Sebagai orang tua sudah pasti sangat senang ketika anaknya hendak menikah. Seperti saat ini Anna yang turut ikut menemani Hansel dan Selina untuk fitting baju pernikahan.
Anna membantu calon menantunya untuk memilih baju pernikahan yang sangat cocok untuk menantunya. Tidak perlu dipermasalahkan harganya. Yang penting pernikahan impian dapat terwujud.
"Bagus kan? Istri kamu cantik deh." Goda Anna berdiri di samping Hansel yang sedang memperhatikan Selina yang sedang berkaca di cermin.
"Hm."
"Bagaimana, nak? Ini bagus juga lho…, cocok banget dipakai sama kamu. Jadi, kamu mau yang mana?" Tanya Anna kepada Selina karena ini sudah baju kedelapan yang di coba.
Selina tampak ragu dan berpikir keras untuk memilih gaun yang akan dia pakai. Setelah berpikir panjang. Pilihan Selina tertuju pada sebuah gaun yang tampak sederhana tapi terlihat indah di Selina.
"Kamu yakin mau yang itu? Kamu tidak ada gaun impian, sayang?" Anna mendekati Selina.
"Aku belum terpikir akan menikah. Jadi, aku tidak ada impian apapun dalam pernikahan ini." Jujurnya.
Anna tersenyum. Ia sangat suka dengan sifat Selina yang sangat sederhana. Tapi, untuk hal penting seperti sebuah pernikahan. Anna tidak ingin ada sesuatu yang sederhana. Anna mau semuanya sesuai keinginan kedua anaknya.
"Nak, coba kamu lihat-lihat lagi yang lain. Pasti ada yang kamu suka. Jangan lihat harganya. Kan Hansel ini yang bayar." Anna mengedipkan sebelah matanya. Melirik anaknya yang diam saja tidak bergeming sedikitpun sedang fokus dengan ponsel di tangannya.
Karena proses pemilihan untuk Hansel sendiri sudah selesai. Hansel termasuk cepat karena pakaian yang digunakannya tidak sebanyak wanita.
"Hansel! Kasih saran dong buat Selin!" Kesal kepada anaknya sendiri.
"Terserah dia saja." Balasnya santai.
"Kamu tuh, Selin bingung. Coba kamu kasih saran yang cocok untuk dia apa?!" Anna meninggikan nadanya sedikit seraya mencubit lengan Hansel. Hansel meringis sakit namun bisa ia tahan.
Mau tidak mau. Hansel langsung memilih gaun untuk Selin. "Itu saja." Hansel menunjuk gaun yang memang sangat terlihat mewah dan pernak-pernik berliannya yang membuat kesannya sangat indah.
Modelnya juga tidak terlalu terbuka. Jadi, Hansel pikir Selina pasti akan tetap nyaman memakainya meski dihiasi dengan berbagai berlian juga bunga-bunga di gaunnya.
"Bagaimana Selin? Suamimu memilih gaun yang itu. Kamu mau coba lagi tidak? Tidak ada salahnya memakai gaun seperti itu. Pernikahan ini kan sekali seumur hidup, jadi kalau bisa jadikan pernikahan ini sebagai pernikahan yang pernah kalian impikan." Jelasnya menatap Selina tersenyum ramah.
Tapi, aku tidak yakin akan menikah sekali dalam hidupku. Batin Selina.
"Baiklah, aku ikut pilih yang itu saja." Sejujurnya Selina juga tertarik dengan gaun yang Hansel pilih. Hatinya merasa senang sekali. Hanya saja ia masih punya rasa malu dan sadar diri bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa. Ia hanya menganggap dirinya sebagai orang beruntung yang dapat menikah dengan orang kaya.
☘️🌹☘️
Seorang laki-laki tengah frustasi mencari keberadaan wanitanya yang sudah dia cari di setiap isi ruangan. Namun, tetap saja tidak menemukannya dimana-mana.
"Sial!!"
"Akhh!"
Laki-laki itu menendang dan menghancurkan segala barang yang berada di dekatnya. Bahkan, dia melemparkan vas bunga ke televisi yang cukup besar itu sampai terjatuh ke lantai.
Dia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dia mengeluarkan ponsel miliknya dan mencoba menghubungi seseorang untuk mencari wanita yang pergi begitu saja tanpa sepengetahuannya.
"Cari wanita itu sampai dapat! Langsung bawa ke Apartemen!" Titahnya penuh perintah.
Setelah mengatakan itu. Dia langsung mematikan panggilannya sepihak. Mengusap wajahnya frustasi.
"Setelah ini tidak akan pernah kubiarkan kau pergi bahkan satu langkah pun dari kamar!" Ucapnya penuh penekanan di setiap kata-katanya.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...