"Kamu tadi kemana dulu, kak?" Tanya Argen yang masih bersandar di mobilnya dan tidak lama melihat mobil Helena datang.
"Ada urusan." Jawabnya seperlunya saja.
Helena pun pergi meninggalkan Argen seorang diri yang masih bersandar dekat mobil. Argen menghela nafasnya. Ternyata ia salah sudah bertanya dengan kakak keduanya ini.
☘️🌹☘️
Notifikasi yang ditunggunya pun muncul. Dimana notifikasi email dari pihak marketing Orion Oscar Penthouse yang telah ia kunjungi tadi. Helena langsung saja membuka email itu.
________________💌💌_________________
Hai, Helena Arthajaya!
Nikmati Penthouse dengan Fasilitas Termewah di lokasi strategis.
Temukan tipe Penthouse yang anda inginkan.
Promo
Special For You!Masterpiece one
Rp 6.089.789.999,00Fasilitas
Lahan Parkir
Bangunan 230 m²
Sistem Alarm
Taman
Air Panas
Security 24 Hours
Secure Parking
Kolam Renang
Taman
6 Kamar Tidur
6 Kamar MandiMasterpiece President
Rp 10.069.689.999,00Fasilitas
Lahan Parkir
Bangunan 360 m²
Sistem Alarm
Taman
Air Panas
Security 24 Hours
Secure Parking
Kolam Renang
Taman
8 Kamar Tidur
9 Kamar Mandi
Private Garden
Lift PrioritasKami memberikan dua tipe Penthouse terbaik khusus anda!
Jangan lewatkan promo menarik yang kami berikan terbatas tiga hari dari email ini diterima.
Kami tunggu kabar dari anda, balas email ini jika anda tertarik dengan penawaran kami.
Best Regards
Leo Ananta Hutama________________💌💌_________________
Helena tersenyum licik melihat tawaran yang diberikan kepadanya. Lalu, ia coba buka website official dari Penthouse itu.
"Hanya orang-orang bodoh yang melakukan ini." Gumam Helena merasa menang dengan keadaan yang ada.
Ia tau harga yang diberikan bukanlah harga asli melainkan harga promo yang mungkin khusus dirinya saja. Dimana harga promo yang dinaikkan dua kali lipat dari harga awal.
Helena berencana untuk menemui staff marketingnya secara langsung. Tidak dengan membalas email yang telah diberikan untuknya. Setidaknya ia sudah tahu tipe penthouse terbaik yang ia inginkan.
☘️🌹☘️
Argen mengajak Azel untuk makan siang bersama. Azel tampak kesal dengan sang kakak. Karena Azel baru saja ditegur oleh Anna saat sarapan pagi.
Supaya Azel tidak kesal lagi dengan Argen. Argen menawarkan makan siang di restoran kesukaan Azel. Tentu saja siapa yang akan menolak makan di restoran kesukaan. Dimana semuanya enak-enak dan favorit Azel sendiri. Namun, tetap saja Azel masih menyimpan rasa kesal terhadap Argen.
"Daddy sama Kak Hansel kapan pulang, kak?" Tanya Azel ketika teringat sesuatu.
"Lusa mereka pulang." Azel mengangguk.
Azel melihat ke sekelilingnya. Dimana suasana restorannya tampak sepi. Tidak seperti biasanya yang ramai pengunjung saat jam makan.
"Kenapa sepi ya, kak?"
"Katanya sebentar lagi mau direservasi oleh seseorang. Makanya makan yang cepat sebelum di usir."
"Ih! Tidak bisa makan dengan tenang dong?!" Kesal Azel ketika tahu akan begitu. "Terus kalau kakak tahu mau direservasi, kenapa kita makan disini?" Gerutu Azel kesal.
"Bukankah tadi kamu yang minta sendiri untuk makan di restoran ini?"
"Tidak! Kakak yang ngajak."
"Tapi, kamu mau kan?"
"Ya iya sih…, tapi kan…" Azel menggaruk rambutnya. "Ah, sudahlah." Azel menjadi semakin kesal dengan kakaknya.
Ia pun melanjutkan makannya. Dengan perasaan kesal dan diburu dengan waktu yang ada. Argen tersenyum kecil melihatnya.
Dia mau saja dikerjai. Dasar si polos! Batin Argen.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...