☘️Bab 59 - Bertemu Dengannya

1.8K 92 1
                                    

Setelah orang rumah sudah datang. Anna tinggal di mobil. Sedangkan, Ryann dan Hansel masuk ke dalam bersama dua pekerja rumahnya. Mereka semua masuk ke dalam.

Saat masuk ke dalam. Banyak orang yang sedang bermain kartu, botol minuman dengan kemasan kaca yang kemungkinan kandungannya tidak baik untuk tubuh.

Ada banyak bungkusan makanan ditambah lagi dalamnya yang terkesan kotor dan jorok. Hanya luarnya saja yang terlihat bagus dan bersih.

"Ada yang bernama Pak Azis disini?" Tanya Hansel kemudian. Ia tidak ingin jalan lebih dalam masuk ke rumah itu lagi.

"Pak Azis? Si Azis tuh coba panggil si Azis, ada orkay datang…" Ucap salah satu orang di dalam sana menyuruh temannya. "Kalian mau tagih hutang atau mau kasih duit ke si Azis?" Tanyanya dengan tampangnya seperti orang mabuk.

"Bukan urusan anda." Jawab Hansel dengan berani.

"Wah, haha! Bukan urusan kita katanya cuy! Halah! Miskin jangan ke sini. Baju doang bagus, dompet kering, cuih!" Orang itu meludah tepat di hadapan Hansel dan yang lainnya.

Hansel rasanya geram melihat orang itu. Ingin sekali menghajar dan membunuh orang itu sekarang juga. Namun, bukan itu tujuannya ke sini. Yang ada tangannya yang bersih itu kotor kena darah orang yang tidak berguna.

"Siapa yang cari-cari saya?!" Teriak seorang pria paruh baya dengan tampilannya yang berantakan dan sepertinya sedang mabuk.

Hansel menjadi malas melihatnya. Tapi, mau bagaimana lagi dia orang tua dari calon istrinya. Itu salah satu syarat yang diutarakan oleh Selina ketika masih di rumah sakit.

Flashback

~Di rumah sakit~

Hansel yang sedang duduk memperhatikan Selina yang masih terbaring lemah di atas brankar rumah sakit menatapnya lekat penuh keseriusan.

"Selina Widya Chandra —"

"Iya, tuan?"

Hansel menatap wanita di hadapannya lekat. Selina juga menatap Hansel dengan tatapan yang membingungkan. Karena tatapan Hansel yang begitu serius.

"Menikahlah dengan saya."

"Tuan bercanda?" Selina menatapnya tak percaya.

"Apa saya pernah bercanda?" Balasnya.

"Ta-tapi kenapa saya?"

"Memangnya kenapa?"

Selina tidak habis pikir dengan Hansel yang selalu membalas pertanyaannya kembali dengan pertanyaan. Bukan itu yang ia mau, tetapi jawaban.

"Kenapa tiba-tiba tuan ingin menikah dengan saya?"

"Saya memilih kamu."

"Kenapa memilih saya? Saya anak dari ayah yang suka mabuk-mabukan dan suka judi. Mana cocok sama tuan yang anak dari ayah punya perusahaan." Selina merendahkan dirinya dan tidak mungkin merasa dirinya pantas.

"Saya menikahi anaknya bukan ayahnya."

"Tapi, saya tidak berasal dari keluarga yang baik-baik."

"Lagipula, yang mabuk-mabukan dan berjudi bukan kamu. Itu ayahmu."

"Tidak tuan, jangan saya. Saya tidak pantas untuk tuan."

"Kamu tidak ingin bertemu dengan ibumu?"

Selina menatap Hansel dengan wajah sendu. Seketika Selina menjadi teringat dengan mendiang ibunya. Sang ibu yang selalu menyayanginya dan menyemangatinya saat sekolah. Hingga akhirnya sang ibu meninggalkannya untuk selamanya-lamanya dengan sang ayah yang sama sekali tidak bisa ia anggap perannya sebagai ayah untuknya.

"Maaf tuan, ibu saya sudah meninggal." Ucap Selina berusaha tegar.

"Kata siapa? Ada bukti? Ibumu masih hidup." Ucap Hansel yang tidak dipercaya oleh Selina.

"Tidak, saya melihat deng—"

"Melihat apa? Kamu pernah datang ke makam ibumu?" Tanya Hansel lagi yang membuat Selina terdiam.

Selina juga sebenarnya penasaran dimana letak pusara sang ibu. Tetapi, ayahnya tidak memberitahunya. Setiap Selina bertanya pasti ayahnya langsung emosi dan pergi begitu saja dari rumah.

Melihat Selina yang tidak menjawab. Hansel mendekat dan menatapnya lagi.

"Menikahlah dengan saya, dengan begitu saya akan membawa kamu untuk bertemu dengan ibumu." Ucap Hansel memberi penawaran yang tentunya tidak bisa ditolak oleh Selina.

"Tuan tidak berbohong?" Mata Selina berbinar dan penuh harap.

"Hm."

"Tapi, tuan boleh saya minta tolong?"

"Katakan."

"Tolong temui ayah saya dan mintalah izin padanya. Walaupun ayah saya bukan orang baik, tolong mintakan izin padanya bahwa saya akan menikah dengan anda, tuan." Jelas Selina mengutarakan permintaan tolongnya.

"Baiklah, saya akan menemui ayahmu."

"Terima kasih, tuan."

Selina tidak menyangka ternyata Hansel bisa sebaik itu padanya. Hansel ia kira hanya seorang orang kaya yang sombong dan hanya memikirkan keuntungannya semata. Ternyata tidak seperti itu.

Bersambung.

Hai,hai! 👋

Terima kasih yang sudah baca karya ku💛

Semoga kalian terhibur dan tetap bahagia yaa💜

Jaga kesehatan dan terus semangat oke!💞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 👍

See u on the next episode 👋

The Four Heirs of ArthajayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang