💕TUJUHPULUHLIMA💕

273 18 0
                                    


Akhir-akhir ini aku merasa pusing dan mual. Nafsu makan ku pun berkurang. Sekarang saja aku sedang rebahan di atas tempat tidur. Hari ini mas Adithya libur. Tapi tetap ada jadwal zoom meeting sebagai narasumber dalam seminar kesehatan Jantung. Aku sempat mendengar suara suami ku yang sedang mengisi acara seminar. Lumayan menggangu istirahat ku tapi mau gimana lagi. Aku harus menerimanya bukan.

Tapi aku nggak bisa istirahat. Malah gelisah karena perut ku rasanya kembung dan mual. Akhirnya aku ke kamar mandi dan muntah. Tapi yang keluar hanya cairan bening. Rasanya lemas sekali. Aku sampai duduk di depan closet. Ternyata mas Adithya mendengar aku muntah dan dia langsung menghampiri ku.

" Sayang, kamu nggak apa-apa? " tanya mas Adithya.

" Mual mas. Masuk angin mungkin. " jawab ku dengan nada lemas.

" Masih mau muntah lagi? Kalau nggak balik ke kamar lagi. "

" Sudah. Aku mau kembali lagi ke kamar. Mas sudah selesai zoom meeting nya? "

" Sebentar lagi selesai. Tadi dengar ada suara yang muntah jadi mas cek apa itu suara kamu atau bukan. Ternyata benar suara kamu. "

Mas Adithya memapah ku menuju tempat tidur lalu membaringkannya. Aku kembali istirahat sementara suami ku pergi keluar untuk mengambil air putih hangat. " Di minum dulu air putihnya. " katanya.

Aku langsung mengambil gelas dari tangan suami ku dan meminum air hangatnya. Setelah itu aku kembali memberikan gelasnya pada nya. Mas Adithya menyuruh ku untuk istirahat sementara dia akan kembali lagi ke kamar sebelah untuk menyelesaikan acara seminar kesehatan jantung. Karena nggak bisa tidur, akhirnya aku mengambil ipad dari atas meja nakas.

Aku buka ipad dan mulai melanjutkan cerita ku untuk malam ini. Mumpung lagi banyak ide dan mengurangi mual juga. Hampir satu jam aku menulis cerita dan setelahnya aku langsung upload di Wattpad. Selesai menulis dan upload lanjut aku bikin power point untuk bahan presentasi nanti malam. Malam ini aku menjadi narasumber di salah satu perusahaan swasta dengan tema tentang kesehatan mental dalam bekerja.

Saat aku sedang membuat power point, tiba-tiba mas Adithya masuk ke dalam kamar dan rebahan di sampingku. Dia menanyakan apa yang sedang aku lakukan dan aku langsung menjawab kalau aku sedang membuat bahan presentasi untuk nanti malam.

" Memangnya jam berapa kamu zoom meeting nya malam ini? " tanya mas Adithya kepada ku.

" Jam tujuh malam mas. " jawab ku tapi mata masih fokus pada layar Ipad.

" Masih mual nggak? Istirahat dulu yang. "

" Nggak kok mas. Justru kalau tiduran malah jadi mual. "

" Mau mas balurin nggak punggung dan perutnya? "

" Nggak perlu. Lebih baik mas istirahat. Sudah selesai zoom meetingnya? "

" Sudah. Makanya sekarang mas bisa rebahan di samping kamu. Capek mau istirahat. Tapi kamu nya malah sibuk kerja. "

" Maaf ya sayang. Kan aku kerjanya di rumah. Nggak keluar. Nggak enak sama Nadira. "

" Ya sudah. Nggak apa-apa. Asal kamu nggak capek dan bahagia mas izinin. "

" Makasih ya mas atas pengertiannya. "

Sementara aku fokus dalam membuat power point, mas Adithya sudah masuk ke alam mimpi. Aku lihat jam di dinding kamar sudah menunjukkan pukul empat sore. Masih ada waktu untuk menyelesaikannya. Di sela-sela aku menyusun bahan presentasi, aku meminta tolong ibu Meta untuk membuatkan teh lemon dan juga minta di belikan biskuit asin ke supermarket bawah apartemen.

Alhamdulillah aku bisa menyelesaikan power pointnya tepat di jam lima sore. Lalu aku kirim kan datanya ke penanggung jawab acara malam ini. Setelah itu aku mematikan Ipad ku dan aku simpan di atas meja nakas. Aku rebahan di samping suami ku untuk istirahat sebentar karena kepala ku sekarang pusing. Istirahat satu jam semoga sudah hilang sakit kepalanya. Nggak tahu kenapa aku nyaman sekali saat memeluk suami ku. Rasa mual pun berkurang dan aku bisa istirahat dengan tenang.

*****

Aku terbangun karena rasa mual kembali menyerangku dan mas Adithya sudah nggak ada di samping ku. Aku langsung ke kamar mandi dan kembali muntah. Tapi lagi-lagi yang keluar hanya cairan bening. Kepala ku juga pusing dan rasanya aku nggak kuat untuk kembali ke kamar. Aku sempat mendengar suara pintu kamar terbuka dan bisa ku pastikan kalau itu pasti suami ku. Aku langsung memanggilnya dan memintanya untuk segera ke kamar mandi.

Mas Adithya langsung ke kamar mandi dan membantu ku untuk kembali ke tempat tidur. Aku kali ini benar-benar sangat lemas dan seluruh badan ku terasa panas sampai suami ku mengambi alat termometer untuk mengecek suhu tubuh ku. Ternyata hasilnya 38,5 derajat. Mas Adithya langsung mengambil cooling fever dari dalam lemari meja nakas dan memakaikannya di kening ku.

" Sayang, cancel saja ya acara kamu hari ini? " tanya mas Adithya yang mengkhawatirkan kondisi ku.

" Nggak bisa mas. Aku harus profesional. Aku baik-baik saja. " jawab ku dengan tenang.

" Kamu dari tadi siang muntah-muntah terus badan kamu juga panas. Istirahat ya. Atau kalau nggak kamu minta tolong sama Nadira untuk menggantikan kamu menjadi narasumbernya. Bahan presentasi nya sudah kamu siapkan kan? Sudah selesai? " mas Adithya kembali bertanya.

" Aku masih sanggup kok mas. Tenang saja. "

" Ya sudah kalau kamu masih sanggup. Tapi makan dulu ya sebelum zoom meetingnya di mulai. "

" Iya mas. "

" Ya sudah mas minta tolong ibu Meta untuk memasakkan kamu bubur. Mau? "

" Boleh mas. Ya sudah aku siap-siap dulu karena satu jam lagi acaranya di mulai. "

Setelah itu mas Adithya keluar dari kamar menuju dapur. Ternyata ibu Meta sudah membuat kan bubur nya. Dia langsung mengambil mangkok dari lemari dan mengambil bubur nya dengan menggunakan centong sayur. setelah itu dia ambil abon daging sapi dari toples yang ada di atas meja makan. Nggak lupa sendok pun dia ambil dan menyimpannya di dalam mangkuk.

Kembali ke kamar, mas Adithya langsung duduk di samping ku. " Sayang, makan dulu ya. " katanya sambil memegang mangkok yang berisikan bubur dan abon daging sapi.

Aku langsung membuka mulut ku dan mulai memakan buburnya dengan perlahan. Alhamdulillah tiga suap bisa masuk tanpa mual. Namun setelah suapan ke lima aku langsung ke kamar mandi dan keluar sudah bubur yang aku makan. Mas Adithya dengan telaten mengurus ku hingga aku kembali ke tempat tidur. Kemudian dia membalurkan seluruh tubuh ku dengan minyak kayu putih.

" Mas nggak enak. Mual lagi. " kata ku dengan suara serak.

" Ke rumah sakit mau? " tanya suami ku.

" Nggak mau mas. Aku nggak apa-apa. " jawab ku.

" Ya sudah istirahat saja. Nggak usah isi acara malam ini. "

" Aku masih sanggup. Asal mas ada di dekat aku ya. Jangan kemana-mana. " aku langsung memeluk suami ku.

Mas Adithya menghela nafas panjang. " Keras kepala banget kamu. Ya sudah mas temani kamu. Tapi kalau sudah nggak kuat jangan di paksa ya. Langsung closing saja. "

" Iya. "

Setelah itu mas Adithya menyiapkan semua yang aku butuhkan saat zoom meeting berlangsung. Alhmdulillah selama acara berlangsung aku nggak mual dan muntah. Acara berlangsung dengan lancar dan sukses. Beruntung hanya mengisi acara satu jam, kalau nggak bisa tepar aku. Aku berterima kasih dengan suami ku. Tanpa dia mungkin aku nggak sekuat ini. Nggak tahu kenapa setiap ada di samping nya, rasa mual ku berkurang. Ada apa dengan ku sebenarnya?

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang