aku kan kerjanya lebih banyak di rumah. Aku nggak bisa mas kalau hanya diam saja. Sia-sia aku di sekolahin sama Bunda sampai S2. "
" Bukan begitu yang. Kamu itu nggak kerja juga sudah mas kasih jatah bulanan. Memangnya nggak cukup? " tanya nya.
" Lebih dari cukup. Mas, aku sudah berhenti kerja dari dunia praktik Psikologi. Dan menjadi ibu rumah tangga. Tapi aku nggak bisa seperti Mamah. Aku masih ingin menyalurkan ilmu aku dengan menjadi konten kreator, penulis novel dan menjadi narasumber atau pakar psikilog klinis dalam seminar atau tamu undangan di acara online. Mas keberatan dengan kegiatan aku sekarang? "
" Mas nggak keberatan. Tapi sekarang kan kamu lagi hamil sayang. Kamu nggak boleh terlalu capek dan banyak pikiran. "
" Males berdebat sama mas. Lebih baik aku kembali ke ruang kerja. Jangan ganggu aku. "
Aku langsung kembali ke ruang kerja dan meneruskan pekerjaan ku yang sempat terhenti. Jujur aku kesel banget sama suami ku. Aku sudah menuruti permintaanya untuk menjadi ibu rumah tangga dan berhenti praktik Psikologi. Terus sekarang aku punya kegiatan baru di rumah untuk menyalurkan ilmu yang pernah ku dapat dengan sharing dan berbagi pengalaman dengan orang lain melalui online apa itu salah juga? Menjadi penulis novel juga salah? Terus aku harus bagaimana? Maunya mas Adithya itu apa? Aku capek kalau dilarang ini itu sama dia.
*****
" Yang, kamu nggak lupa kan kalau sore ini kita ada janji dengan dokter Septian? " tanya mas Adithya kepada ku.
" Iya. Mas tenang saja. Aku nggak lupa. Lagian ini masih jam satu siang. Kenapa sih mas ganggu aku terus? " jawab ku dengan nada kesal.
" Takutnya kamu lupa. Kamu nggak capek duduk lebih dari tiga jam bikin konten di sini? Istirahat dulu ya. Mau mas pijitin nggak? "
" Nggak mau. Nanti ujung-ujungnya jadi pijat plus plus. Aku tahu kamu kan suka modus. Bilangnya pijat biasa tapi akhirnya malah jadi ke ranjang. "
" Kamu tahu saja. Nggak kok. Ini beneran kita istirahat dan aku pijat pundak dan kaki kamu. Nggak lebih dari itu. "
" Bohong. Mas kalau ada maunya pasti begini. "
" Kalau kamu menolak apa hukumnya dalam islam? "
" Paling benci deh kalau sudah bawa agama. Hukum nya dosa kalau seorang istri menolak permintaan suami untuk ibadah. "
" Itu kamu tahu. Di kasih enak sama suami malah di tolak sama istri. "
" Aku capek mas. Kalau sudah minta jatah kamu nggak cukup satu. Nggak kasihan apa sama baby nya. "
" Nanti setelah kamu lahiran kan mas harus puasa empat puluh hari. Jadi mumpung kamu masih bisa diajak untuk ibadah kenapa harus di nolak sih yang? "
Ya Allah punya suami begini amat ya. Rajin banget minta jatah sama istri. Nggak mengenal waktu lagi kalau mau ibadah. Memang ada benarnya juga apa yang di ucapkan oleh mas Adithya. Setelah aku melahirkan dia akan puasa selama empat puluh hari. Tapi aku lagi nggak mood banget untuk berhubungan. Mau nolak tapi berdosa. Nggak nolak tapi kalau sudah main nggak cukup satu kali. Jadi dilema buat aku nya.
" Kita tidur siang saja ya dan mas hanya pijat boleh pijat kaki. " kata ku mengingatkan.
"Ada pepatah yang bilang sambil menyelam minum air. Jadi mas nggak janji kalau sekarang. Soalnya mas sekalian mau jenguk baby nya di dalam. " ujar nya lalu tersenyum manis pada ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
RomansaBagaimana bila cinta pertama kamu hadir dan menyapa kembali? Itu lah yang sedang kualami saat ini. Pertemuan dengannya membuat ku kembali mengingat masa-masa di mana aku harus merasakan sakit karena cinta. Lebih dari lima Belas tahun aku mencintainy...