☘️Bab 62 - Siuman

2K 84 2
                                    

Azel sudah dibaringkan di ranjangnya. Ryann dengan ilmu kedokteran yang ia miliki mencoba untuk memeriksa keadaan anaknya. Setidaknya ilmunya masih berguna untuk memeriksa orang yang ia sayangi.

"Dia hanya perlu istirahat saja. Keadaannya tidak ada yang parah. Kita tunggu dia bangun saja sebentar lagi." Ucap Ryann setelah memeriksa keadaan anaknya dengan stetoskop yang masih disimpan.

"Syukurlah…" Anna bisa menghela nafasnya lega. Ia beralih menatap lelaki tinggi yang mengantar Azel tadi. " Terima kasih ya, kamu Hardan kan? Ketemu dengan Azel dimana tadi?"

Hardan menatap Anna. "Iya benar saya Hardan. Hm—, itu tadi selesai saya meeting di kantor. Di ruang tunggu ada ramai-ramai katanya ada yang pingsan. Saya hampiri mereka semua ternyata Azel sudah pingsan disana lagi di beri minyak kayu putih. Langsung saja saya gendong bawa pulang." Jelas Hardan pada intinya saja.

"Ya ampun…, Azel kenapa datang ke Perusahaan Gautama? Memangnya kalian ada janji?" Tanya Anna lagi.

"Eh–, itu aku tidak tahu, tante. Kalau dengan aku pribadi, kami sedang tidak memiliki janji untuk bertemu. Tapi, mungkin dengan kakakku Azel ada janji, aku tidak tahu juga." Jelasnya.

"Bukankah Allen sudah tidak bekerja menjadi pimpinan Gautama lagi?" Tanya Hansel kepada Hardan memastikan.

"Iya, kak. Kak Allen sudah mengundurkan diri. Mungkin Azel masih belum tahu. Jadi, dia datang ke kantor untuk menemui Kak Allen. Ya aku juga tidak tahu, kak. Aku cuma ketemu Azel yang sudah pingsan." Hardan menjadi bingung juga ingin menjawab dan menjelaskannya. Setengah kesal dan setengah merasa bersalah. Karena ia juga tidak tahu kenapa Azel bisa pingsan dan kenapa juga Azel bisa ada di Perusahaan Gautama.

"Ya sudah tidak apa-apa. Terima kasih ya, Hardan sudah bawa Azel pulang." Ucap Anna berterima kasih.

"Iya, tante sama-sama. Hm—, aku izin pulang lebih dulu boleh? Orang tua aku juga pasti menunggu di rumah." Ucap Hardan mohon pamit.

"Oh iya, tidak apa-apa. Silahkan. Hati-hati ya." Ucap Anna ramah.

"Baiklah, permisi semua."

"Iya, hati-hati ya." Balas Ryann dan Hardan mengangguk seraya keluar dari kamar Azel diantar keluar oleh pekerja rumah tangga di rumah Arthajaya.

Tidak lama Hardan pamit. Azel melenguh pelan yang masih ada di dalam kamar pun menyadari pergerakan Azel yang sudah sadar.

Anna pun membantu Azel untuk bersandar. Dibantu untuk minum pelan-pelan sampai Azel merasa sudah enakan.

"Kamu kenapa bisa sampai pingsan sih, nak? Kalau sudah lelah langsung istirahat jangan dipaksa ya." Anna mengingatkan Azel seraya mengusap pucuk kepala anaknya lembut.

"Iya, mom maaf. Aku belum sempat makan dari pagi karena banyak yang harus aku urus, terus tadi langsung ke—" Azel tampak mengurungkan niatnya untuk mengatakan bahwa ia menunggu Allen di kantor Gautama.

"Apa, nak? Ke Perusahaan Gautama? Kamu mau apa ke kantor mereka? Kamu ada janji dengan kakaknya Hardan?" Tanya Anna langsung menimpali Azel yang terdiam.

Azel sedikit terkejut mendengar perkataan ibunya yang sudah tahu. "Memangnya siapa yang mengantarkan aku pulang, mom?" Azel penasaran.

"Hardan yang mengantarkan kamu tadi."

"Oh, iya mungkin karena orang yang mau aku temui sedang tidak ada. Jadi, dia yang mengantarkan aku." Jawab Azel yang sebenarnya mengharapkan Allen yang mengantarkannya pulang.

"Siapa?" Tanya Hansel membuka suara. Sebenarnya ia tahu. Hanya saja ia ingin adiknya itu mengatakannya langsung di depan mereka.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋


The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang