Dalam ruang Wakil Presiden Direktur.
Hansel disibukkan dengan berkas yang ada. Namun, tiba-tiba saja ada yang datang masuk ke dalam ruang Hansel. Ia tidak terlalu peduli dengan siapa yang datang.
"Boleh aku duduk?"
"Silahkan."
Elle duduk di kursi yang berhadapan dengan Hansel. Ia mengembalikan kertas yang pernah diberikan oleh Hansel.
Hansel melihatnya dan menerima kembali kertas itu. "Ayahku tidak setuju." Ucapnya.
Hansel diam saja. Ia menaruh kertas itu di atas berkas yang lainnya. Tanpa melihatnya dulu.
"Aku ingin pernikahannya nanti sebagai pernikahan bisnis saja. Terserah kau ingin bagaimana, tapi aku ingin sama-sama menguntungkan." Jelas Elle.
"Belum tentu pernikahan ini terjadi." Hansel menatap Elle.
"Tapi, aku ingin pernikahan ini terjadi. Tidak apa-apa hanya pernikahan di atas kertas saja. Yang penting aku bisa mendapatkan hak ku dalam Grup Steel."
"Bukan urusanku."
"Aku tidak peduli. Aku akan membicarakan ini dengan orang tuamu." Elle keluar meninggalkan ruangan Hansel sebelum Hansel menolak lagi.
☘️🌹☘️
Ryann tidak berangkat bekerja. Karena larangan sang istri yang khawatir akan kondisi suaminya bisa saja bertambah parah.
Mereka memanfaatkan waktu yang ada dengan membicarakan penerus perusahaan selanjutnya di ruang kerja Ryann.
"Helena sepertinya sudah nyaman dengan posisinya saat ini." Ucap Anna yang memahami anaknya.
"Tidak, sayang. Dia mengatakan ingin meneruskan cita-citanya yang tertunda. Kemungkinan dia akan keluar dari perusahaan." Jawab Ryann yang mengingat sudah lama Helena pernah berbicara dengannya akan melanjutkan mencapai cita-citanya.
"Dia pernah bicara denganmu seperti itu?"
Ryann mengangguk. "Helena dengan Azel sepertinya mereka akan menentukan kehidupan mereka selanjutnya sendiri."
"Kenapa tidak Hansel saja? Aku rasa Hansel sudah sangat cocok dengan menjadi wakilmu sekarang. Tidak ada bedanya kalau menggantikan posisimu."
"Tapi, aku ragu dengan sifatnya yang–"
"Aku percaya padanya. Aku juga tidak meragukan sifatnya. Apa kamu tidak sadar? Hansel itu anak kita yang paling mirip denganmu." Anna menatap tak percaya kepada suaminya. "Coba kamu ingat lagi, bagaimana sifatmu dulu sebelum menikah."
Ryann terdiam. "Tapi, Hansel seperti malas bicara."
"Dia tidak malas bicara, sayang. Tapi, dia lebih menggunakan suaranya untuk sesuatu yang penting. Bukankah itu lebih baik? Seperti cowok keren yang berwibawa dan luar biasa." Kagum Anna kepada Hansel.
"Kamu tidak boleh menganaktirikan Argen, sayang…" Ryann mengingatkan.
"Tidak! Aku tidak bermaksud begitu. Hansel berada di posisimu, Argen berada di posisi Hansel sebelumnya."
"Kamu sudah merasa yakin dengan pilihanmu?" Ryann memastikan istrinya.
Anna mengangguk cepat dan penuh keyakinan.
"Baiklah, aku pikirkan dulu." Ryann mengusap kepala istrinya.
"Lepas…, ingat sudah tua." Anna menghempaskan tangan Ryann dan berdiri meninggalkan Ryann yang masih duduk.
Dengan cepat Ryann menahan pergelangan tangan Anna. Anna terjatuh tepat di atas pangkuan suaminya.
"Kamu tidak boleh begitu sayang. Mungkin sudah tua, tapi jiwa kita masih muda." Ryann menggendong Anna ala bridal style menuju kamar mereka.
"Ryann! Ingat penyakitmu." Anna mengingatkan.
☘️🌹☘️
Azel turun dengan tangga untuk berangkat ke tempat tujuannya. Karena ia sudah memiliki usaha sendiri. Ia dapat mengatur waktunya sendiri.
Sekarang sudah ada orang yang bisa membantunya untuk mengelola toko roti itu. Sedangkan, Azel tinggal melakukan kontrol saja.
Kali ini Azel bukan menuju toko rotinya. Tapi, ia ingin menemui seseorang di tempat bekerja sebelumnya. Dimana lagi selain Perusahaan Arthajaya.
Beberapa staf dan resepsionis sudah tahu siapa Azel. Meskipun sudah tidak aktif sebagai pegawai. Sehingga, ia masih dapat keluar masuk dengan aman tanpa jadwal.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...