💕TIGAPULUHTIGA💕

370 25 0
                                    

Aku terbangun saat mendengar bunyi alarm dari Iphone ku. Dengan malas aku bangun dari tempat tidur menuju meja rias. Tapi saat berjalan, aku merasa bagian milik ku nyeri dan beberapa kali aku meringis kesakitan. Aku segera mematikan alarm nya lalu melihat jam yang tertera di layar. Ternyata masih jam tiga pagi.

Aku mematikan Iphone ku. Setelah itu aku ke kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan milik ku dengan sabun khusus area kewanitaan. Aku sempat melihat bercak darah yang sudah kering di selangkangan ku. Buru-buru aku membersihkannya termasuk area kewanitaan ku.

Selesai membersihkan dengan sabun, aku mengelap nya dengan handuk. Aku sempat cuci tangan di wastafel dan begitu terkejut nya aku saat melihat di kaca begitu banyak bekas tanda merah di tubuh ku. Siapa lagi yang buat kalau bukan suami ku sendiri yang membuatnya. Aku mencoba untuk menghilangkannya menggunakan sabun dan aku gosok-gosok tapi nggak hilang juga. Akhirnya aku pasrah saja.

Aku berjalan pelan menuju tempat tidur. Lalu mencari bathrobe milik ku tapi nggak ada di atas kasur. Ternyata bathrobe nya ada di lantai dekat pintu menuju balkon. Astaga, benar-benar mas Adithya tadi malam sedang dalam keadaan bergairah. Mau ambil tapi aku terlalu malas dan juga setiap jalan, bagian kewanitaan terasa nyeri.

" Jam berapa sayang? " tanya mas Adithya pelan.

" Jam tiga mas. " jawab ku sambil rebahan di kasur.

" Baru jam tiga. Berarti masih ada waktu dua jam lagi sebelum sholat subuh. "

" Terus kenapa kalau masih ada waktu dua jam lagi? "

" Sekali lagi, yang. Mas masih mau merasakan milik mas ada di dalam milik mu. " katanya sambil mencium bibirku.

" Masih sakit mas. Bahkan tadi jalan saja aku tertatih-tatih karena nyeri. Nanti saja ya. " ujar ku memelas.

Tapi mas Adithya pura-pura nggak dengar. Dia melanjutkan kembali aksinya dengan memberikan sentuhan dan rangsangan pada tubuh ku. Bibir kami saling menyatu. Lalu dia turun mencium tengkuk ku dan leher ku. Tangan kirinya meremas salah satu gunung kembar ku. Tangan kanan nya menyentuh milik ku dan di masukannya dua jarinya kedalam hingga aku mendesah antara sakit dan nikmat.

Berulang kali dia lakukan memasukkan dan mengeluarkan kedua jari tangan nya di dalam milik ku. Hingga akhirnya aku mendapatkan pelepasan. Tanpa di kasih jeda untuk aku istirahat, mas Adithya kini sudah pindah posisi yang tadinya ada di samping ku kini ada di atas ku. Tanpa aba-aba, miliknya masuk kedalam milik ku dan aku menjerit kesakitan.

" Aw..., pel..an-pe..la..n mas. Milik ku sak..kiit dan ngiluuuu. " kata ku dengan terbata-bata.

" Kamu nya jangan tegang. Santai dan nikmati. " ujarnya sambil menggerakan milik nya di dalam milik ku.

" Mas..., sudddahhhh. Akkuuuu nggak nyamannn. Ah..."

Tapi bukan nya berhenti malah semakin menjadi. Aku bisa merasakan miliknya masuk semua kedalam milik ku tanpa tersisa. Aku hanya bisa pasrah saja mengikuti permainan suami ku. Sepulu menit sudah berlalu dan aku sudah mulai merasakan kalau aku akan mencapai klimaks.

" Mas aku sudah mau sampai. " kata ku.

" Jangan di tahan sayang. Mas juga sebentar sampai. Ugh..., milik mu mengurut dan menjepit milik mas. Sebentar lagi sayang. " ujarnya dengan menggebu-gebu.

" Aku sampai mas. " aku teriak saat mencapai puncak kenikmatan.

" Milik mu menyirami milik mas. Terasa hangat. Mas bisa merasakannya. Ah..., kali ini mas yang keluar sayang. " erangan suami ku terdengar dengan jelas saat mencapai klimaks dan aku juga bisa merasakan ada yang hangat dalam milik ku.

Kemudian mas Adithya mencium kening ku lalu tersenyum. " Ini rasanya luar biasa sayang. Kenapa nggak dari dulu saja mas menikah kalau tahu rasanya seperti ini. "

" Kalau mas menikahnya dari dulu berarti ya nggak sama aku. "

" Betul juga. Mas dulu terlalu sibuk mengejar pendidikan dan karir. Belum lagi setelah mas menjadi dokter bedah. Kesibukan mas semakin bertambah dan nggak ada waktu untuk memikirkan surganya dunia. Terimakasih karena kamu telah memberikan kepuasan, kenikmatan dan kebahagian untuk mas. "

" Sama-sama mas. Semoga mas nggak kecewa karena ini adalah pengalaman pertama aku. "

" Begitupun dengan mas. Ini adalah pengalaman pertama mas. Kini mas paham kenapa Rizal selalu ingin dekat istrinya. Tenyata dia sudah nyaman dan ketagihan dengan apa yang di berikan oleh Nadira. "

" Bisa jadi mas. Aku nggak pernah bertanya masalah ranjang dengan Nadira. Kecuali Nadira yang cerita. Itu beda ceritanya. "

" Kita mandi gimana? " tanya mas Adithya sambil mencabut miliknya yang sudah mulai mengecil. Lalu dia rebahan di samping ku.

" Aku juga mau nya mandi. Tapi rasanya semua badan ku pada sakit dan milik ku seperti kebas gitu. "

" Maafin mas karena terlau bersemangat. "

" Sudah terjadi. Nggak ada yang perlu di sesali. "

Mas Adithya bangkit dari tempat tidur dan berjalan tanpa menggunakan pakaian menuju kamar mandi. Aku hanya diam saja karena malas untuk bicara. Badan ku pada sakit dan pegal. Terutama bagian pinggang. Belum lagi area kewanitaan ku terasa nyeri. Aku nggak tahu apa bengkak atau nggak. Tapi aku merasa nggak nyaman.

" Sayang, kita berendem dulu ya. Mas lagi isi air di bathtub. " kata mas Adithya dari kamar mandi.

" Terserah mas. Aku ikut saja. " ujar ku dengan malas.

Sepuluh menit kemudian mas Adithya kembali ke kamar dan menggendong ku ala bridal style. Dia tahu kalau aku nggak bisa berjalan dengan normal. Sampai di bathtub aku di turunkan terlebih dahulu, baru setelah itu dia masuk kedalam. Aku bersandar pada dada nya yang bidang. Aku merasa nyaman terutama bagian milik ku saat terkena air hangat rasanya lebih nyaman dan nyerinya berkurang.

" Capek ya? " bisiknya di telinga kanan ku. Lalu dia mengecup pundak ku.

" Menurut mas? Apa mas nggak bisa lihat aku sudah lemas seperti ini. " kata ku dengan nada kesal.

" Menurut mas kamu masih sanggup untuk mas ajak main satu ronde lagi. "

" Jangan bilang kamu ngajak aku berendam untuk main lagi di sini. Aku nggak mau mas. Rasanya badan ku terasa remuk semua. Milik aku juga udah mulai kebas. Aku angkat bendera putih mas kalau kamu mau nambah satu ronde lagi. "

" Mas janji ini yang terakhri. Setelah itu kita mandi junub, sholat subuh dan istirahat. "

Aku sudah berusaha memberikan pengertian pada suami ku tapi dia tetap melakukannya. Dengan posisi yang berbeda dari sebelumnya, mas Adithya kembali menyalurkan hasratnya pada ku. Aku bisa merasakan miliknya di dalam milik ku. Kali ini dia melakukannya dengan lembut dan pelan. Hingga akhrinya kita mendapatkan pelepasan bersama.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang