Hari cepat berlalu. Hari ini sudah waktunya Ryann untuk melakukan Biopsi. Anna yang juga mengetahui penyakit suaminya ikut menemani bersama kedua anaknya.
Mereka tidak berangkat bersamaan. Karena khawatir Argen akan tahu. Mereka belum menentukan kapan waktu untuk memberitahu Argen. Karena jadwal yang padat dan juga kegiatan perusahaan yang sedang banyak penawaran baru. Sehingga pekerjaan Argen di bagian marketing akan bertambah.
Setelah melakukan proses pemeriksaan awal di rumah sakit. Dibimbing oleh dr. Fandy, Ryann pun dapat melakukan Biopsi hari ini. Yang lainnya menunggu di ruang tunggu khusus.
Kurang lebih lima belas menit proses Biopsi dilakukan. Setelah itu Anna dipanggil oleh dr. Fandy untuk masuk ke dalam ruangannya. Disana sudah ada Ryann yang telah melakukan serangkaian proses Biopsi.
Mereka bertiga duduk berhadapan untuk menunggu apa yang akan dibicarakan oleh dr. Fandy. Sedangkan, Hansel dan Azel masih menunggu di ruang tunggu khusus.
"Baik, Nyonya. Untuk pemberitahuan lebih lanjut mengenai hasil Biopsi yang telah dilakukan mohon ditunggu antara dua sampai tiga hari lagi. Setelah itu akan saya infokan kepada Tuan Dion." Jelas dokter.
"Baik, dokter. Terima kasih atas bantuannya. Suami saya sudah bisa langsung pulang kan ya?"
"Sudah bisa, nyonya."
"Tuan Ryann, tolong dijaga asupan makanannya dan jaga kesehatan tubuh. Itu saja untuk sementara ini sampai hasil keluar."
"Baik, dokter." Jawab Ryann patuh.
"Baiklah, kami pulang dulu dokter. Terima kasih." Anna pamit dan mereka pun keluar dari ruangan.
Setelah selesai. Anna memberitahukan apa yang diberitahukan oleh dr. Fandy di ruangan tadi kepada anak-anaknya. Mereka kembali pulang ke rumah untuk mengantarkan Anna dan Ryann.
Sedangkan, Hansel dan Azel melanjutkan aktivitas rutin mereka. Hari ini Hansel ada banyak pertemuan yang akan dilakukan. Karena perusahaan yang sedang banyak klien.
☘️🌹☘️
Dengan segala aktivitas yang telah mereka lakukan setiap harinya hingga sore hari. Malamnya tidak mereka tinggalkan untuk makan malam bersama.
Di satu ruang makan semuanya sudah lengkap. Hanya saja wajah Ryann yang terlihat lesu tidak seperti biasanya. Padahal pagi hari tadi masih terlihat biasa-biasa saja dan baik-baik saja.
"Daddy tidak apa-apa?" Tanya Argen yang melihat ayahnya seperti sedang sakit karena nafsu makannya yang berkurang.
Ryann mengangguk lemah. "Makanlah. Daddy tidak apa-apa."
Hansel dan Azel pun terus memperhatikan Ryann yang terlihat enggan untuk makan. Sampai Anna turun tangan untuk menyuapi Ryann.
"Aku ingin istirahat." Ucap Ryann kepada Anna.
"Habiskan dulu ya? Sedikit lagi."
"Kamu saja. Aku sudah cukup kenyang."
"Ya sudah, aku antar kamu dulu." Anna bangkit dari duduknya. Ia mencuci tangannya dan membantu Ryann untuk berdiri. "Kalian lanjut makannya ya. Mommy antar daddy ke kamar dulu." Ucapnya.
"Iya, mom." Jawab Azel dan Argen serempak.
Selesai makan malam. Hansel berkutat dengan segala berkas di meja kerjanya. Namun, baru kali ini Hansel tidak dapat fokus dengan pekerjaannya. Karena pemikirannya yang terus terfokus dengan penyakit sang ayah.
Hansel mencoba mengirim pesan kepada dr. Fandy bertanya mengenai perkembangan hasil Biopsi sang ayah. Tetapi, hasilnya nihil. Mau tidak mau harus menunggu sesuai dengan rentang waktu yang diberikan.
Selama itu juga ia harus menyiapkan diri untuk menerima kenyataan hasil sebenar-benarnya akan penyakit kanker hati ayahnya sendiri.
Bersambung.
Hai,hai! 👋
Terima kasih yang sudah baca karya ku💛
Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜
Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍
See u on the next episode 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Heirs of Arthajaya
Romance"Kak Hansel saja yang jadi pewaris Arthajaya. Kakak pilihan tepat dari segala faktor." - Argen Arsetya Arthajaya "Kak Hansel jadi pewaris tunggal saja. Aku skip, kapan-kapan saja lagi mau jadi tukang roti." - Arazella Ansalma Arthajaya "Sorry, tidak...