💕EMPATPULUHLIMA💕

284 29 0
                                    

Akhirnya aku bisa keluar dari ruang rawat inap setelah hasil MRI keluar dan dokter Andi bicara dengan suami ku kalau hasilnya baik. Hanya perlu istirahat saja beberapa hari dan minum obat. Tapi kalau nanti ada keluhan sakit kepala dan pusing nya nggak hilang atau yang paling parah ada darah segar yang keluar dari hidung, mulut dan telinga bisa segera menghubungi beliau agar segera mendapatkan tindakan medis.

Sampai di kamar pribadi, aku langsung di baringkan kembali di tempat tidur oleh suami ku. Aku merasa lebih nyaman istirahat di sini. Kemudian dia pamit kepadaku karena harus ke ruang operasi.

"Mas harus kembali ke ruang operasi. Masih ada satu operasi lagi dan itu lumayan lama waktunya jadi kamu nanti kalau butuh sesuatu tinggal minta sama Mira atau ibu Meta. Mereka aku minta untuk menunggu kamu di sini sampai aku selesai operasi. " kata mas Adithya.

" Iya, mas. " ucap ku pelan.

" Kamu sudah olesin salep ke milik mu? " tanya nya.

" Nanti saja. Susah soalnya. Kepala aku pusing kalau mau lihat milik ku. " jawab ku menjelaskan.

Mas Adithya langsung mencari salep obatnya di tas ku dan menyuruh ku untuk membuka lebar kedua kaki ku agar dia bisa mengoleskan salep nya di bagian milik ku. Aku sempat menolak keinginan nya karena merasa malu dan belum terbiasa tapi dia dengan santai nya membuka celana ku baik yang di luar maupun dalam, kemudian mas Adithya langsung mengolesi bagian milik ku dengan salep yang di resep kan oleh dokter Septian.

" Jangan terlalu tegang sayang. Mas nggak akan menerkam kamu untuk saat ini. " katanya sambil tersenyum.

" Iya. Aku percaya sama mas. " ucap ku tapi jantung ku tetap saja berdegup lebih kencang.

Setelah selesai mengolesi salepnya di bagian milik ku kemudian suami ku dengan jahil nya dia mencium dan meninggalkan jejak di area selangkangan ku dan tentu saja membuatku terkejut. " Mas Adithya jahil banget sama istrinya. " kata ku dengan kesal.

" Maaf sayang. Gemes soalnya. " ucap suami ku sambil tertawa.

" Tapi nggak begitu juga kali. " kesal ku.

" Lihat milik kamu bikin mas nggak tahan sebenarnya. Apalagi luka lecet nya sudah membaik. Lusa sudah bisa mas masukkin lagi. "

" Mesum banget kamu mas. "

" Mas sudah ketagihan sayang sama milik kamu. Sempit dan milik mas berasa di urut di dalam milik mu. "

" Apaan sih mas. Makin hari kok makin mesum otak nya. Kebanyakan bergaul sama suami Nadira nih. "

" Kalau si Rizal itu parah banget mesum nya, yang. Kalau sudah dekat sama istrinya pasti langsung nyetrum dan jadi. "

" Mas jangan seperti itu ya. "

" Nggak janji sayang. "

Aku hanya menggelengkan kepala ku sambil melihat mas Adihya yang tersenyum manis sambil mengedipkan mata kirinya pada ku. Setelah itu dia mencium bibirku dengan intim dan lembut sampai akhirnya dia melepaskan bibirnya dari bibirku.

" Cukup segitu dulu ya. Mas harus turun ke ruang operasi sekarang. " kata nya sambil menenangkan dirinya yang mulai tersulut gairah.

" Ya sudah sana. Aku juga mau istirahat mas. Ngantuk. " ujar ku menyuruh mas Adithya untuk segera keluar dari kamar ini.

" Kamu ngusir mas nih ceritanya. "

" Bukan ngusir. Tapi mas kan sudah di tunggu pasti sama pasien nya. "

" Ya sudah. Mas keluar sekarang. Sampai bertemu nanti malam. "

Setelah kepergian mas Adithya, aku kembali istirahat. Mungkin karena pengaruh obat aku jadi ngantuk. Saat aku mulai memejamkan mata, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu dari luar kamar dan aku mempersilakan masuk. Ternyata Mira dan ibu Meta yang datang. Aku mempersilakkan mereka untuk duduk di sofa sambil nonton film. Mata ini sudah nggak bisa di ajak kompromi dan beberapa kali aku menguap. Karena sudah nggak sanggup lagi menahan kantuk, aku memejam kedua mata ku dan setelah itu aku tertidur.

*****

Bunyi dering handphone dari Iphone membuat ku terbangun. Ku lihat hanya Mira yang masih duduk di sofa. Aku mengambil Iphone ku dari atas meja nakas dan langsung mengangkatnya. Ternyata suara Rafi yang menyapa ku. Aku langsung menutupnya secara sepihak.Padahal aku sudah blok nomor handphone nya. Tapi dia mencoba menghubungi ku dengan nomor lain. Sampai kapan dia terus mengganggu hidup ku. Capek aku kalau seperti ini terus.

Aku menyimpan kembali Iphone ku dan meminta tolong pada Mira untuk mengambilkan air putih karena aku merasa haus. Setelah itu Mira memberikan gelas nya dan aku lansung meminumnya. Rasanya segar sekali ketika aku meminum airnya. Selesai minum, gelasnya aku simpan di atas meja nakas samping tempat tidurku.

" Ibu Meta kemana, Mir? " tanya ku.

" Lagi menyiapkan makan malam untuk mbak Hanna. " jawab nya.

Aku lihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tuju malam. Aku melewatkan shallat ashar. Sekarang sudah magrib. Aku bergegas turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk ambil wudhu.

" Mbak Hanna mau kemana? "

" Mau ambil wudhu. Saya belum sholat magrib. Kamu sudah sholat? "

" Sudah mbak. Ya sudah biar saya temani mbak. "

" Nggak usah. Kayak anak kecil saja. "

" Ya sudah mbak. Tapi pintunya jangan di tutup ya. "

" Iya. Bawel banget. "

Aku langsung mengambil air wudhu dan segera kembali ke kamar. Mira sudah menggelar sejadah ku beserta mukena yang akan ku pakai. Setelah itu aku langsung memakai mukena nya dan menjalankan ibadah sholat magrib. Sepuluh menit kemudian aku sudah selesai sholat dan Mira langsung menghampiri ku untuk membereskan mukena yang sajadah yang ku pakai. Padahal aku bisa sendiri tapi dia melarangnya.

Aku kembali rebahan di tempat tidur. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan ku lihat ibu Meta membawa nampan yang berisikan makan malam ku. Ibu Meta meminta ku untuk bangun dan duduk karena beliau akan menaruh makanan nya di atas tempat tidur dengan meja lipat yang berukuran sedang. Hari ini menu nya ada capcay, rendang sapi, nasi merah dan jus strawberry.

" Mira dan Ibu Meta sudah makan? " tanya ku pada mereka berdua.

" Mbak dulu saja. Kita gampang. " jawab Mira sambil menyiapkan obat untuk nanti ku minum.

" Kita makan bersama. Kalau kalian nggak makan, saya juga nggak akan makan. "

Akhirnya Ibu Meta keluar dari kamar untuk mengambil makan malam untuk dirinya dan Mira. Setelah itu kita makan bersama. Aku bahagia sekali karena ada yang menemani ku makan malam. Sesekali aku memandang mereka yang sedang menikmati makanan nya. Aku membagikan rendang daging milik ku untuk ibu Meta dan Mira karena malam ini aku hanya ingin makan sayur capcay dan jus strawberry saja.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang