💕ENAMPULUHLIMA💕

248 14 0
                                    

" Han, maaf telat. " kata Rafi pada ku.

" Nggak apa-apa. Aku tahu kamu pasti sibuk. Makasih karena sudah menyempatkan waktu kamu untuk ketemu aku. " ucap ku.

" Kamu sudah sehat kan? Maaf ya gara-gara Ranti kamu jadi mengalami keguguran. " ada rasa penyesalam yang ku lihat dari raut wajahnya.

" Alhamdulillah sudah sehat kok, Raf. Aku sudah memaafkannya. Hubungan kamu dengan Ranti saat ini gimana? " tanya ku langsung to the point.

" ..... " Rafi hanya diam.

" Raf, kok nggak di jawab. Hubungan kamu dan Ranti masih gimana? " sekali lagi aku bertanya.

" Menurut kamu gimana, Han? " Rafi malah bertanya balik padaku.

" Aku mau dengar langsung dari mulut kamu bukan dari orang lain. "

" Aku sudah memutuskan hubungan ku dengan Ranti. Tapi dia nggak terima dengan keputusan ku. Aku capek kalau dia seperti itu, Han. Aku mau menenangkan diri dulu. "

Aku bisa melihatnya dari raut wajah Rafi, Kalau dia banyak pikiran. " Tapi sudah bicara dengan kedua orang tua kamu? "

" Kedua orang tua ku tetap menginginkan terjadi pernikahan. Mereka memberikan waktu untuk ku menenangkan diri tapi setelah itu aku harus menikah dengan Ranti. "

" Kalian masih meneruskan konsultasi dengan Nadira? "

" Nggak. Aku nggak bisa meneruskan konseling dengan Nadira. Aku nggak cinta sama Ranti. "

Aku menghela nafas. Mau sampai kapan pun nggak akan berhasil konseling kalau salah satu dari mereka nggak mau untuk memperbaiki. Aku nggak bisa memaksa Rafi juga untuk mencintai Ranti dan aku juga tahu akar permasalahannya itu karena dia mencintai aku. Tapi aku dan dia sudah berdamai. Namun Rafi nggak tahu kalau aku sering mendapatkan ancaman dari tunangannya. Kalau tahu pasti dia akan memarahinya dan membela ku.

" Kamu sudah makan, Han? "

" Belum. Aku baru pesan jus alpukat saja. "

" Mau aku pesankan? "

" Nggak usah. Aku belum lapar. Kamu saja yang pesan."

" Ya sudah kalau kamu belum lapar. Aku pesan makanan dulu ya. "

Sambil menunggu Rafi yang sedang pesan makan, aku kembali membuka Iphone ku dan lagi-lagi ada pesan masuk dari Ranti. Aku nggak membalasnya. Sepuluh menit kemudian Rafi datang sambil membawa pesanannya. Aku mempersilakannya untuk menikmati makan siangnya. Sambil menunggu Rafi makan, aku memperhatikannya. Dia lahap sekali dan aku tersenyum.

Selesai makan, Rafi mengajak ku kembali bicara. Dia masih nggak menyangkan akan di beri kesempatan kembali untuk bertemu dengan ku. Sebenarnya aku ingin bertemu dia karena mau menanyakan hubungannya dengan Ranti. Sekarang aku paham kenapa wanita itu terus menerus meneror ku. Itu karena hubungannya dengan Rafi semakin buruk bahkan pria di hadapan ku ini memutuskan hubungannya dengan Ranti.

Saat aku dan Rafi sedang berbicara sambil bercanda, tiba-tiba aku mendengar suara mas Adithya memanggil nama ku dari arah samping kanan. Aku kaget karena suami ku bisa ada di sini. Bukannya dia ada jadwal rapat di rumah sakit. Aku langsung berdiri dan melihat suami ku jalan menghampiri ku bersama asisten nya.

Aku bisa melihat ekspresi wajah suami ku yang kurang bersahabat saat melihat Rafi. Aku bingung harus bagaimana. Salah ku juga karen nggak minta izin dengan nya untuk bertemu Rafi. Habislah aku sekarang. Mana mas Adithya itu tipe pria posesif.

" Apa maksud kamu bertemu dengan Rafi, Han? " tanya mas Adithya.

" Maaf kalau aku belum izin sama mas mau bertemu Rafi. " jawab ku dengan gugup.

" Sampai kapan aku harus di kalahkan oleh Rafi? Kenapa kamu nggak bisa untuk melupakan dia? " suara mas Adithya mulai meninggi.

" Mas aku bertemu Rafi karena ada hal yang harus aku tanyakan. " kata ku.

" Tapi kenapa kamu hanya sendiri bertemu dengan Rafi? Kenapa nggak kamu bawa asisten pribadi kamu. Apa gunanya mas gaji Mira kalau bukan untuk menemani kamu. " bentak mas Adithya sambil memegang lengan tangan kanan ku dengan kuat.

Aku meringis kesakitan. " Sakit mas. Mira tadi pagi izin karena ibu nya sakit. Tapi beneran mas aku memang ada hal penting yang harus aku tanyakan sama Rafi. "

" Seharusnya kamu bicara dan izin dulu sama mas. Apa susahnya kamu hubungi mas lewat telepon atau kirim pesan lewat what's up. "

" Iya mas. Aku yang salah. "

" Dit, jangan kasar sama Hanna. Lepaskan tangan kamu. Kasihan dia kesakitan. " kata Rafi mendekati ku dan mas Adithya.

" Kamu diam saja ya. Ini urusan aku dan Hanna. " kali ini Rafi yang kena marah suami ku.

Aku langsung menatap Rafi dan menyuruhnya untuk pergi dari sini. Tapi dasar Rafi ini keras kepala. " Raf, sebaiknya kamu pulang. " ucap ku.

" Mas kurang apa sama kamu? Mas sudah memberikan cinta dan sayang mas untuk kamu. Tapi kenapa membalasnya dengan seperti ini? Apa kamu nggak bahagia menikah dengan mas? "

" ....." aku hanya diam.

" Jawab Hanna!! " Nada suara mas Adithya sangat tinggi sehingga membuat beberapa pengunjung di restoran melihat kami.

" Mas kamu salah paham. Aku dan Rafi itu hanya berteman saat ini. Nggak lebih. " kata ku.

" Aku kan sudah bilang saat pertemuan kita terakhir di rumah sakit. Lupakan Hanna dan fokus saja dengan tunangan mu itu. Aku nggak mau karena kamu istri aku bermasalah lagi dengan tunangan kamu. " 

" Iya. Tapi pertemuan ini Hanna yang minta untuk aku datang. " 

" Bener mas. Aku yang meminta Rafi untuk datang ke sini. Kamu tahu kan Ranti itu mantan pasien aku. Jadi aku mau menanyakan bagaimana kelanjutan konseling mereka apa masih berjalan atau nggak. "

" Bohong. Alasan saja kalian berdua ini. "

" Demi Allah mas. Nggak ada niat lain selain yang tadi sudah aku jelaskan. "

" Dengan kalian bertemu seperti ini bisa membuat aku ataupun tunangan kamu berpikir yang nggak-ngak. Kalian bisa di bilang berselingkuh. "

" Astaga mas. Aku nggak selingkuh sama Rafi. Aku harus bagaimana supaya kamu percaya. " kali ini air mata ku sudah nggak bisa tebendung lagi. Sakit rasanya di tuduh selingkuh oleh pasangan. Mas Adithya nggak tahu kalau aku selama ini di teror oleh tunangan Rafi.

Aku menatap mas Adithya yang masih dalam keadaan emosi. Aku mau memeluknya namun dia menolaknya. Aku mencoba untuk meyakininya kalau aku dan Rafi nggak melakukan perselingkuhan. Kita hanya bertemu dan membahas mengenai Ranti. Apa itu salah? Aku dan Rafi sudah berdamai dengan masa lalu. Dia juga sudah mengikhlaskan ku. 

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang