☘️Bab 33 - Perhitungan

2.1K 100 0
                                    

Setelah berdiskusi dan kontrol dengan dr. Fandy untuk melakukan Biopsi tidak bisa dilakukan langsung di hari itu juga. Karena diperlukan prosedur yang harus ditaati.

Salah satunya dimana Ryann dibutuhkan untuk istirahat total dan menjaga konsumsi obat-obatan yang dapat mengencerkan darah. Serta, puasa kurang lebih delapan jam sebelum dilakukan biopsi.

Jadi, Ryann akan melakukan biopsi setelah dr. Fandy kembali dari luar kota. Sehingga Ryann dapat beristirahat terlebih dahulu dan menjaga apapun yang menjadi asupannya.

☘️🌹☘️

"Sepertinya toko roti mu setiap hari semakin ramai saja ya. Setiap hari selalu habis ya?" Tanya Argen yang datang untuk kesekian kalinya ke toko roti milik Azel.

"Iya kak. Aku bersyukur banget toko rotinya bisa laku banget. Rencananya aku mau nambah cabang sama nambahin menu aneka jajanan pasar gitu lho, kak."

"Wah, keren juga. Kasih gratis setiap hari ya untukku. Karena aku sebagai tim konsumsi yang selalu memberi makan para pekerja mu."

"Enak saja! Kalau tidak ikhlas lebih baik tidak usah kak." Kesal Azel dengan kakaknya yang perhitungan.

"Lho, aku salah? Jajanan pasar juga pasti dijualnya murah, kan? Jadi, kamu pasti tidak akan rugi juga."

"Mau murah atau mahal juga tetap sama saja namanya uang. Ada banyak karyawan yang harus aku gaji. Kak Argen kan bekerja sebagai direktur gajinya tiga digit. Jangan perhitungan, kak!" Ketus Azel. Yang awalnya baik-baik saja moodnya menjadi buruk gara-gara Argen.

"Aku tidak perhitungan. Tapi, aku menga–"

"Ah, sudah-sudah! Kakak pergi saja. Aku sibuk. Terima kasih kak atas makanannya. Nanti aku transfer." Azel tersenyum paksa sebelum meninggalkan sang kakak di area display.

☘️🌹☘️

Di sisi lain.

Seorang wanita yang mulai meniti karirnya dari awal lagi sebagai pebisnis skincare. Helena setiap hari bolak-balik ke gedung kantor yang beberapa lantai ia sewa untuk kegiatan operasionalnya dan ke pabrik milik Arthajaya.

Meskipun menggunakan pabrik Arthajaya. Helena meminta kepada pihak pabrikan untuk tidak menggabungkan tagihan produksi skincarenya ke perusahaan Arthajaya.

Karena sekarang Helena sudah memiliki usaha sendiri dan kantor sendiri. Jadi, ia tidak ingin ketergantungan dengan Arthajaya Group. Meski untuk pabrik ia masih meminta untuk hak produksi. Tetapi, Helena tetap membayar seluruh biaya produksi tanpa dikurangi apapun.

Sudah seminggu ini ia mengundurkan diri dari kantor pusat Arthajaya dan mulai memutuskan untuk mengembangkan usaha sendiri. Seperti adiknya yang paling terakhir. Namun, berbeda sektor bisnis.

"Bagaimana untuk produk sampelnya?" Tanya Helena pada orang yang bertanggung jawab atas produksi pabriknya.

"Untuk produk sampel sudah aman sesuai prosedur dan kandungan yang sesuai. Satu tahapan lagi bisa diajukan untuk sertifikat izin BPOM, HKI dan Halal." Jelasnya.

"Baik, lanjutkan." Helena kembali berjalan mengontrol kegiatan pabrik di area lainnya.

Setelah selesai. Helena kembali ke kantor untuk mempersiapkan proses pengajuan izin sertifikasi produk dan hal lainnya.

Sampai pada malam harinya. Ia berencana untuk makan malam di rumah utama. Karena sudah hampir dua bulan lamanya. Helena belum kembali ke rumah utama untuk menemui kedua orang tuanya.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang