☘️Bab 29 - Pasien dinyatakan...

2.6K 117 0
                                    


Waktu sudah masuk sore hari. Mereka baru kembali ke hotel setelah membeli pakaian baru dan makan siang. Sekaligus membeli makan malam.

Karena mereka akan menghabiskan waktu di hotel saja untuk mengetahui isi map yang diberikan Dokter Harry.

"Mapnya aku taruh di atas meja makan ya, kak. Aku mau mandi dulu." Ucap Azel seraya menuju kamar mandi di kamarnya.

Hansel duduk di meja makan. Ia ambil map itu. Dilihatnya sejenak sebelum ia putuskan untuk membukanya.

Ia membaca dengan seksama hasil Check-Up ayahnya. Sampai akhirnya menemukan tanda-tanda Hepatoma yang masih perlu diperiksa lebih lanjut.

Hansel beralih ke lembaran berikutnya yang merupakan hasil CT-Scan yang telah dilakukan ayahnya. Sampai ia menemukan kalimat yang menyatakan kebenaran.

- Pasien dinyatakan mengidap - °Hepatoma°

Hansel meletakkan kembali lembaran kertas itu ke atas meja dengan kasar. Tidak lama ia melihat Azel kembali dengan rambutnya yang dililit oleh handuk kecil.

Hansel berdiri hendak melenggang pergi meninggalkan Azel di ruang makan. Namun, Azel menahannya.

"Bagaimana, kak?" Tanya Azel menatap sang kakak.

"Baca saja. Aku keluar sebentar." Hansel meninggalkan Azel seorang diri.

Azel menatap kepergian kakaknya. Tanpa perlu dibaca lagi. Azel sudah tahu hasilnya. Apalagi dengan sikap kakaknya yang menunjukkan sekali bahwa hasilnya adalah jawaban yang tidak mereka inginkan.

Walaupun begitu Azel tidak tahu apa penyakit ayahnya. Ia mengambil lembaran kertas itu dan membacanya dengan seksama.

☘️🌹☘️

Seorang pria dengan santai dan wajah bahagianya berjalan menuju suatu ruangan. Diketuknya ruangan itu. Namun, tidak ada sahutan dari dalam.

"Selamat pagi Tuan Argen."

Argen menoleh "Lho? Sekretaris Leo, dimana Kak Hansel?" Tanyanya kepada Sekretarisnya Hansel.

"Maaf Tuan Argen. Tuan muda Hansel sedang ada urusan di luar negeri." Ungkapnya.

"Di luar negeri? Berapa lama?" Argen mengerutkan keningnya.

"Perkiraan selama satu minggu ke depan, tuan."

"Dia sama Azel?"

"Benar, tuan muda."

"Boleh aku tahu kemana mereka?"

"Maaf tuan. Demi menjaga keamanan dan kenyamanan Tuan muda Hansel. Saya tidak bisa memberitahu anda tuan."

"Baiklah, tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja dia bersama Azel atau tidak. Karena nyonya khawatir anaknya tidak pulang-pulang." Jelas Argen.

"Maafkan saya tuan. Demi menjaga keamanan dan kenyamanan Tuan muda Hansel. Saya tidak bisa memberitahu anda tuan." Ucap Sekretaris Leo lagi seraya menunduk hormat.

"Iya-iya, Sekretaris Leo. Aku tahu, kau hanya setia kepadanya. Baiklah, terima kasih." Ucap Argen mengakhiri segera pembicaraannya.

"Sama-sama, tuan."

Dasar sekretaris aneh. Batin Argen.

Dalam hatinya menggerutu sendiri. Karena sikap Sekretaris kakaknya yang sangat setia. Sedangkan, dirinya tidak memiliki sekretaris. Bahkan, lebih sedihnya lagi tidak ada yang setia kepadanya. Menyedihkan sekali hidup Argen ini.

Setelah jam kerja selesai. Argen kembali ke rumah. Ia menemui Anna yang masih merasa khawatir dengan Hansel dan Azel yang tidak pulang sudah dua hari ini. Namun, tidak memberi kabar apapun.

"Mereka jahat sekali." Argen menggunakan paha ibunya sebagai bantal kepalanya.

Anna yang sedang menonton televisi menunggu kabar dari Argen menjadi bingung. "Jahat kenapa? Hansel dan Azel juga kemana, kamu sudah tahu?"  Cecar Anna langsung.

"Mereka sepertinya sedang jalan-jalan berdua, mom. Aku tahu dari sekretaris Kak Hansel." Ucap Argen lesu.

"Jalan-jalan kemana?" Anna mengusap kepala anaknya.

"Sekretarisnya tidak memberitahuku. Katanya, demi menjaga keamanan dan kenyamanan Tuan muda Hansel. Cih! Mereka jahat sekali tidak mengajakku." Argen mengadu.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang