💕DELAPANPULUHDUA💕

269 19 0
                                    

Akhirnya Mira mau kembali bekerja dengan ku menjadi asisten pribadi. Sekarang dialah yang mengatur jadwal kerja ku mulai dari syuting bikin konten untuk youtube, instagram maupun media sosial lainnya. Jadwal seminar baik yang online maupun offline. Acara pertemuan keluarga, undangan pernikahan sampai mendampingi mas Adithya untuk datang ke acara makan malam dengan teman, sahabat, rekan kerja atau rekan bisnisnya.

Sementara itu untuk Novel yang sedang aku tulis dan update hampir setiap malam di Wattpad, Mira nggak ikut campur. Biar itu jadi urusan aku sendiri. Aku bersyukur karena Mira kembali kerja lagi. Kalau bukan dia, aku malas pakai asisten. Aku merasa masih sanggup walaupun agak capek ya ngurus semuanya sendri.

Memang semua kerjaan dan kegiatan ku lebih banyak di rumah. Jadi mas Adithya merasa lebih tenang kalau dia sedang bekerja. Acara seminar pun lebih banyak di ambil oleh Mira yang lewat zoom meeting. Kalau yang offline nya paling hanya sesekali saja. Mas Adithya kurang suka aku keluar rumah untuk bekerja. Apalagi sekarang lagi hamil besar. Jadi untuk sementara di batasi oleh suami ku.

" Mir, kamu sudah cek e-mail dari saya? " tanya ku.

" Sudah. Ini saya yang lagi cek mbak. " jawab Mira yang lagi duduk di meja kerjanya.

" Nanti tolong kamu buat power point nya ya. Setelah itu kirim ke saya sebelum kamu kirim ke Mbak Wendy. " kata ku.

" Siap mbak. Ini sedang saya kerjakan. Mbak Hanna lebih baik istirahat dulu. Sudah selesai juga bikin konten nya. Tinggal nanti saya edit. Nanti bapak marah kalau mbak kurang istirahat. "

" Ya sudah. Saya mau istirahat dulu ya. Pegel banget punggung, pinggang dan kaki . Mau rebahan dulu di tempat tidur. "

" Mau saya panggilkan ibu Meta untuk pijat mbak? "

" Nggak usah. Kamu tenang saja istirahat sebentar juga nanti hilang pegal nya. Nanti kamu bangunin saya saja kalau sudah selesai. Soalnya hari ini juga harus di kirim. Maksimal mbak Wendy minta sore sudah di kirim. "

" Siap mbak. Selamat istirahat mbak. "

" Iya. Oh ya kalau kamu lapar makanan dan cemilan ada di dapur. Minta saja sama ibu Meta. Buah-buahan juga banyak. "

" Iya mbak. Gampang itu. Nanti saya tinggal minta ibu Meta. "

Setelah itu aku keluar dari ruang kerja menuju kamar tidur. Saat aku hendak masuk ke dalam kamar, aku melihat ibu Meta sedang telepon dan raut wajahnya terlihat sedih. Aku mengurungkan niat ku untuk istirahat dan menghampiri ibu Meta di halaman belakang rumah.

Aku berdiri cukup lama menunggu sampai ibu Meta selesai menelepon. Setelah beliau selesai telepon, aku langsung menghampirinya dan menanyakan apa yang membuat nya sedih. Awalnya ibu Meta nggak mau cerita. Tapi setelah di paksa, beliau mau juga. Ternyata anak nya yang besar mengalami kecelakaan dan butuh biaya untuk operasi. Aku langsung tanya berapa biaya yang di butuhkan. Beliau menjawab dua puluh lima juta.

Aku langsung menyuruh ibu Meta untuk ikut bersama ku ke dalam kamar. Sampai kamar aku menyuruh beliau duduk di samping ku. Lalu aku mengambil Iphone ku dan membuka aplikasi mobile banking bank swasta berlogo biru. Aku minta nomor rekening beliau dan aku langsung mentransfer uang untuk biaya operasi anak nya.

" Saya sudah transfer ya tiga puluh lima juta untuk biaya operasi anak ibu. Segera kabari keluarga ibu dan jangan lupa transfer uang nya. Maaf saya nggak bisa bantu banyak. " kata ku sambil menatap ibu Meta.

" Ya Allah mbak, ini bagaimana saya ganti nya? Potong gaji saya saja ya mbak tiap bulan. " ucap ibu Meta sambil menangis.

" Nggak usah diganti. Yang penting anak ibu bisa selamat dan bisa sehat kembali. " ujar ku sambil memeluk beliau.

" Nanti bapak marah nggak? Ibu transfer uang dengan jumlah besar seperti ini. " tanya nya.

" Itu uang saya. Bukan uang mas Adithya. Jangan nangis lagi. Sekarang ibu segera hubungi keluarga dan bayar biaya operasinya. " jawab ku sambil menghapus air matanya.

" Makasih banyak ya mbak. Tanpa bantuan dari mbak, saya nggak tahu harus pinjam uang kemana. Sekali lagi makasih mbak Hanna. "

" Sama-sama Ibu. Ya sudah ibu sekarang hubungi keluarga yang ada di kampong. Saya mau istirahat ya. "

" Iya mbak. Kalau begitu saya pamit keluar. Makasih ya mbak Hanna. "

Aku menganggukan kepala ku dan tersenyum. Setelah ibu Meta keluar, aku pun menyimpan Iphone ku ke tempat semula. Lalu merebahkan diri di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali. Setelah bekerja selama kurang lebih lima jam di ruang kerja, akhirnya bisa istirahat sebentar. Aku mengelus perutku dan baby nya membalasnya dengan gerakan aktif. Aku tersenyum dan mengajak nya bicara. Lumayan nyeri ya perut ku kalau dia lagi aktif. Tapi untungnya nggak lama dan aku bisa tidur dengan nyaman.

*****

Aku terbangun karena ada yang mengelus perut ku dan ternyata mas Adithya sudah pulang. Ku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Tumben suami ku sudah pulang. Biasanya jam lima atau enam sore baru sampai rumah. Nanti saja aku tanyanya. Sekarang dia lagi ngajak ngobrol baby nya sambil tetap mengelus perut ku. Aku bahagia melihatnya kalau seperti ini.

" Mas, kok tumben jam segini sudah pulang? " tanya ku pada suami.

" Kangen sama kamu dan baby nya. Jadi mas pulang cepat. " jawab nya tapi tangan masih ngelus perut ku.

" Sudah makan? Hari ini ada jadwal operasi nggak? "

" Tadi pagi operasi. Tapi nggak lama. Hanya dua jam. Setelah itu meeting bulanan sama manajemen rumah sakit. Lanjut ada pertemuan dengan partner bisnis alat kesehatan untuk rumah sakit. Selesai itu langsung pulang. Kangen sama kalian berdua. "

" Mandi dulu mas pakai air hangat. Aku ke ruang kerja dulu ya. Mau cek kerjaan sudah selesai atau belum Mira. "

" Ya sudah mas mandi dulu. Biar bisa di sayang dan di manja sama istri mas yang cantik ini. "

" Gombal terus. Ya sudah sana mandi. Tangannya awas dulu. Aku mau bangun ini. "

Aku pun berusaha untuk bangun dengan perlahan karena agak sulit ya bangun seperti sebelum hamil. Mas Adithya membantu ku untuk bangun dan mengecup bibir ku sebelum masuk kamar mandi. Aku berdiri dari tempat tidur dan keluar dari kamar menuju ruang kerja. Ternyata Mira masih sibuk dengan edit video.

" Mir, kamu sudah e-mail power point nya? " tanya ku.

" Sudah mbak. Langsung cek saja. Biar saya bisa e-mail ke mbak Wendy. " jawab Mira.

Lalu aku duduk di kursi tempat aku biasa bekerja. Aku ambil Ipad ku dan langsung aku cek e-mail dari Mira. Aku download file power point nya dan aku baca satu persatu materi yang ada di power point tersebut. Selesai membaca materinya aku langsung bilang ke asisten ku itu untuk segera mengirimkan materinya ke mbak Wendy.

Setelah itu aku lanjut nulis novel yang ku buat. Hampir satu jam aku menulis dan tiba-tiba mas Adithya masuk kedalam ruang kerja ku. Dia menyapa Mira, lalu menghampiri ku. Dia pijat pundak ku dan rasanya enak sekali. Mas Adithya meminta ku untuk menemaninya nonton Netflix diruang keluarga. Aku pun mematikan Ipad ku dan ikut bersama suami ku. Tangan ku di genggam oleh nya hingga sampai di ruang keluarga aku duduk di sofa dan suami ku berbaring di atas paha ku. Lalu dia elus dan cium lagi perut ku yang sudah besar.

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang