Setelah melewati perjalanan panjang sampailah Ryann di China. Memang benar ada urusan yang harus diselesaikan. Tetapi, ini hanya tambahan saja. Selagi Ryann memiliki waktu untuk ke China. Ia gunakan untuk kontrol Grup Arthajaya cabang China. Karena urusan pentingnya itu ada di hari esok.
☘️🌹☘️
Ryann baru saja masuk ke dalam ruang khusus. Bukanlah ruang khusus yang digunakan untuk urusan penting dalam hal bisnis. Melainkan Ryann bertemu dengan dokter terpercayanya yang tak lain adalah partner terbaiknya saat Ryann masih menjadi seorang Dokter. Dimana dokter tersebut yang akan memberitahu hasil medical check up dirinya.
Medical Check Up yang dilakukan oleh Ryann secara rutin sekali setiap tahunnya. Namun, untuk Medical Check Up tahun ini ada penemuan baru yang biasanya Ryann secara bersih menerima hasil Check Up dinyatakan sehat atau tidak ditemukan ada penyakit tanpa gejala.
"Setelah sekian lama. Akhirnya, kau datang juga sahabat ku." Dokter Harry berjabat tangan dengan Ryann seraya berpelukan. Karena mereka hanya bertemu setahun sekali setiap Ryann melakukan Medical Check Up saja.
"Apa yang kau temukan sampai aku harus ke China?" Ryann duduk di hadapan Dokter Harry.
"Minumlah dulu, kau baru sampai. Setelah ini akan aku jelaskan."
Ryann menghela nafasnya kesal. Dari dulu sejak menjadi partner di rumah sakit masih tetap saja tidak bisa langsung to the point. Mengulur waktu itulah yang selalu dilakukan Harry.
Namun, Ryann tetap menghargainya. Karena Harry salah satu partner yang berteman secara tulus. Bukan karena harta dan juga kekuasaan yang dimiliki olehnya.
"Sudah minumnya?" Tanya Dokter Harry sengaja dengan candaannya.
"Sudah tua, tidak cocok lagi seperti dulu. Banyak kerutan di wajahmu itu." Ejek Ryann.
"Enak saja, memangnya kau tidak merasa kalau sudah tua? Bahkan, sudah anak empat dan berkepala lima." Ejek Dokter Harry lagi.
"Tidak, istriku merawat kulit ku dengan baik." Ryann membanggakan Anna yang selalu memintanya untuk ikut perawatan kulit wajah di klinik kecantikannya.
"Berarti istrimu itu kau jadikan dokter kulit ya, bukan kau jadikan seorang ratu dirumah?"
"Dia mengajakku perawatan di klinik, bodoh!" Kesal Ryann lama-lama dengan sahabatnya ini.
"Haha…, kau masih sama saja ya seperti dulu. Mengatai orang bodoh padahal sendirinya juga bodoh."
"Sudahlah, aku kemari untuk mengetahui penemuan yang kau temukan dalam tubuhku." Ucap Ryann ingin to the point saja. Sesuai dengan sifatnya yang tidak suka bertele-tele.
"Baiklah. Aku menemukan tanda-tanda Hepatoma dalam tubuhmu." Ungkapnya.
"Lakukanlah MRI atau CT-Scan terlebih dahulu agar lebih pasti."
"Heh! Aku juga tahu. Seharusnya aku yang menyarankan itu kepadamu, sebagai dokter dan kau pasien."
"Terlalu banyak mengoceh, sudah dipastikan pasien akan mati lebih dulu sebelum kau menyarankan pemulihan."
"Enak saja, aku ini dokter terbaik sampai menjadi dokter di China lho." Harry membanggakan dirinya.
"Baiklah. Apa katamu saja." Ryann sudah tidak peduli lagi.
"Ryann…, apa kamu tidak menyesal berhenti menjadi seorang dokter dan melanjutkan menjadi seorang pebisnis yang akan berakhir karena Hepatoma?" Ucap Dokter Harry menjadi prihatin.
"Sudah kubilang pastikan dulu jangan langsung menyimpulkan aku terkena Hepatoma!" Tegas Ryann menjadi kesal.
"Ah iya, baiklah-baiklah. Kau istirahat saja dulu di hotel. Akan aku siapkan untuk CT-Scan nanti malam." Ucapnya serius tidak lagi bercanda.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romantizm"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...