💕DELAPANPULUHEMPAT💕

364 19 0
                                    

Akhirnya kita sekeluarga pergi ke Sukabumi dengan menggunakan mobil milik Ayah yaitu Mercedes-Benz Sprinter warna hitam. Perjalanan dari Jakarta sore hari sehingga sampai Sukabumi malam dan langsung istirahat di hotel. Besok pagi barulah ziarah ke makam Ayah. Alhamdulillah punya suami dan mertua sayang dan pengertian banget sama aku.

 Alhamdulillah punya suami dan mertua sayang dan pengertian banget sama aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mercedes-Benz Sprinter 

Awalnya Bunda mau pulang dulu ambil pakaian di rumah begitu pun aku. Tapi Papah bilang nggak usah. Untuk Bunda pakai saja pakaian Mamah. Sementara Pakaian aku dan mas Adithya akan di siapkan oleh Mira dan Restu. Dia yang akan pulang ke rumah untuk bawa pakaian kita berdua dan langsung ke Sukabumi dengan menggunakan mobil Restu.

Yang ikut berangkat ke Sukabumi naik mobil Papah yaitu Mamah, Papah, Bunda, mas Adithya, aku dan asisten Papah. Kita berangkat dengan perbekalan yang cukup banyak. Makanan, minuman, obat-obatan, selimut, bantal di siapkan oleh Mamah supaya aku nyaman. Bahkan aku duduk di kursi paling depan supaya bisa istirahat dan kaki nya bisa di selenjorin.

Perjalanan dari Jakarta ke kota Sukabumi seharusnya bisa di tempuh dalam waktu tiga jam. Tapi karena macet jadilah perjalanan nya memakan waktu hingga enam jam. Belum lagi aku yang harus beberapa kali minta ke rest area karena pengen buang air kecil. Semenjak hamil besar aku sering buang air kecil. Kata dokter Septian itu wajar dan normal. Memang nggak gampang ya keluar kota saat lagi hamil. Beberapa kali mas Adithya memijat punggung ku dengan lembut dan itu membuatku sangat nyaman.

Mamah dan Bunda asyik ngobrol. Sementara Papah dan asisten nya sibuk berdiskusi mengenai pekerjaan. Kalau mas Adithya dia lagi tidur. Kecapean sepertinya. Aku melihat wajah suami ku yang sudah berumur namun ketampanannya membuat ku semakin hari semakin jatuh cinta. Selama kehamilan ku ini dia rela untuk nggak banyak ambil jadwal operasi. Padahal sebenarnya banyak pasien yang mau nya di pegang oleh nya. Suami ku ini sekarang lebih banyak bantu Papah mengurus manejemen rumah sakit. Seminggu dua kali dia praktik. Jadi narasumber pun untuk seminar atau workshop pun di batasi. Dia takut kehilangan lagi calon anaknya. Ada rasa trauma pada diri mas Adithya sehingga di kehamilan ku yang kedua ini, dia lebih posesif dan protektif sekali.

" Kamu semakin berumur kenapa semakin ganteng sih mas. " ucap ku dengan nada suara pelan.

" Mas sudah ganteng dari dulu sayang. Semakin tua banyak yang naksir sebenarnya. Tapi mas tetap setia sama kamu. " katanya lalu mengecup bibir ku. Aku kaget banget.

" Ya Allah mas, aku pikir kamu masih tidur. Ini malah pura-pura tidur. " kata ku sambil mencubit lengan suami ku.

" Sakit sayang. Kekerasan dalam rumah tangga ini. "

" Apaan sih. Cuma cubit lengan suami masa di bilang kekerasan dalam rumah tangga. Lebay banget nih. "

" Cubit sayang. Yang, kamu kok selama hamil makin cantik ya. Mas jadi makin sayang dan cinta sama kamu. "

" Gombal terus. Minta jatah nih ujung-ujung nya. " bisik ku di telingan kanan nya.

" Nanti malam ya yang. " gantian mas Adithya yang berbisik di telinga ku.

Aku hanya menggelengkan kepala ku sambil melihat suami ku. Nggak salah juga sih dia minta karena memang sudah kewajiban aku memberikannya. Cuma ya itu, mas Adithya kalau minta jatah nggak cukup satu kali. Aku nya sekarang lagi hamil jadi gampang capek. Tapi mau nolak takut dosa. Ya sudahlah terima saja. Lagian selama hamil, hasrat ku juga gampang naik.

Ku lihat diI watch sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aku melihat ke luar dari dalam jendela mobil sebentar lagi sampai di kota Sukabumi. Ini masih di daerah Cisaat. Lima belas menit lagi sampai dan langsung menuju hotel. Jujur aku nggak tahu kita akan menginap di hotel mana. Tiba-tiba aku jadi ingat Rafi. Semoga saja kali ini dia sedang nggak ada di Sukabumi. Aku nggak mau merusak moment saat bersama keluarga apalagi ada mertua. Jangan sampai ada keributan lagi seperti dulu antara Rafi dan mas Adithya.

Tiba di hotel kita langsung check-in dan langsung istirahat. Aku benar-benar lelah sekali. Sampai kamar hotel aku langsung rebahan di tempat tidur. Sementara mas Adithya menunggu Mira dan Restu sambil minum kopi. Nggak lama kemudian bunyi bel kamar dan Restu membawa satu koper dengan ukuran sedang dan dia simpan di ruang depan. Mira sempat bicara dengan ku mengenai kerjaan tapi di potong oleh mas Adithya dan menyuruh ku untuk segera ganti baju dan istirahat. Sepertinya malam ini aku bisa istirahat dengan tenang karena mas Adithya masih sibuk dengan pekerjaanya bersama Restu.

*****

Pagi ini aku sarapan di dalam kamar sambil nonton berita. Mas Adithya nggak mengizinkan aku sarapan pagi di bawah karena kondisi ku yang sedang hamil besar. Jadilah dia memesankan sarapan pagi lewat telepon. Nggak lupa suami ku membuatkan susu hamil untuk aku minum. Juga vitamin yang harus ku minum sudah di siapkan. Tinggal menunggu makanan nya datang.

Setengah jam kemudian sarapan pagi kami datang dan aku langsung makan karena lapar sekali. Maklum ya ibu hamil bawaanya cepat lapar. Nggak tahu ini berat badan nya sudah niak berapa kilo. Kata mas Aditha nggak usah nimbang badan yang ada nanti malah stress. Namanya juga lagi hamil pasti berat badan akan bertambah. Kalau berat badannya nggak bertambah bayi yang dalam kandungan kekurangan gizi. Jadi aku nurut saja apa kata suami.

Sarapan pagi dan minum vitamin selesai. Saatnya sia-siap untuk pergi ke makam Ayah. Turun ke Lobby, ternyata semua sudah siap dan kita semua masuk ke dalam mobil. Perjalanan menuju makam Ayah dari hotel kurang lebih setengah jam. Mamah dan Bunda menanyakan bagaimana tadi malam istirahat nya, terus ada ngidam nggak dan masih banyak lagi pertanyaan sampai Papah berdehem dan diam semua. Soalnya Papah lagi kerja jadi ke ganggu.

Sampai di parkiran makam, aku turun dari mobil dengan di bantu oleh mas Adithya. Aku menggengam tangan nya dan berjalan dengan perlahan menuju tempat peristirahatan terakhir Ayah. Melihat makamnya membuat ku kembali menangis. Air mata mengalir begitu saja. Karena lagi hamil jadi agak susah untuk aku jongkok. Jadi aku berdiri saja. Yang memimpin do'a adalah Papah. Aku melihat Bunda menangis dan Mamah menenangkannya. Aku tahu Bunda pasti merindukan Ayah. Setelah kepergian Ayah, Bunda nggak ada keinginan untuk menikah lagi. Beliau membesarkan kedua anaknya dengan status single mother dan itu nggak mudah.

Selesai berdoa aku lebih dulu menyiramkan air bunga mawar dan menaburkan campuran bunga yang tadi di beli oleh Restu sebelum masuk ke makam. Baru setelah itu Bunda, Mamah, Papah dan terakhir mas Adithya. Sambil mengelus perut, aku bicara dalam hati pada Ayah kalau dua bulan lagi cucu nya akan lahir dan semoga disana Ayah tenang dan bahagia.

" Kita pulang sekarang ya. " kata Papah.

" Boleh Hanna minta waktu sebentar Pah di sini bersama mas Adithya? " tanya ku ke Papah.

" Boleh. Tapi jangan terlalu lama. Ingat, kamu lagi hamil sekarang. " jawab Papah mengingatkan.

" Makasih ya Pah. "

Papah, Mamah dan Bunda pergi meninggalkan kita berdua di sini. Mereka kembali menuju parkiran mobil. Aku kembali menangis saat mencium batu nisan Ayah. Suami ku ini dengan sabar terus memberikan pengertian kepada ku untuk lebih tegar. Dia menghapus air mata ku.

" Mas, kenapa Ayah pergi begitu cepat? Bahkan Ayah nggak bisa melihat anak kita nanti saat lahir ke dunia. "

" Semua sudah ketentuan Allah. Ayah pasti melihat cucu nya nanti dari alam sana. Sudah ya jangan nangis lagi. Sekarang kita kembali ke mobil ya. "

Sebenarnya aku masih ingin di sini bersama Ayah. Tapi aku sadar kalau ada Papah, Mamah dan Bunda yang sedang menunggu kita di mobil. Dengan berat hati aku meninggalkan makam Ayah. Aku berjalan keluar dari area pemakaman menuju parkiran mobil. Setelah sampai di mobil, Ayah bantu aku masuk ke dalam sampai duduk di kursi. Disusul kemudian mas Adithya yang masuk. Pintu mobil tertutup dan kita semua kembali ke Jakarta.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang