☘️Bab 55 - Calon Istri

2.1K 96 4
                                    

Anna mengajak Hansel untuk keluar dari ruangan juga. Ada sesuatu yang ingin Anna bicarakan dengan Hansel. Anna membawa Ryann ke taman rumah sakit. Mereka duduk di salah satu meja kayu taman yang dikelilingi oleh rerumputan.

"Hansel, siapa nama yang sudah mendonorkan hatinya untuk daddy kamu?"

"Selina."

"Hah? Cewek?"

"Iya."

"Kamu kenal dengan dia?"

"Dia Selina."

"I-iya mommy tahu dia Selina. Maksud mommy, kamu kenal dia dari mana? Dia teman kamu atau siapa kamu gitu?"

"Calon istri."

"Hah?" Anna membulatkan matanya tak percaya dengan balasan anaknya. "Kamu jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda." Tegasnya.

"Kenapa?" Anna tidak mengerti.

"Aku menjadikan dia calon istri harus ada alasan?"

"Hah? Bukan begitu. Maksud mommy kenapa bisa dia yang jadi calon istri kamu? Tiba-tiba, dia yang menjadi pendonor hati daddy jadi calon menantu mommy, kenapa bisa begitu kenapa? Mommy mau tahu saja." Anna memperjelasnya lagi.

"Tidak tahu." Balasnya santai.

Anna menatap anaknya tak percaya. Ingin sekali rasanya ia menjewer telinga anaknya ini. Tetapi ia tahu anaknya sudah besar dan mereka juga ada di tempat umum. Tidak enak jika dilihat orang lain.

☘️🌹☘️

Hansel membawa Anna bertemu dengan Selina ke ruangan rawat inapnya. Sebenarnya Anna ingin bertemu dengan Selina semalam. Cuma Hansel melarangnya dengan alasan Selina sedang beristirahat karena sudah malam. Jadi, Hansel mempertemukan kedua wanita itu pada keesokan paginya.

Selina awalnya tampak terkejut karena kedatangan istri dari orang yang menerima donor hatinya. Juga ibu dari lelaki yang semalam baru saja meminta dirinya untuk menikah dengannya secara mendadak.

Anna menemui Selina dengan senyuman ramahnya. Ia tidak ingin terkesan mengintimidasi Selina dengan keberadaannya. Ia duduk di kursi yang ada di sebelah brankar Selina.

"Hai, sayang. Bagaimana keadaan kamu sekarang?" Tanya Anna ramah dengan tatapan yang penuh perhatian.

"A-aku—" Selina menatap Hansel yang berdiri di dekatnya. Hansel hanya diam saja. Seperti turut ikut menunggu jawaban darinya.

"Aku sudah baik-baik saja kok, nyonya. Tidak ada masalah dalam operasi kemarin. Jadi, semuanya baik-baik saja." Ucap Selina.

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, jangan panggil nyonya. Panggil saja mommy seperti Hansel." Pinta Anna dengan tersenyum. "Lagipula kalian akan menikah kan?"

"Eh? Hm—" Selina kembali menatap Hansel meminta bantuan.

"Mom, dia masih butuh istirahat. Aku antar mommy ke ruangan daddy ya." Hansel membantu Anna untuk berdiri. Anna sebenarnya tidak mau. Ia masih ingin berbicara dengan Selina. Namun, Hansel memaksa.

"Kamu istirahatlah." Ucap Hansel sebelum keluar dari ruangan bersama ibunya. "Istirahat ya Selin, kapan-kapan kita berbicara lagi ya." Ucap Anna sebelum benar-benar keluar dari ruangan.

"Adu-duh! Kamu kenapa sih?!" Kesal Anna mencubit lengan Hansel.

"Kasihan dia butuh istirahat." Ucap Hansel.

"Halah! Sok perhatian saja sama calon istri. Sudah sana urus calon istri mu. Awas ya sampai dia kenapa-kenapa! Mommy mau ke ruangan daddy saja."

"Aku antar."

"Tidak perlu. Mommy bisa sendiri. Sana urus calon istri kamu." Anna tiba-tiba saja terdiam. "Eh? Oh iya, nak." Anna yang baru saja mau jalan meninggalkan Hansel di depan ruangan rawat inap Selina tiba-tiba teringat sesuatu.

"Hansel, kamu beneran mau menikah dengan Selina?" Tanya Anna lagi memastikan.

"Hm." Balasnya.

"Kalau kamu menikah dengan Selina, perjodohan kamu bagaimana? Elle dan keluarganya sudah menyiapkan tanggal untuk kalian menikah kalau tidak salah. Mommy lupa karena sibuk dengan penyakit daddy." Ucap Anna.

"Biar aku yang urus nanti."

"Ya sudah. Nanti mommy bantu untuk bicara dengan orang tuanya ya." Hansel mengangguk saja.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang