"Bagaimana kondisi kamu, Raf? tanya ku. Kali ini tangan ku lah yang di genggam oleh nya.
" Hanya cedera ringan. Besok sudah bisa pulang. " jawab Rafi.
" Keluarga kamu belum ada yang datang? Ranti sudah kamu kabari? " aku kembali bertanya.
" Baru saja Mamah pulang. Kalau Papah sudah berangkat ke kantor dari pagi. Ada asisten rumah tangga yang menunggu ku sekarang tapi lagi keluar sebentar. Masalah Ranti, dia akan ke sini setelah pulang kerja. " jawab nya.
" Kamu sudah izin Adithya ke sini? "
" Belum. Aku tadi baru dari All Fresh beli buah. " sambil menunjukkan kantong plastik yang berisi buah.
Rafi tersenyum padaku. " Han, aku hanya ingin melihat kamu bahagia. "
"...." aku hanya diam saja.
" Maafin aku ya. Tapi aku melakukannya karena aku cinta kamu. Maaf dulu aku selalu menganggap mu seperti orang asing. Kini aku tahu bagaimana rasanya menjadi kamu dulu. Mencintai seseorang tapi nggak bisa tercapai untuk bisa bersama. "
" Lupakan semua cerita kita di masa lalu. Kita tutup buka lama dan buka buku baru mulai saat ini dan seterusnya. Kita berteman kan? "
" Yah, kita berteman. Tapi kamu adalah teman spesial ku. Jika nanti kamu mengalami masalah atau butuh aku, jangan sungkan untuk menghubungi ku. Aku akan selalu siap dan ada untuk kamu dua puluh empat jam. Kecuali kalau aku lagi dinas di rumah sakit ya. Agak susah. Tapi aku akan usahakan. " katanya sambil tertawa.
" Makasih ya, Raf. Kamu pada akhrinya mengerti. Jujur aku sedih kenapa akhirnya seperti ini untuk kita. Di saat kamu sudah mencintai ku, tapi kita tetap nggak bisa bersama." Aku menunduk sambil menangis.
Rafi melepaskan tangan ku dan dia memegang wajah ku dan menghapus air mata ku. " Jangan menangis, Han. Walaupun kita nggak bisa bersama, aku berjanji akan selalu ada untuk kamu. Kamu akan menjadi bagian yang penting dalam hidup ku. "
Aku kembali menangis saat mendengar ucapan Rafi. Aku tahu ini berat untuk kita berdua. Tapi kita nggak bisa melawan takdir Tuhan.
" Sudah jangan menangis lagi. Aku jadi berat untuk melepaskan mu. Aku hanya ingin melihat kamu bahagia walaupun bukan dengan ku. "
" Aku cinta kamu dan mas Adithya. Aku harus gimana? "
" Aku tahu kamu masih mencintai aku. Aku bisa merasakannya. Aku juga tahu kamu sudah mulai mencintai suami kamu. Jadi biarlah aku yang mengalah. Tapi dengan catatan kalau Adithya sampai menyakiti kamu baik fisik atau psikis, maka aku lah orang pertama yang akan membela dan merebut kamu dari dia. Aku nggak peduli orang lain berkata apa, tapi ini janji ku sama kamu. "
" Aku ingin kamu bahagia, Raf. Aku nggak mau sampai membebani kamu. "
" Hey, tatap mata ku. Aku nggak pernah merasa terbebani. Kamu menginginkan aku menikah dengan Ranti, aku penuhi tapi maaf aku nggak bisa memberikan hati ku pada dia. Jangan kamu memaksa aku untuk mencintai Ranti. Bahagia aku itu memiliki kamu. Tapi itu nggak mungkin. Maka aku akan melihat mu dari jauh agar kamu bisa bahagia dengan Adithya. "
" Aku bingung, Raf. Tapi aku hanya ingin kamu bahagia dengan pasangan mu nanti. "
" Jangan pikirkan aku. Ini bentuk permintaan maaf ku atas apa yang aku lakukan dulu kepada kamu. Bagaimana kamu yang tulus mencintai ku bertahun-tahun lamanya tapi aku telat menyadarinya. Jadi biarkan aku untuk terus mencintai kamu hingga akhir hayat nanti. "
Aku bingung harus berkata apa. Aku sudah coba untuk bicara pada Rafi untuk melupakan aku tapi dia tetap pada pendiriannya. Dia akan tetap mencintai ku walaupun sudah bersama Ranti. Aku membayangkan bagaimana rumah tangga nya kalau dia nggak bisa mencintai pasangannya. Akan banyak sekali konflik dalam rumah tangga mereka. Mau konseling ke psikolog mana pun kalalu Rafi nggak bisa membuka hatinya untuk Ranti, akan menjadi sulit.
Padahal aku hanya ingin dia bahagia. Aku ingin dia bisa mendapatkan pasangan lebih baik dari aku. Tapi dia tetap pada pendiriannya kalau hanya aku yang dia cintai. Sampai kapan pun nggak ada yang bisa mengubah posisi aku di hatinya. Kenapa jadi seperti ini Tuhan? Aku nggak pernah meminta hal seperti ini kepada Mu. Di cintai oleh nya tapi bukan untuk menjadi pendamping hidupnya.
" Hapus air mata kamu. Jangan nangis lagi. Jangan bikin aku merasa semakin bersalah dengan apa yang pernah aku lakukan dulu kepada mu. Aku hanya ingin kamu bahagia. Janji kamu harus di tepati. "
Aku menghapus air mata ku lalu tersenyum padanya " Iya. Tapi kamu juga harus mencoba belajar untuk mencintai pasangan kamu ya. "
" Untuk yang satu aku nggak bisa. Maaf. Sudah jangan bicara masalah itu lagi. Ganti pembahasan yang lain. "
Aku langsung memeluknya " Terimakasih karena kamu telah membalas cinta ku. Itu sudah cukup untuk aku. Lima belas tahun mencintai mu bukanlah waktu sebentar. Tapi kamu memang bukan jodoh aku. " bisik ku di telinga kanan nya,
Saat itu juga aku mendengar suara pintu ruangan terbuka. Aku langsung melepaskan pelukannya. Ku lihat siapa yang masuk dan ternyataa itu Ranti. Akhirnya apa yang aku takuti pun terjadi. Dia masuk menghampiri kami dan memasang wajah sinis kepada ku. Apa mungkin dia sudah tahu kalau wanita yang di cintai Rafi itu aku.
" Jadi dia, perempuan yang kamu maksud mas. " kata Ranti
" Bukannya kamu ke sini nanti setelah jam pulang kerja? " tanya Rafi pada tunangannya.
" Salah kalau calon istrinya datang ke sini sebelum jam pulang kerja? Atau mas nggak mau di ganggu aku dan masih nyaman di peluk dengan wanita munafik berkedok menjadi Psikolog. " ucap Ranti dengan santai nya tanpa memikirkan perasaan ku.
" Apa maksud anda bicara seperti itu. Tolong di jaga lisan anda. " ujar ku dengan nada sedikit emosi. " Saya kerja menjadi psikolog anda itu profesional. "
" Han, sebaiknya kamu pergi. Biar aku yang bicara dengan Ranti. "
" Kenapa? Biar dia di sini. Semua karena dia, mas jadi nggak mau nikah sama aku. Psikolog macam apa yang menjadi sumber masalah pasiennya. "
" Maaf ya mbak. Saya juga nggak tahu kalau anda itu tunangan nya Rafi. Jadi nggak usah bawa-bawa profesi pekerjaan saya. "
" Wanita murahan. Nggak ada harga dirinya. Munafik dan mengganggu hubungan orang yang sudah punya pasangan. Dasar pelakor. " bentak Ranti dengan nada suara tinggi kepada ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
RomanceBagaimana bila cinta pertama kamu hadir dan menyapa kembali? Itu lah yang sedang kualami saat ini. Pertemuan dengannya membuat ku kembali mengingat masa-masa di mana aku harus merasakan sakit karena cinta. Lebih dari lima Belas tahun aku mencintainy...