☘️Bab 6 - Gagal Bertemu

3.1K 147 2
                                    

Hari ini mereka makan malam dengan anggota yang tidak lengkap. Azel belum pulang. Tidak ada yang tahu kemana perginya Azel. Baik, Anna sebagai ibu, Argen dan Helena sebagai kakak.

Karena Azel tidak mengatakan apa-apa. Bahkan, tidak mengirimkan mereka kabar. Namun, setidaknya Anna masih bisa tenang. Karena Anna tahu adanya pengawal rahasia yang ditempatkan oleh Ryann kepada setiap anak-anaknya. Tetapi, Anna sendiri tidak tahu. Kalau dirinya juga diberikan pengawal rahasia oleh Ryann.

"Mom, mommy tolong tegur Azel ya nanti." Ucap Argen yang sudah kesal dengan cara Azel kerja.

"Kenapa memangnya?" Anna mengangkat satu alisnya.

"Dia tadi tidak masuk kantor, mom. Sudah sering banget dia buat

kesalahan." Keluh Argen menangani Azel.

"Memangnya dia tidak mengabari kamu kalau dia ada urusan lain mungkin?"

"Tidak, mom."

"Ke helen?" Anna beralih menatap Helena.

Helena hanya menggeleng kepalanya pelan. Anna menghela nafasnya pelan. "Baiklah, nanti mommy tegur."

"Thank you, mom." Argen sedikit tenang. Setidaknya Azel mendapat teguran dari orang tuanya.

☘️🌹☘️

Sudah malam Azel belum juga melihat batang hidung dari calon suaminya itu. Tidak, bukan. Bukan calon suami. Tapi, calon suami yang baru menjadi impian. Azel merasa lapar, karena ia juga belum makan malam.

Tiba-tiba seorang staf sekretaris wanita menemui Azel di ruang tunggu.

"Maaf nona, permisi. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Dimana waktu pertemuan antara pimpinan dengan tamu sudah berakhir." Jelas staf sekretaris itu.

"Begitu ya?" Azel menghela nafasnya berat.

"Benar, nona. Apa nona bersedia saya bantu komunikasikan dengan sekretaris Tuan muda untuk membuat jadwal pertemuan?"

"Hm…, tidak perlu." Azel tampak ragu. Khawatirnya Allen merasa risih dan terganggu dengan kehadirannya.

"Baik, nona. Kegiatan operasional di kantor akan segera selesai. Kami harap sebelum jam sembilan malam, nona bisa meninggalkan ruang tunggu tamu kantor. Terima kasih." Staf sekretaris itu hendak pergi. Namun, Azel menahannya.

"Saya mau tanya, sedari tadi aku tidak melihat  Kak Allen keluar atau masuk ruangan, dia kemana ya?"

"Menurut jadwal tuan muda. Selama tiga hari kedepan tuan ada keperluan di Singapura."

"Eh? Singapura?" Azel mengangkat alisnya.

"Benar, nona."

"Kenapa tidak memberitahu saya dari awal?" Azel tampak lemas sekarang.

Berarti sedari tadi ia menunggu tidak ada gunanya. Selama berjam-jam duduk di ruang tunggu hingga bosan. Ternyata orang yang ditunggu sedang tidak ada di negara yang sama dengannya.

"Maaf, nona." Staf sekretaris itu menundukkan kepalanya hormat merasa bersalah.

Azel akhirnya memutuskan untuk pergi dan pulang ke rumah. Di rumah ia melewati ruang keluarga. Dimana ada Anna yang sedang membaca majalah disana.

"Kamu dari mana, sayang?" Tanya Anna kepada Azel yang melintas.

"Aku baru saja ditinggal calon suami, mom." Celetuk Azel seraya terus berjalan menuju dapur untuk makan malam sendirian dengan perasaan kecewa tidak bisa bertemu dengan calon suami idamannya.

Anna yang mendengar jawabannya terkekeh kecil. Ada-ada saja tingkah laku anaknya yang satu ini. Begitu pikirnya.

"Tapi, siapa calon suami yang dia maksud?" Seketika Anna tersadar kalau Azel mengatakan calon suami.

Azel di dapur makan dengan rasa malas-malasan. Walaupun malas menyuapkan makanan ke mulut, tetap saja ia makan. Karena rasa laparnya yang sudah meronta-ronta. Karena tidak bertemu dengan pujaan hatinya. Jadi, tidak ada rasa semangat untuk hari ini.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang