💕EMPATPULUHDELAPAN💕

245 22 0
                                    

 " Ini tunangan saya mbak Hanna. " kata Ranti lalu tersenyum.

Aku merasa nggak sanggup untuk melanjutkan sesi konseling ini. Kenapa harus Rafi yang ku kenal? Kenapa Rafi nggak pernah jujur kalau sebenarnya dia sudah memiliki tunangan? Aku merasa seperti orang bodoh diantara mereka berdua saat ini. Bagaimana pun aku pernah mencintai pria yang ada di depan ku ini. Ada rasa kecewa dan sedih saat aku mendengar Ranti mengenalkan Rafi dengan sebutan tunangan.

" Mbak Hanna, saya nggak bisa melanjutkan sesi konseling nya karena tadi baru dapat kabar harus segera kembali ke kantor. Bisa nanti di atur kembali jadwal konseling nya untuk saya? " tanya Ranti pada ku.

" Iya mbak. Nggak apa-apa. Nanti bisa di atur kembali jadwal konseling nya sama mbak Rengganis ya. " jawab ku.

" Ok. Kalau begitu saya pamit. " kata nya lalu beranjak dari kursi. Setelah itu dia menghampiriku dan membisikan sesuatu ke telinga ku. " Mbak, saya minta tolong agar tunangan saya tetap meneruskan rencana pernikahan kami. Saya sangat mencintainya. "

" Saya nggak bisa janji mbak. Tapi kita sama-sama cari solusinya. " kata ku pelan dan Ranti pun tersenyum saat mendengarnya.

Setelah Ranti meninggalkan ruangan praktik, tinggalah aku dan Rafi di sini. Aku bingung harus bicara apa sama dia. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan tapi mau mulai dari mana. Seharusnya aku senang kan karena ternyata dia sudah memiliki tunangan. Tapi yang jadi masalahnya adalah Rafi nggak mau untuk melanjutkan hubungan nya dengan Ranti. Sementara tunangan nya itu sangat mencintainya.

"Han. " panggil Rafi pada ku.

" Kenapa nggak cerita kalau kamu sudah memiliki tunangan? " tanya ku sambil menatap nya.

" Karena aku nggak pernah menganggap Ranti sebagai pasangan aku. Sudah berapa kali aku bilang kalau aku hanya mencintai kamu. " jawab Rafi sambil memajukan kursi nya ke depan.

" Apa nggak bisa melihat kalau Ranti sangat tulus mencintai kamu? Jangan sampai terulang kembali seperti apa yang aku rasakan dulu ke kamu. "

" Kamu dan dia berbeda. Aku dan dia memang di jodohkan. Kalau dia cinta sama aku ya itu bukan masalah aku. Salah dia sendiri kenapa cinta dan mau menerima perjodohan itu. "

" Kenapa kamu nggak belajar dari kesalahan yang lalu? Apa kamu lupa bagaimana aku dulu mencintai dan mengharap kan kamu? Tapi kamu sama sekali nggak peduli dan sekarang tiba-tiba kamu peduli dan berkata mencintai di saat aku sudah ada yang punya. Kemana saja kamu selama ini Raf? Lebih dari lima belas tahun aku menunggu kamu untuk menyambut cinta ku. "

" Mungkin ini karma untuk aku yang pernah menyakiti hati kamu. Aku minta maaf Hanna karena dulu aku begitu egois dan meremehkan kamu yang ternyata sangat tulus mencintai aku. Maaf karena telah membuat mu terlalu lama menunggu ku. "

" Dalam hukum islam nggak ada yang namanya karma, Raf. Tapi semua sudah terlambat. Aku sudah punya suami. Jadi aku minta lupakan masa lalu dan perbaiki hubungan kamu dengan Ranti. Aku yakin dia bisa membahagiakan kamu. Apalagi Ranti adalah pilihan orang tua kamu. "

" Kenapa sekarang kamu yang egois dan keras kepala, Han? "

" Terserah kamu mau bilang apa. Tapi nyatanya aku sudah menikah dengan mas Adithya. Begitpun kamu yang sudah bertunangan dan sebentar lagi kalian menikah. Jadi aku mohon lupakan semua tentang cerita kita di masa lalu. Semua sudah berbeda. "

" Tapi aku masih cinta sama kamu bukan dia. " kali ini nada suara Rafi yang meninggi dan itu membuatku kaget. Tiba-tiba air mata ini mengalir begitu saja.

" Biarkan aku bahagia dengan pria yang aku cintai saat ini. Jangan karena keegoisan kamu semua menjadi berantakan. Buka lah hati kamu sedikit demi sedikit untuk Ranti. Aku yakin kamu pasti bisa. Lupakan semua cerita kita di masa lalu. Aku memaafkan kamu, Rafi. "

Kemudian Rafi bangkit dari tempat duduk dan menghampiri ku. Lalu dia memeluk ku dengan erat. Aku menangis dalam pelukkannya. Aku merasa seperti dipermainkan oleh takdir. Pria yang sedang memeluk ku saat ini adalah cinta pertama ku. Jika memang dia bukan untuk ku tapi kenapa Engkau terus mempertemukan kami berdua? Untuk apa kita di pertemukan tapi bukan untuk di persatukan? Bahkan aku telah mengikhlaskannya tapi kenapa Engkau pertemukan kembali aku dan dia?

Apa jadinya kalau sampai Ranti tahu kalau wanita yang Rafi cintai saat ini adalah aku? Terlebih aku yang menjadi psikolog nya saat ini untuk mencari solusi bagi hubungan dia dengan Rafi. Semua menjadi rumit saat ini. Aku nggak bisa bersikap objektif pada permasalahan Ranti karena ternyata ada aku di dalam permasalahan mereka. Belum lagi kalau sampai mas Adithya tahu masalah ini. Bisa-bisa dia kembali marah sama aku karena masih bertemu dengan Rafi. Padahal bukan aku yang menginginkan pertemuan ini.

Aku melepaskan pelukkan Rafi dengan sekuat tenaga. " Ini salah, Raf. Kita nggak boleh seperti ini. Aku sudah menikah. Please jangan bikin semuanya menjadi berantakan. Tinggalkan aku sendiri. Aku nggak mau sampai asisten aku salah paham mengenai kita. "

" Aku nggak akan mungkin melepaskan kamu. Yang seharusnya melepaskan kamu adalah Adithya bukan aku. Bukan kah aku pernah bilang kalau aku akan terus berjuang untuk mendapatkan kamu. "

" Kenapa kamu jadi seperti ini, Raf? Kenapa kamu terus membuat hidup aku menjadi nggak tenang. Aku hanya minta kamu untuk lupakan aku dan biarkan aku bahagia dengan mas Adithya. Aku capek kalau seperti ini. Belum lagi kalau sampai Ranti tahu tentang kita. "

Tiba-tiba bunyi ketukan pintu terdengar dari luar dan aku langsung mempersilakan masuk. Ternyata Mira yang mengetuk pintu. Lalu dia menghampiri ku.

" Maaf menggangu. Tadi bapak telepon mau bicara sama mbak. " kata nya.

" Iya. Nanti saya telepon balik suami saya. " ucap ku. " Tolong siapkan mobil karena saya mau pulang sekarang. "

" Baik mbak. Kalau begitu permisi. " pamit asisten ku dan keluar dari ruang praktik.

Aku segera membereskan barangku yang ada di meja lalu aku masukkan kedalam tas. Setelah itu aku meninggalkan kursi kerja ku menuju pintu tapi tangan Rafi menarik ku dan dia meminta ku untuk ikut bersamanya. Aku menolaknya. Tapi Rafi terus memaksa hingga habis sudah kesabaran ku. Aku tampar wajahnya agar dia sadar dan tahu diri kalau aku nggak bisa di perlakukan seenaknya oleh nya.

Aku keluar dari ruang praktik dan Rafi terus mengejar ku hingga beberapa orang yang ada di dalam klinik melihat kami. Aku nggak peduli. Aku terlalu lelah saat ini. Sampai di luar klinik mobil sudah terparkir dan aku langsung masuk kedalam. Aku menghiraukan Rafi yang terus mengetuk jendela mobil sambil berbicara pada ku. Aku butuh ketenangan untuk saat ini. Setelah sampai apartemen aku akan segera menghubungi Nadira untuk mendiskusikan masalah Rafi dan Ranti.   

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang