Ilustrasi Masjid Agung Al Azhar
Sampai di parkiran masjid Agung Al Azhar, mas Adithya membawa ku ke ruangan yang ada di dalam Aula Buya Hamka dan di sana aku melihat bunda, adikku serta kedua orang tua nya dan Sanira. Ternyata diam-diam dia sudah merubah acara akad nikah ini tanpa sepengetahuan ku.
Mas Adithya meminta ku untuk duduk di kursi yang di depannya terdapat sebuah meja rias dan kaca di dinding. Lalu dia menghampiri adik ku dan sempat mendengar pembicaraan mereka kalau untuk hasil make up ku harus terlihat flawless dan natural. Terlebih ini untuk acara sakral yaitu akad nikah.
Kemudian adik ku memulai keahliannya sebagai MUA profesional. Hanya butuh waktu empat puluh menit untuk menyelesaikan make up yang flawless dan natural sesuai dengan keinginan mas Adithya. Selesai make up, aku di minta bunda untuk mengganti pakaian kerja ku dengan gaun pengantin muslimah berwarna broken white yang simple namun elegan dan tentu saja berkelas, hasil karya sahabat ku, Sanira.
Ilustrasi Gaun Pengantin Akad Nikah Hanna
Selesai make up dan ganti pakaian, kami segera menuju ke masjid karena sebentar lagi prosesi akad nikah akan segera berlangsung. Aku merasa jantung ini terus berdegup kencang. Terlebih ketika aku di sandingkan dengan mas Adithya untuk duduk bersama dan di hadapan ku telah hadir paman dari ayah yang akan menjadi wali nikah dan juga dua saksi yang semuanya ku kenal kecuali pak penghulunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
RomantikBagaimana bila cinta pertama kamu hadir dan menyapa kembali? Itu lah yang sedang kualami saat ini. Pertemuan dengannya membuat ku kembali mengingat masa-masa di mana aku harus merasakan sakit karena cinta. Lebih dari lima Belas tahun aku mencintainy...