Anna bersama Ryann sudah berbicara dan mengobrol dengan orang tua Elle yang dimana mereka membatalkan perjodohan anak pertama mereka.
Begitu juga di hari berikutnya. Mereka mengunjungi orang tua Selina. Ditemani Hansel juga untuk kali ini. Karena hanya Hansel yang tahu dimana keberadaan orang tua Selina.
Anna dan Ryann tinggal mengikuti Hansel saja. Mobil mereka sampai di sebuah gang yang cukup sempit. Mobil tidak bisa masuk ke dalam. Alhasil mereka harus turun untuk mencapai ke tempat tujuan. Dengan berjalan sedikit mereka sampai di depan rumah yang sederhana.
Hansel mengetuk pintu beberapa kali. Namun, tidak ada yang kunjung membukanya. Rumahnya tampak sepi.
"Permisi adek, bapak, ibu, lagi nyari siapa ya?" Tanya seorang tetangga dengan ramah.
"Saya ingin bertemu dengan Pak Azis." Balas Hansel sopan.
"Pak Azis? Pak Azis belum pulang dari dua hari yang lalu, dek. Nak, Elin juga sudah seminggu belum pulang." Ucap tetangga itu.
"Kalau ibunya, hm– istrinya Pak Azis dimana ya bu?" Tanya Anna ikut bersuara.
"Eh, itu mah kalau Ibu Ayu sudah lama sekali meninggal." Ucap tetangga itu lagi. "Sebenarnya bapak, ibu sedang nyari siapa? Karena rumahnya sudah beberapa hari ini kosong. Jadi, tidak ada siapa-siapa di dalam." Jelasnya.
"Kami ingin bertemu dengan Pak Azis ya?" Tanya Anna dulu memastikan kepada Hansel. Hansel mengangguk. "Iya, bu. Kami mau bertemu dengan Pak Azis."
"Aduh…, gimana ya?" Tetangga itu bingung. "Coba keluar dari gang rumah ini terus ke gang rumah yang dekat portal sebelah kanan. Disitu ada rumah besar, bagus masih kelihatan bersih tapi sudah tidak ada pemiliknya. Nah, itu biasanya tempat Pak Azis main."
"Main apa ya bu kalau boleh tahu?" Tanya Ryann kepada tetangga itu. Sebenarnya Hansel sudah tahu. Tapi, ia belum memberitahu kepada kedua orangtuanya.
"Main apanya sih saya juga kurang tahu ya. Saya cuma sering dengar dari tetangga ya main sama bapak-bapak yang lain." Ungkapnya.
"Oh, gitu. Ya sudah, terima kasih ya bu." Ucap Anna ramah.
"Iya sama-sama." Balas tetangga itu.
Mereka pun akhirnya berjalan kembali keluar dari gang sempit itu. Mereka masuk kembali ke dalam mobil.
"Hansel, kamu tahu bapaknya sering main? Main apa bapaknya?" Tanya Ryann penasaran.
"Tidak tahu." Hansel tidak yakin Ryann akan menyetujui pernikahannya jika tahu tingkah laku tidak baik ayahnya Selina.
Sesuai petunjuk yang diberikan tetangga rumah Selina tadi. Mereka menuju rumah besar yang masih bagus, kelihatan bersih tapi sudah tidak ada pemiliknya.
Mereka pun berhenti tepat di depan rumah itu. Karena jalanan rumah itu cukup besar dan bisa untuk dua mobil. Jadi, mobil Hansel bisa masuk ke dalam gang rumah itu.
"Hm–, sepertinya mommy tidak ikut turun deh. Kalian kalau mau turun bareng sama sekretaris Hansel saja atau siapa gitu orang rumah yang bisa nyusul kita untuk temani kalian masuk ke dalam." Ucap Anna yang khawatir ketika melihat rumah itu memang besar, masih bersih tapi sudah banyak daun-daun yang merambat. Jadi, terlihat sedikit seram bagi Anna.
"Sekretaris ku sedang menggantikan aku meeting di kantor." Jelas Hansel.
"Daddy telepon orang rumah dulu." Ryann pun mencoba untuk menelepon tenaga kerja yang bekerja di rumahnya untuk menyusul mereka.
Mereka pun jadinya harus menunggu orang rumah dahulu sebelum masuk ke dalam. Sebenarnya agar aman saja. Karena Anna khawatir akan terjadi apa-apa di dalam. Jika, ada penjagaan pasti hatinya akan tenang.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...