[Fantasy, Adventure, Minor Romance (13+), & Mystery || ON GOING-EVERY SABTU]
# Buat kalian yg udh baca sampai chapter 18 keatas, Kalian hebat! #
•• Blurb ••
Semua bermula dari pertemuanku dengannya di hari itu, kala hujan mengguyur seluruh dataran k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NÈW ÀCTÌVÌTÌËS
~Selamat Membaca~ 🧚♀
Setelah pengumuman selesai, para murid bergegas untuk sarapan bersama. Kali ini, mereka telah duduk bersama tim mereka masing-masing.
"Kalian di tim ini juga?" tanya Amber sekaligus menyapa Kael dan Axel yang baru saja bergabung sambil membawa sarapan mereka.
"Iya. Friska ada di tim apa?" tanya Kael balik, sengaja berbasa-basi sambil duduk di sebelah kanan Amber, sementara Axel memilih duduk di sebelah kiri Yin sambil tersenyum, menyapa gadis itu.
"Friska masuk Tim Delta dengan Lami." Jawab Amber sambil mengigit Fifusy miliknya.
"Wah, beruntung sekali...padahal aku juga ingin masuk tim itu," timpal Kael sambil memakan Fifusy miliknya.
Amber menoleh cepat, "serius?? Aku jughwa ingin mwasuk tim itu. Ah, sawyang sekhali...pawdahal awku ingin mewlihat phroses pherbwaikan phortalwnya."
"Belepotan. Telan dulu baru bicara." Ucap Kael, tersenyum geli dan berinsiatif membersihkan remahan Fifusy di sudut bibir Amber.
Merasa malu karena makan belepotan, dengan mukanya yang memerah--Amber buru-buru membersihkan bibirnya sendiri.
"Sini, biar aku saja. Kau membuatnya semakin berantakan." Sela Kael dan menahan tangan Amber, lalu kembali membantu membersihkan remahan roti di dekat bibirnya.
Amber diam.
Tidak berkutik sedikitpun.
Dia cuma bisa memperhatikan Kael yang sedang berfokus membersihkan remahan Fifusy.
Detik ini Amber benar-benar merasa seperti bayi besar yang sedang dirawat ayahnya. Ah, betapa memalukannya momen ini. Ditambah jarak wajah mereka berdua jadi sangat dekat.
"Kau diet?" tanya Axel pada Yin setelah melihat piring sarapannya hanya berisikan dua potong Fifusy, padahal normalnya semua murid mendapatkan sampai lima potong Fifusy.
"Tidak." Jawab Yin singkat.
"Kalau bukan diet kenapa Fifusynya sedikit sekali?" tanya Axel lagi, raut wajahnya mulai memancarkan kekhawatiran.
"Entahlah, aku tidak selera makan hari ini." Jawab Yin lagi sambil menatap Axel dengan sorot mata lesu, seperti sangat kelelahan.
"Kau masih sakit ya?" tanya Axel lagi, tapi kali ini sambil menempelkan punggung telapak tangannya ke dahi Yin. Mencoba memastikan suhu badan gadis itu panas atau tidak.
Yin tidak melawan. Dia membiarkan Axel memeriksa suhu tubuhnya.
"Ini aneh. Kau tidak panas. Tapi, kenapa wajahmu lesu begitu??" Axel menjauhkan tangannya dari dahi Yin.