☘️Bab 43 - Memburuk

2.2K 95 0
                                    

Hansel meminta Azel untuk duduk. Tersisa mereka bertiga lagi dalam ruangan yang sama. Namun, dengan situasi yang berbeda. Hansel menatap Azel tidak tega.

"Jangan dimasukkan ke hati." Ucapnya.

"Tapi, aku mau tahu maksudnya kak." Pinta Azel.

"Tidak penting. Dia hanya marah." Ucap Hansel lagi.

"Kak Helen itu kan memang sangat sayang sekali dengan daddy. Diantara kita berempat, dia yang paling sayang dengan daddy. Kita hanya seperti anak kurang ajar saja." Ucap Argen sengaja agar membuat suasana menjadi cair.

"Benarkah, kak? Tapi, aku lihat kak Helen seperti memang tidak suka dengan aku dan menahan sesuatu untuk dikatakan."

"Sudahlah, Azel. Kamu lebih baik tidur. Istirahat supaya besok bisa jualan roti lagi." Ucap Argen mengingatkan sekaligus dengan candaannya.

Azel memukul bahu Argen cukup keras. Karena perkataan kakaknya yang menyebalkan menurutnya.

"Azel, istirahatlah." Ucap Hansel.

"Baik, kak. Aku ke kamar ya." Azel meninggalkan Argen dan Hansel. Tapi, sebelum itu Azel tidak lupa mencubit lengan Argen saking kesalnya.

Di dalam ruangan kini tersisa Hansel dan Argen. Mereka terdiam dan hanyut dalam pikiran masing-masing.

"Kak Helen sudah keterlaluan, kak."

"Hm."

"Aku takut dia akan mengatakan yang seharusnya tidak dia katakan."

"Hm."

"Kak?"

"Iya. Biarkan saja dia."

Hansel pun ikut keluar dari ruang kerja. Ia meninggalkan Argen seorang diri. Argen yang tinggal sendiri akhirnya ikut keluar juga. Beristirahat untuk malam ini. Malam yang cukup melelahkan dan menegangkan.

☘️🌹☘️

Dua hari berikutnya Ryann dirujuk ke rumah sakit. Karena kondisi kesehatannya yang mulai menurun. Ryann mulai merasakan sakit di perut bagian kanan atas dan terasa seperti ada benjolan.

Anna menjadi panik dan tambah khawatir. Sampai akhirnya malam-malam ketika Ryann meringis kesakitan. Anna langsung bergegas meminta sopir rumah untuk mengantarkan suaminya ke rumah sakit.

Hansel dan Azel ikut mengantarkan. Sedangkan, Argen menjaga di rumah. Khawatirnya ada barang atau perlengkapan yang harus dibawa dari rumah. Jadi, masih ada Argen yang bisa membawanya langsung dari rumah.

Di rumah sakit Ryann langsung ditangani oleh dokter yang masih bertugas. Kebetulan Ryann dirujuk ke rumah sakit milik Arthajaya sendiri. Jadi, penanganan termasuk cepat. Jadi, sedikit mengurangi kekhawatiran Anna.

"Kamu bisa hubungi dr. Fandy, tidak nak?" Anna meminta Hansel.

"Aku sudah menghubunginya."

"Tolong katakan lebih cepat datangnya." Ucap Anna lagi. Ia takut terjadi apa-apa kepada Ryann.

"Mom, tenanglah…" Azel memeluk Anna. Mencoba menenangkannya.

"Mommy takut..." Keluhnya.

Cukup lama Ryann ditangani oleh dokter di dalam sana. Tiba-tiba saja pelukan Azel dengan Anna dilepas begitu saja oleh seseorang. Yang tak lain adalah Helena.

"Mom, tenanglah…, daddy kuat. Mommy tahu itu." Ucap Helena mengambil alih pelukan Azel sebelumnya.

"Iya, nak. Mommy tahu. Tapi, Daddy bilang sakit banget…, mommy jadi takut."

"Tidak, mom. Mommy harus tenang…, doakan yang terbaik untuk daddy."

Hansel meminta Azel untuk berpindah duduknya menjadi di sebelahnya. Azel menurut saja. Karena ia juga tidak nyaman dengan diperlakukan seperti itu. Namun, ia tetap tenang dan sabar.

Tidak lama dokter keluar dari dalam ruang pemeriksaan. Bersamaan juga dengan dr. Fandy yang datang dengan terburu-buru.

"Bagaimana dokter keadaan suami saya?" Seru Anna langsung bertanya kepada dokter yang telah memeriksa suaminya.

dr. Fandy berbicara kepada dokter yang memeriksa Ryann saat ini. Seakan memberikan arahan.

"Kepada pihak keluarga boleh ikut saya, kita ke ruangan saja untuk menjelaskan kondisi Tuan Ryann." Ucap dr. Fandy.

Mereka semua pun akhirnya menuju ruang dr. Fandy bersama dokter yang telah memeriksa Ryann tadi. Kondisi Ryann akan dijelaskan di dalam ruangan secara rinci.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang