Penerbangan siang yang dipilih. Sebab pagi hari secara mendadak ada pertemuan yang harus dilakukan. Sehingga diundur menjadi siang sekaligus menggunakan sisa waktunya untuk belanja.
Ryann dan Hansel berada pada sebuah tempat yang menyediakan barang-barang khas Singapura. Mereka berdua membeli beberapa oleh-oleh tentunya makanan.
Karena prioritas para wanita yang ada di rumah lebih suka makan dibandingkan dibelikan sebuah barang. Entahlah, para wanita berfikir makanan bisa mengembalikan mood lebih cepat daripada barang. Karena makanan bisa dimakan.
Ryann dan Hansel berpencar. Mereka masing-masing memilih barang-barang yang berbeda untuk orang dirumah. Sudah menjadi rutinitas mereka untuk membelikan oleh-oleh setiap kali mereka melakukan sebuah perjalanan bisnis.
Setelah selesai belanja oleh-oleh. Dibantu oleh beberapa pengawal yang mendampingi untuk menata oleh-oleh tersebut dalam koper. Langsung saja mereka menuju bandara untuk melakukan penerbangan pulang ke tanah air.
Dalam pesawat Ryann beberapa kali menoleh ke arah Hansel yang sedari tadi fokus dan sibuk dengan tabletnya. Belum mengeluarkan suaranya lagi semenjak pertemuan tadi pagi selesai dilaksanakan.
"Maaf, tuan. Ada panggilan dari Tuan Marco." Dion sebagai asisten pribadi Ryann sigap dengan panggilan penting untuk atasannya.
Ryann langsung menerima itu dan menerima panggilan yang ditujukan untuknya. Setelah bicara panjang lebar. Ryann menyerahkan ponsel itu kembali pada Dion. Lalu, ia menoleh pada anaknya yang terlihat sangat sibuk.
"Hansel." Panggilnya.
Hansel menoleh tanpa menjawab.
"Nanti setelah sampai jakarta. Tolong berikan oleh-oleh dari Daddy kepada mommy dan adik-adikmu. Ada beberapa juga untuk pekerja di rumah."
Hansel mengangguk sebagai jawaban.
"Daddy harus segera terbang menuju China setelah sampai jakarta."
"Ada masalah?" Hansel bertanya setelah pembicaraan tanpa interaksi dua arah itu.
"Tuan Marco ingin memutuskan kerja sama dengan Arthajaya. Daddy ingin tahu sebabnya. Perusahaan mereka pailit, bisa saja kita mengakuisisi perusahaannya."
"Sepihak?"
"Tidak. Baru saja daddy mendapatkan telepon dari Tuan Marco dan mengabari hal itu kepada daddy."
"Sendiri?"
"Iya, daddy sendiri saja. Tidak apa. Kamu harus urus perusahaan di Jakarta."
Hansel pun mengangguk sebagai tanda menyetujui perkataan ayahnya. Ryann setidaknya merasa tenang karena masih ada Hansel yang bisa dipercaya untuk memegang kendali akan perusahaannya. Sebab ia harus dadakan pergi menuju China.
"Jangan lupa kasih tau Mommy dan adikmu kalau daddy ada urusan mendadak. Jadi, tidak bisa pulang cepat."
Hansel kembali mengangguk.
☘️🌹☘️
Sesampainya di Jakarta. Hansel dan Ryann langsung berpisah. Ryann bersama asistennya dengan beberapa pengawal langsung bergegas menuju penerbangan yang telah diatur.
Hansel dengan pengawalnya menuju mobil yang sudah menjemput mereka di lobby bandara. Semua koper sudah masuk ke dalam bagasi. Mereka pun langsung tancap gas menuju rumah.
Azel yang hendak keluar rumah untuk jalan-jalan mencari hiburan. Karena berhubung hari ini weekend mengurungkan niatnya. Karena melihat sang kakak telah kembali dari Singapura.
Azel menghampiri Hansel yang sedang membawa jasnya di tangan kirinya. Masuk ke dalam rumah dengan pengawal yang membawakan koper.
"Mau aku bantu, kak?" Tawar Azel menawarkan bantuan.
"Ada coklat dalam koper." Ucap Hansel tanpa menerima bantuan adiknya itu.
Mereka memanglah tidak terlalu dekat. Berbeda dengan Azel dan Argen yang selalu bercanda dan bertengkar setiap saat. Hansel dan Azel seperti adik kakak yang terdapat dinding sebagai batas untuk mereka berdua.
"Terima kasih, kak." Azel tersenyum seraya melihat Hansel masuk ke dalam kamarnya.
"Boleh aku ambil coklat ku dalam koper kakak sebentar?" Tanya Azel kepada pengawal yang membawakan koper Hansel.
"Silahkan, nona." Pengawal itu memberikan koper Hansel kepada Azel.
Azel pun membuka koper itu untuk mengambil coklat kesukaan miliknya. Coklat kesukaan Azel yang selalu Hansel berikan setiap kali pergi ke Singapura.
Meskipun terdapat batasan diantara mereka. Hubungan sebagai kakak adik tetap baik-baik saja. Walaupun terasa aneh akan rasa canggung yang ada.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...